Sasuke mulai mencari kebenaran Hinata, istrinya. Distrik pertama yang ia telusuri adalah distrik hyogun,, distrik itu cukup besar dan di huni oleh cukup banyak orang.Pria menanyakannya pada petugas keamanan distrik,mencari data warga yang bernama Hinata.Banyak nama Hinata tertera tapi tak ada satupun yang benar, Hinata sulit di temukan. Seharian penuh Sasuke mencarinya di distrik hyogun ini,tapi belum membuahkan hasil. Sasuke mengusak rambutnya frustasi, hanya Hinata yang bisa membuatnya kacau begini
"Sasuke-kun, makanlah dulu. Kau belum makan dari kemarin,kau bisa sakit nanti" ujar Mikoto cemas,wanita itu merasa miris melihat keadaan putranya yang kacau sejak kepergian istrinya.
"Nanti saja Bu,aku sedang memeriksa data warga" Mikoto menghela nafas pelan,sudah berapa kali ia membujuk anaknya untuk makan tapi selalu itu yang di ucapkan.
"Sasuke-kun jika kau tidak makan,kau akan sakit,dan jika kau sakit. Kamu tidak bisa menemukan Hinata nak,jadi makanlah" Sasuke berdecak kesal saat ibunya merebut paksa laptop miliknya, tempat yang tadinya di pakai menaruh laptop kini terganti dengan nampan berisi makanan dan minuman. Sasuke menghela nafas pasrah, ibunya memang tidak bisa dibantah.
"Baiklah Bu tapi kembalikan dulu laptopku"
"Habiskan dulu makananmu,dan ibu akan mengembalikannya jika kau sudah selesai makan" ucap Mikoto cuek, kemudian pergi berlalu membawa laptop kerja anaknya.
Dengan perasaan dongkol Sasuke menyuapkan makanan ke dalam mulutnya dengan enggan, bagaimana ia bisa makan jika orang yang ia cintai belum di temukan?
" Kenapa Hinata sulit sekali di cari? Handphone nya juga sulit dihubungi, tch... Sial kau benar-benar ingin pergi dariku ya Hime?" Sasuke menunduk, makanannya masih tersisa setengahnya tapi ia sudah tak punya nafsu makan lagi.
Pria itu terlalu sibuk memikirkan keadaan wanitanya yang entah ada dimana, 3 distrik besar sudah ia lacak tapi tak ada data warga bernama Hinata di sana, hal itu sukses membuat Sasuke mati kutu.
****
"Sasuke dua hari lagi kau harus ke Austria,untuk membereskan masalah perusahaan kita yang ada di sana" ujar Fugaku,pria paruh baya itu datang tanpa mengetuk pintu dan seenak jidat memerintah Sasuke.
"Aku tidak bisa ayah,kau tahu kan..."
"Jangan kekanak-kanakan Sasuke,ini lebih penting dari istrimu itu. Kau harus tetap berangkat ke Austria lusa" perintah Fugaku mutlak, Sasuke mengeram marah.
"Ayah tak bisakah kau mengerti perasaanku sekali saja? Kenapa ayah selalu memaksakan kehendak padaku? Aku tidak mau pergi" nafas Sasuke memburu,matanya menatap tajam pada ayahnya.
"Sasuke, masih banyak waktu untuk mencari Hinata,ini jauh lebih penting. Lakukan atau aku tak akan membiarkan kau mencari Hinata"
"Ayah! Hinata itu istriku"teriak Sasuke
"Sakura juga istrimu"
"Aku sudah bercerai dengan sakura,wanita itu yang sudah menyebabkan ini terjadi!" Sasuke emosi ayahnya tak pernah mengerti apa yang ia inginkan.
" Sasuke... Kau tetap harus pergi ke Austria" Fugaku acuh dengan keadaan putranya,pria itu berlalu pergi meninggalkan Sasuke yang berteriak marah di sana.
Dua hari kemudian Sasuke terpaksa terpaksa berangkat ke Austria selama dua Minggu, sikapnya semakin tak terkendali tapi Fugaku tetap memaksa putranya pergi.
Sasuke tak bisa berkonsentrasi di beberapa pekerjaan, hingga membuat sekretarisnya kewalahan, tapi pria itu mencoba tetap fokus agar ia cepat pulang dan bisa mencari istrinya lagi.