39. Misunderstanding

3.9K 664 106
                                    

"Lo pake kaos gue yang ini aja ya," kata Davin sambil menyerahkan kaos biru polosnya pada Riri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lo pake kaos gue yang ini aja ya," kata Davin sambil menyerahkan kaos biru polosnya pada Riri.

Riri mengambil kaos tersebut dari tangan Davin, lalu berucap terimakasih.

"Lo bisa pake kamar mandi di kamar ini, itu pintu kamar mandinya yang di pojok sana."

Riri mengangguk seraya tersenyum. "Makasih kak Davin, maaf banget jadi ngerepotin."

"Dari tadi bilang makasih terus, sampe bosen gue dengernya. Dan lagi, harusnya gue yang minta maaf karena baju lo jadi kotor karena teman gue."

"Oh, hahaha... Gak apa-apa kok, kak Jisoo juga tadi udah bilang maaf dan dia gak sengaja," balas Riri.

Davin hanya mengangguk seraya melihat ke bawah lantai kamarnya yang sangat berantakan. Banyak bekas makanan dan botol minuman berserakan. Ini akibat ulah Vino tadi siang, membuang bungkus makan dan minuman sembarangan, bukannya di buang ke tong sampah. Bahkan apa ini? Ada botol bir tergeletak di lantai? Astaga!

Davin menatap Riri tak enak hati. "Sorry ya, berantakan" kata Davin.

"Gak apa-apa kak, maklum kamar cowok hehe" kekeh Riri.

"Kalau gitu gue keluar dulu ya, lo ganti baju aja."

Riri mengangguk, setelah itu Davin melangkahkan kakinya hendak keluar dari kamar.

Riri berteriak girang dalam hati. Ia terus memperhatikan punggung Davin yang semakin lama semakin menjauh dari pandangannya.

Gubrak!

"Ri!" panggil Davin yang reflek berbalik ke arah Riri berada karena mendengar suara orang jatuh yang sangat keras.

Davin menghampiri Riri yang tengah meringis kesakitan, ternyata cewek itu tak sengaja menginjak botol bir hingga tergelincir.

"Bisa bangun gak?" tanya Davin.

Riri menggeleng, awalnya ia kesal karena orang bodoh yang menaruh botol bir disini. Namun saat melihat Davin yang khawatir dan perhatian, membuat mood nya meroket tinggi hingga memunculkan sebuah ide yang dapat menguntungkan dirinya nanti.

"Kak, bisa gendong aku gak? Sumpah kaki ku rasanya lemes banget dan sakit."

Davin nampak terdiam sebentar, merasa ragu untuk mengiyakan. Namun rasa kemanusiaannya lebih mendominasi, hingga ia akhirnya menganggukkan kepala.

Davin menggendong Riri dan membaringkan cewek itu ke tempat tidur.

Riri terus merutuk dalam hati saat melihat ketampanan Davin dari jarak sedekat ini. Hatinya bergemuruh, ada sesuatu yang selama ini selalu ia tahan tiba-tiba muncul.

"Bentar, gue panggilin anak cewek dulu buat ngobatin lo." kata Davin yang hendak beranjak pergi.

"KAK!" panggil Riri.

Keeping Up With The TeensTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang