"Bosan~"
"Sst diam!"
Hah..
Naruto menghela nafasnya, sungguh saat ini dirinya merasa bosan sekali, entah sudah berapa lama dia dan Sakura menunggu kedatangan Gengo dari balik menara salah satu rumah di pedesaan.
"Sakura-chan, kenapa kau serius sekali sih?"
Berbeda dengan Naruto yang terlihat terus saja menggerutu, kali ini Sakura terlihat sangat serius memperhatikan jalanan desa yang berada di bawah mereka, tidak melepaskan pandangannya untuk sekilas melihat Naruto yang baru saja bertanya.
"Hei Sakura-chan, Kau dengar aku tidak?" Ucap Naruto sedikit kesal karena merasa diacuhkan.
"Sst jangan berisik! kalau ketahuan gimana?"
Sakura mendelik tajam ke arah Naruto, kesal kepada si pemuda yang terus saja dari tadi menggerutu tidak jelas, sementara Naruto hanya bisa berdecak lalu mulai menyamakan pandangannya sama seperti Sakura yang kembali melihat ke arah jalanan desa.
Sebuah seringai muncul di wajah Naruto, mendapatkan sebuah ide setelah melihat sosok yang ditunggu oleh mereka berdua sekarang tengah berjalan bersama bawahannya.
"Huh menyebalkan!" Naruto mulai melancarkan idenya, dan ide dibalik gerutuannya itu sukses membuat Sakura mendelik tajam ke arahnya.
"Siapa yang menyebalkan?!" kali ini Sakura sudah sangat kesal, dan lagi apa maksud Naruto dengan kata 'menyebalkan.'
"Kau menyebalkan!" Naruto memanyunkan bibirnya, membuat Sakura semakin kesal melihat tingkah Naruto yang kekanakan.
"Apa?! bukannya kau yang menyebalkan hah? dari tadi terus saja menggerutu!" Sakura setengah berteriak, membuat beberapa sosok yang berada di jalanan desa melihat ke arah tempat Naruto dan Sakura berada, menyadari suara Sakura yang sedikit terdengar dari arah menara.
Naruto yang melihatnya lantas tersenyum dan segera menutup mulut Sakura, membawa gadis itu bersembunyi di balik tembok menara.
"Sst jangan berisik, kalau ketahuan gimana?" Bisik Naruto di telinga Sakura, menampakan kembali seringai yang ditunjukkan untuk gadis yang saat ini sedang dipeluknya.
Blush.
Wajah Sakura merah padam, mendegar bisikan Naruto membuatnya malu seketika, apalagi melihat Naruto sekarang menyeringai kepadanya, dan Sakura menyadari Naruto baru saja membalikkan perkataannya barusan.
Naruto beberapa kali mengintip ke arah jendela menara sebelum akhirnya melepaskan tangannya dari mulut Sakura.
Merasa sudah sedikit bebas, Sakura juga mulai mengintip ke arah luar menara, memastikan sosok Gengo dan bawahannya tidak menyadari keberadaan dirinya dan Naruto.
Fyuhh..
Sakura menghela nafas lega setelah merasa Gengo bergerak menjauh dari menara, dan bersamaan dengan itu kembali mendelik tajam ke arah sosok di sampingnya yang sedang tersenyum aneh, senyum mengejek lebih tepatnya.
Duak.
Sebuah pukulan mendarat di kepala Naruto, membuat si empunya meringis kesakitan.
"Naruto! Apa maksudmu tadi?!"
Sakura kesal sekali, melihat candaan Naruto tadi bisa berakibat sangat fatal bagi misi mereka.
"Apa maksudmu?" Naruto menaikkan alis kirinya, pura pura tidak paham dengan maksud perkataan Sakura.
"Kau! untuk apa itu tadi?! kita bisa ketahuan tau! berhentilah bercanda Naruto!"
Cukup Sakura sangat kesal, apalagi melihat Naruto yang pura-pura tidak tahu, ingin rasanya sekali lagi memukul kepala Naruto agar ingatan si pemuda muncul lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Naruto Story : Love, Decision, and Hatred
FanfictionPerang sudah berakhir, dunia memulai fase perdamaiannya, Uzumaki Naruto seorang shinobi dengan segudang prestasi dan pencapaian terus melangkah maju, menuju cita-citanya. Lalu bagaimana dengan kisah hidupnya yang lain? cinta? apa Naruto sudah merasa...