Prolog

117 16 9
                                    

Sejak kecil Fatia tidak tinggal dengan orang tuanya. Bukan karena meninggal, orang tuanya masih hidup dan sehat-sehat saja. Tapi karena kesibukan masing-masing lah  yang mengharuskan Fatia diasuh oleh Oma Rahma, Ibu dari Bunda Fatia.

Fatia tumbuh menjadi gadis kecil yang periang dan penurut terutama pada Oma Rahma yang telah membesarkannya. Namun saat usinya beranjak dewasa, Bunda dan Ayah menjemputnya untuk tinggal bersama di Ibu Kota Jawa Timur, Surabaya.

Berpisah dengan Oma, sama sekali tidak pernah terlintas dipikiran Fatia. Namun, Fatia juga ingin merasakan kasih sayang kedua orang tuanya yang membuatnya mau tidak mau harus tetap ikut ke Surabaya.

Sebelum pergi Fatia berpamitan pada Oma dan berjanji kelak akan menjadi wanita dewasa yang tidak akan mengecewakan Oma Rahma.

Walaupun akan tinggal di Ibu Kota tidak akan mengikis rasa cinta dan patuhnya pada sang Oma.

"Saat besar nanti Fatia janji akan mengunjungi Oma. Apapun yang Oma suruh akan Fatia lakukan. Asal Oma janji ya? Jangan sedih,"

"Oma tidak sedih nak, tapi Oma pasti rindu. Karena rumah ini tidak akan seramai sebelumnya. Jaga diri di sana, jangan tinggalkan solat. Doa Oma selalu membersamai mu nak."

Di detik berikutnya Oma menarik Fatia ke dalam pelukannya, mendekap hangat cucu bungsunya yang mulai besok sudah tidak lagi tinggal bersama.

💚💚💚

Jika suka tambahkan ke perpustakaan yaa..

Jangan lupa singgah kan komen untuk kritik dan sarannya, karena pendapat dari kalian adalah pembelajaran buat author😊

Support author dengan klik ⭐ ya ditunggu jejak jarinya...

-Salam Literasi Pembaca Budiman-

Omwille Van Oma (Demi Oma)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang