Hinata menundukkan wajahnya menghindari kontak dengan mata yang menatap tajam di depannya, sungguh bukan ia bermaksud untuk terus menolak lamaran Sasuke,ia hanya tak ingin merusak kehidupan pria itu lagi, Sasuke berhak bahagia.
Meski itu bukan bersamanya, ikatan mereka cukup Hiro saja, anaknya itu memang anak Sasuke ia mengakuinya, tapi untuk menikah, Hinata belum siap.
" Katakan apa alasanmu? Kau harus membuat alasan yang cukup kuat untuk menghentikanku" ujar Sasuke dingin, pria itu sangat merasa kesal pada wanita yang ia cintai ini, berkali-kali melamar berkali-kali di tolak. Namun bukan uchiha namanya jika ia mudah menyerah.
" Sasuke-kun bukan maksudku...."
" Jika bukan itu maksud mu, maka jangan halangi aku untuk menikahimu Hinata" Hinata terdiam, ia sudah kehabisan kata untuk menyangkal. Ia sadar selama ini ia sudah menjadi wanita egois, terus dan terus menyakiti hati dan perasaan orang lain.
" Tidak ada lagi alasan untuk mu menolak Hinata, aku sudah menyiapkan semuanya. Kau hanya perlu hadir sebagai pengantin, hanya itu!" Sasuke maju selangkah,pria itu memeluk tubuh wanitanya yang pasrah.
Hinata memejamkan mata,ia tak bisa lagi menolak, jadi yang ia lakukan hanya menyerahkan semuanya pada pria itu.
Beberapa hari kemudian
Hinata tersenyum lembut ketika melihat langkah pertama putra semata wayangnya, balita berumur satu tahun lebih itu sudah mulai berjalan dengan langkah terbata-bata.
Melihat kegigihan anaknya yang begitu semangat untuk bisa berjalan Hinata merasa hidupnya sudah sempurna, meski tanpa sosok suami ataupun pria yang menemaninya.
Tapi itu bukan masalah untuknya, Sasuke berulang kali datang dan memintanya untuk menikah tapi Hinata selalu menolak, baginya hidup seperti ini sudah cukup.
Kemudian pikiran itu segera ia tepis,ketika merasa kesepian, kecewa,dan juga hampa.
Terlebih putranya, kebahagiaan putranya adalah prioritas utama, Hinata hanya ingin putranya bahagia.
Dan kebahagiaan itu bukan berasal dari dirinya saja, melainkan juga dari ayahnya.
Selama ini Sasuke terus bersabar,memohon dan memintanya untuk menikah dengannya,selama itu pula Hinata terus menolak tapi Sasuke tak pernah menyerah,meski tak setiap hari Sasuke selalu menyempatkan diri untuk mengunjungi putra dan ibu dari anaknya itu.
"Hinata, Hiro sedang apa?" Tanya Sasuke, begitu ia sampai pria itu langsung menanyakan putranya, Hinata tersenyum tipis ketika merasakan kecupan ringan di keningnya dari pria yang menggilainya ini.
" Hiro baru selesai mandi, dan sekarang dia sedang bermain dengan mainan barunya" jawabnya, Sasuke melepaskan pelukannya kemudian bergegas masuk ke rumah untuk melihat anaknya.
Pria uchiha itu tertawa gemas melihat balita lucu itu tengah duduk mengacak-acak berbagai macam mainan mahal di atas karpet merah.
Bayi itu merengsek ketika melihat ayahnya datang, tangan kecilnya terulur minta di gendong,matanya berkaca-kaca bibir mungilnya mencibik menahan tangis.
Sasuke dengan sigap mengangkatnya,
"Uooh... Kenapa menangis hn? Putra ayah kenapa menangis, apa kau sudah bosan dengan mainanmu itu?" Tanya Sasuke, sambil mengusap lembut rambut hitam putranya.
Hiro menangis terisak,bayi tampan itu menggapai-gapai pipi ayahnya, Sasuke mengerti kemudian pria itu membawa Hiro keluar dari rumah.
Hinata mengeryit bingung melihat Sasuke menggendong anaknya keluar rumah,