31. Tikungan Tajam

5.1K 727 219
                                    

"LISAAAAAAA!!!!" teriak pak Alwan kencang, sampai terdengar keseluruh penjuru sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"LISAAAAAAA!!!!" teriak pak Alwan kencang, sampai terdengar keseluruh penjuru sekolah.

Anak-anak yang lain hanya dapat menutup telinga mereka karena teriakan pak Alwan yang dapat memecahkan gendang telinga.

Lisa berlari menghampiri pak Alwan yang sedang bersidekap tangan sambil menatapnya garang.

"Kenapa sih pak buset? Pake teriak-teriak segala, nama saya udah terkenal jadi makin terkenal nih!" kata Lisa.

"Wey sopan dikit sama guru lo, botak-botak cungkring gini juga dia yang ngajarin kita supaya hidup sehat!" sahut Ten dari pinggir lapangan.

Perkataan Ten sontak membuat kelas 12 IPS 4 yang sedang ada di lapangan outdoor tertawa. Pak Alwan memijat dahinya pelan.

"STOP!" teriak pak Alwan lagi, namun tidak ada satupun murid yang mendengarkan, mereka masih saja menertawakan pak Alwan yang kini wajahnya sudah memerah karena menahan amarah.

Vino geleng-geleng kepala. "DIEM WOY!" teriak Vino dengan suara baritonnya yang terdengar menyeramkan. Dan seketika tawa dari anak-anak kelasnya berhenti.

Pak Alwan menatap Vino tak percaya. Disini ia seperti tak ada harga dirinya karena tak didengarkan. Bahkan anak-anak muridnya lebih menurut pada perintah Vino daripada dirinya.

Tatapan pak Alwan kembali pada Lisa yang sedang berdiri di depannya sambil meniup-niup kukunya.

"LALISA"

"Mmm"

"Kenapa kamu rusakin ring basketnya? Kan teman-teman kamu jadi gak bisa berlatih lagi!" kata pak Alwan.

"Yaelah pak, saya gak ngerusakin ring. Itu saya cuma mau masukin bola basket ke ring, tapi karena gak masuk-masuk. Biar gampang saya robohin aja tiang ring basketnya dengan bantuan teman-teman tercintahhh. Dan akhirnya saya bisa dengan gampang masukin bolanya ke dalam ring, dan dapet point hehe." jelas Lisa santai. Ia mengacungkan jempolnya pada sekumpulan anak cowok teman sekelasnya yang tadi membantunya untuk merobohkan tiang ring basket. Sekumpulan cowok-cowok itu tersenyum girang saat Lisa menotice keberadaan mereka.

"Gak apa-apa Lis, ide lo bagus juga buat di praktekin" sahut Jeka.

"Ogeb banget gue punya temen, heran," guman Jisoo.

"Gue acungi jempol buat pemikiran lo yang gak berotak," tawa Jeff.

Rose menatap Jeff sambil menggeleng pelan. Jeff yang ditatap seperti itu langsung menangkupkan kedua telapak tangannya di depan wajah. "Ampun sayang, hehe" cengir Jeff.

"Gak usah modus Jepri, pake sayang-sayangan segala. Babe, gak usah didenger kata-kata si Jepri tadi" kata Jeka.

Rose mengerutkan keningnya, sejak kapan Jeka berani memanggilkan seperti itu? Terlebih lagi di depan banyak orang.

Keeping Up With The TeensTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang