Chapter 39 : Love

3K 130 22
                                    

"Aw! Kau terlihat sangat cantik Sakura!"

"Benarkah?"

Sakura memutar-mutar tubuhnya, meneliti dari bawah hingga atas pantulan bayangan di dalam cermin, terkagum-kagum dengan Kimono yang tersemat di tubuhnya.

"Ya! Ibu jadi semakin tidak sabar menunggu besok!" Seru Mebuki, mengangguk sambil tersenyum manis.

"Ah, Sakura kecilku akan menikah, aku jadi tidak rela!" Rengek Mebuki, dengan cepat memeluk Sakura dsri belakang, membuat Sakura sedikit terkejut.

"Nanti pasti kamu sibuk, rumah bakal terasa sepi deh." Gerutu Mebuki, semakin mengeratkan pelukannya.

"Kaa-san bicara apa sih, aku pasti akan sering berkunjung kok!" Seru Sakura, terkekeh melihat kelakuan manja ibunya.

"Benarkah?" Tanya Mebuki, menatap lekat-lekat ke arah Sakura dengan mata yang berkaca-kaca.

"Tentu saja Kaa-san!" Ujar Sakura, tersenyum manis.

"Janji ya, kau tahu kan bagaimana kelakuan ayahmu itu, Kaa-San bakal kerepotan menanggapi jokes bodohnya itu sendirian." Ujar Mebuki, mulai melepaskan pelukannya.

"Ya akhir-akhir ini ayah jadi mempengaruhi Naruto, sepertinya Naruto menyukai jokes ayah." Gerutu Sakura, menunduk suram mengingat jokes ayahnya.

"Haha, dasar sepertinya mereka tidak boleh dekat-dekat terus, kita harus menjauhkan mereka Sakura!" Tegas Mebuki, menepuk kedua pundak Sakura, menatapnya dengan raut wajah serius.

"Kau benar Kaa-San, kita tidak boleh membiarkan masalah ini, aku tidak mau Naruto berubah menjadi seperti ayah dalam hal jokesnya!" Seru Sakura, sangat bersemangat.

Setelahnya, pasangan ibu dan anak itu akhirnya tertawa keras, menertawai rencana konyol mereka, bagaimana pun itu hanyalah candaan belaka, sekedar mencairkan suasana.

"Nah sekarang aku ingin bertanya, bagaimana cerita kalian hingga akhirnya berujung dengan pertunangan? Sepertinya romantis sekali, Kaa-San jadi pengen dengar langsung darimu!" Tanya Mebuki, tersenyum lembut di akhir.

Sakura terkesiap, semburat merah kecil mulai menghiasi kedua pipinya, sedikit memalingkan muka sambil menggaruk pelipisnya, mulai gugup.

"Ituu.. ceritanya agak panjang, Kaa-San yakin ingin dengar?" Tanya Sakura pelan, masih menggaruk pelipisnya.

"Cerita kalian waktu itu terlalu cepat!" Dengus Mebuki sebal, segera bergerak ke arah bangku di ujung ruangan, meninggalkan Sakura yang mulai mengerenyit bingung.

"Mari duduk, kau bisa cerita lebih detail sekarang." Ujar Mebuki, terduduk di atas bangku sambil menepuk sebelah sisi yang kosong, meminta Sakura menghampirinya.

Sakura yang melihatnya hanya bisa tersenyum kecil, segera menghampiri ibunya yang sudah terduduk manis dan memasang kedua telinga untuk mendengarkan semua cerita dari Sakura.

-------------------

"Hmm, tidak buruk anak muda!"

"Heh, begitukah?"

Kizashi mengangguk mantap, menatap Naruto yang tengah berdiri di depan cermin, terus tersenyum sambil menyenderkan punggungnya di depan pintu ruangan.

"Apa Kimono pernikahan itu harus berwarna hitam ya?" Tanya Naruto, memutar bola matanya, meneliti seluruh bagian Kimono yang dikenakannya.

"Tentu saja, ini kan acara pernikahan, kau harus mengenakan Kimono yang paling formal!" Sahut Kizashi, mulai menghampiri Naruto yang masih terus sibuk memperhatikan penampilannya saat ini.

Naruto Story : Love, Decision, and HatredTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang