Chapter 38 : Doing The Right Thing

1.9K 109 20
                                    

Tring..

Tring...

Tep..

"Hoam!"

Kedua mata emerald perlahan terbuka, menggerling beberapa saat, mendapati keadaan kamar yang begitu gelap dengan seberkas cahaya yang nampak menembus sela-sela jendela yang terbuka.

"Ah! Sehari lagi!" Pekik Sakura, dengan cepat beranjak dari tempat tidur, menghampiri pintu kamarnya.

"Eh, ayah?" Pekik Sakura kaget, mendapati Kizashi yang sudah berdiri tepat di depan pintu kamarnya sesaat setelah Sakura membuka pintu.

"Ah, kukira kau belum bangun!" Kizashi sedikit terkejut, namun akhirnya hanya bisa terkekeh.

"Biasanya kan kau bangun selalu siang!" Tambah Kizashi, tertawa keras sekarang.

"Apa sih ayah!" Sakura mendengus sebal, semburat merah kecil menghiasi kedua pipinya.

"Ayah kan hanya bercanda." Gurau Kizashi, nada bicaranya masih disertai dengan tawa kecil.

"Ayah menyebalkan ah!" Pekik Sakura, dengan segera menutup pintu kamarnya, bergerak melewati Kizashi ke arah tangga yang berada tak jauh di depannya.

Sementara Kizashi akhirnya tertawa keras kembali, mulai mengikuti pergerakan Sakura dari belakang.

"Selamat pagi Sakura" Sapa Mebuki dari balik meja dapur, mendapati Sakura yang baru saja turun dari tangga.

"Selamat pagi Kaa-San." Sapa Sakura riang, dengan segera menghampiri Mebuki yang berdiri di belakang meja dapur.

"Sini Kaa-San, biar kubantu!" Sahut Sakura, menghampiri wastafel, mendapati Mebuki yang tengah menyiapkan sarapan pagi.

Setelah mencuci tangan, Sakura segera menghampiri Mebuki yang masih sibuk dengan kegiatannya.

"Eh kok sudah jadi?" Tanya Sakura, terkejut mendapati makanan yang sudah siap.

"Kaa-San juga bisa sendiri Sakura, kamu ga seharusnya membantu Kaa-San tiap pagi menyiapkan sarapan." Mebuki terkekeh pelan, membuat Sakura menggembungkan kedua pipinya.

"Tapi kan-"

"Sudah-sudah, kalau begitu bantu aku menaruh piring-piring ini di atas meja." Sela Mebuki, masih menampakkan sebuah senyuman sambil bergerak membawa beberapa piring ke arah meja makan.

"Hai!" Sakura berseru semangat, dengan cepat membawa beberapa piring yang masih terletak di atas meja dapur ke arah meja makan.

"Ara-ara, kau terlihat semangat sekali hari ini." Sahut Mebuki, memandangi Sakura yang sedang terduduk di hadapannya.

"Benarkan Kizashi?" Tambah Mebuki, menoleh ke arah Kizashi yang sedang membaca Koran sambil terduduk di atas kursinya.

Kizashi melipat korannya, mulai meletakkan koran di atas meja sambil memasang sebuah senyuman, mengangguk singkat sebagai jawaban.

"Tidak sabar dengan hari besok kah?" Tanya Kizashi, menatap Sakura sambil mengukir sebuah senyum aneh.

"Tidak-tidak!" Sanggah Sakura cepat, sambil mengibaskan tangan di depan dada, wajahnya semerah tomat sekarang.

Kizashi dan Mebuki yang melihat sikap Sakura yang seperti itu akhirnya tertawa keras, membuat Sakura semakin malu, mulai menundukkan kepala.

"Hmm, lihat Kizashi, waktu berlalu begitu cepat ya, Sakura kecil kita akan segera menikah besok." Ujar Mebuki, mulai mengukir sebuah senyum lembut.

"Hmm, aku juga tidak menyangka, aku akan segera menjadi kakek!" Seru Kizashi, tertawa keras kembali.

"Ayah!" Pekik Sakura, wajahnya semakin memerah setelah mendengar perkataan Kizashi tadi.

Naruto Story : Love, Decision, and HatredTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang