Chapter 37. | Carl.

3.7K 429 54
                                    















Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.









Sarapan pagi ini diapartment sederhana zea hanya ada keheningan, carl hanya mampu menahan hasratnya untuk menanyakan semua yang mengganggu pikirannya.




Zea nampak tenang menyiapkan sarapan dan bekal untuk carl sekolah.




"...mami" mulut mungil carl tidak dapat menahan lagi.




Zea mengangkat wajahnya dengan perlahan "ya?"




"hm... Nanti parents day di school nya i, you dateng kan?"





Bibir pucatnya mengukir senyum tipis "pasti, pasti mami dateng. Ga mungkin mami ga dateng untuk carl"




Carl membalas senyum tipis zea "thank you mami"




"with pleasure, babie" tangan zea mengusak gemas puncak kepala anaknya.




Diletakkannya semua piring kotor di washtafel lalu zea mencucinya. Carl enggan menghabiskan sarapannya ketika potongan potongan kejadian semalam tiba tiba saja terputar dikepalanya.





Menyaksikan bagaimana terpukulnya zea setelah menutup pintu, menangis berjam jam sambil memanggil manggil nama yang selalu membuatnya menangis.






Bahkan carl dapat merasakan bagaimana sakitnya zea saat kedua tangan wanita itu memukul dadanya sendiri untuk menghilangkah rasa sesaknya, menjambak rambutnya kuat untuk menghilangkan rasa sakit yang menggerogoti perasaannya selama ini.



Carl benci melihat zea menangis.


Carl benci melihat zea menangisi hal yang sama bertahun tahun lamanya.




Carl benci melihat zea berpura pura baik baik saja bertahun tahun belakangan ini.





Tapi pagi ini zea bersikap seolah tidak terjadi apa apa semalam, wajahnya terlihat baik baik saja walaupun terlihat pucat pasih.






Mata carl menatap punggung zea yang semalam begitu bergetar hebat saat menangis, namun pagi ini punggung itu dapat berdiri tegap dihadapannya.






"...mami"






"yes honey?" sahut zea sambil menolehkan kepalanya sekilas.






"kenapa i ga boleh benci orang yang udah jahat sama i?"





Tangan zea yang sedang menyabuni piring piring kotor mendadak berhenti bekerja, kepalanya enggan menoleh kebelakang.





"kenapa mami?" tanya carl sekali lagi.






Zea menunduk, walaupun hanya menatap punggung zea yang diketahuinya sebagai tempat paling rapuh untuk bersandar carl dapat melihat kesedihan diwajah cantik mamanya "why mami? Tell me..."





Zea mengedip ngedipkan matanya untuk mengusir cairan bening yang dapat menetes kapan saja "k-karna memang ga bisa, sebesar apapun kesalahan seseorang kamu harus bisa memaafkan"






"but why mami? why you choose not to hate someone when you can?"




Skak




Zea terdiam karna anaknya.






"tell me mami, why you ga mau benci orang yang udan jahat sama you?"







"b-because no matter what happens I still can't" lirih zea. Masih enggan menatap anaknya.






"but why mami? I don't understand, why did you choose to forgive the person who was the reason you cried so many times"







"someone who has destroyed yourself so deeply"






"someone who has made you like this, someone who has made us like this! Why mami why?!" mata gadis kecil itu mulai berair.





Zea menghapus air matanya menggunakan punggung tangannya.







"stop mami.... stop being okay when you're not okay"







"i'm okay carl, don't worry" sahut zea dengan suara bergetar.








Krieet









Carl berdiri dari kursi makan dengan gerakan kasar, deritan kursi yang kencang membuat zea tau kalau anaknya itu tengah marah.







"you still love him, don't you?" carl bertanya santai namun menyatakan ketidak sukaannya.







Deg









Zea meneguk salivanya susah payah, pertanyaan carl barusan membuatnya tertohok begitu dalam.








Tangan kecil carl menghapus air matanya kasar "mami i'm not trying to be rude, i love you. I really do! But...."






Carl menghela nafasnya, mengusir rasa sesak didadanya " .... Could you please stop?"








Zea merasa kalau jiwanya keluar dari raganya.  Pikirannya kosong, sel sel disekujur tubuhnya seolah berhenti bekerja dan tulangnya terasa luruh. Tangannya sampai harus bertumpu pada washtafel karna lutut zea terasa lemas.






Bagaimana bisa anaknya mengatakan ini?







"he doesn't love you, he doesn't want you, he can't take care of your heart well!"






"please mami stop, stop hurting yourself, stop loving him. Stop mami stop!!" carl menutup kedua telinganya saat mengatakan ini, seolah tidak mau mendengar apapun lagi.





"I'm begging you.... Please"  kedua tangan carl menyatu didepan dadanya, gadis kecil ini memohon agar zea berhenti.








Carl menghapus air matanya yang tidak bisa berhenti keluar "..forget him and your past--







--let's live happily together"






"only me.... And you"






















































 And you"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Gue sedih sendiri anjir

DOWAGER! 정재현 (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang