Sasuke membuka matanya perlahan saat sinar matahari menerpa lewat celah jendela, pria itu memutar badan ke samping, bibirnya tersenyum tipis melihat seorang wanita cantik yang masih tertidur pulas tanpa terganggu oleh sinar matahari.
" Bangun Hime,sudah pagi" bisik Sasuke lembut di telinga wanitanya, sang wanita mengerjapkan matanya pelan, segera ia melepaskan diri dari pelukan pria itu
Hinata, wanita itu mendudukan diri di atas kasur, dan tanpa menoleh atau mengatakan apapun ia pergi ke kamar mandi meninggalkan Sasuke yang menghela nafas melihat sikapnya.
"Maaf" satu kata yang keluar dari bibir tipis pria itu, Sasuke mengusap wajahnya kasar. Sedikit jengah dengan sikap dingin istrinya.
Tak ingin berlarut, Sasuke beranjak kemudian keluar kamar untuk menyiapkan sarapan.
30 menit kemudian,sarapan sudah siap tertata rapi di meja makan, bertepatan dengan Hinata keluar dari kamar, wanita itu tampak cantik dengan kemeja merah di padukan dengan rok span selutut, rambutnya di kuncir kuda dengan jas putih khas dokter di tangan kirinya.
" Hime sarapan dulu?" Tanya Sasuke, Hinata menatapnya sekilas kemudian duduk di salah satu kursi meja makan, wanita itu langsung mengambil selembar roti dengan selai kacang, Sasuke mematung sesaat kemudian ia duduk bergabung dengan istrinya.
" Kamu tidak kerja?" Tanya Hinata, dengan nada dasar dan tanpa melihat pada suaminya, Sasuke menahan nafas sebentar, menahan sakit di hatinya atas sikap dingin Hinata.
" Ada rapat jam 9 nanti, jadi aku ke kantor nanti saja"
"Oh" hening setelahnya, tak ada lagi percakapan di antara mereka.
" Aku selesai terimakasih sarapannya"ujar Hinata, kemudian ia berlalu begitu saja, Sasuke berdiri mengejar istrinya, ia mencekal lengan Hinata.
"Hinata, tunggu!" Hinata menoleh, menatap Sasuke penuh tanya, Sasuke mendadak gugup di tatap seperti itu,ia kehilangan kata,tapi kemudian dia tersadar.
" Hati-hati di jalan,jangan lupa makan siang" ucapnya, Hinata mengangkat alisnya bingung.
"Hanya itu?"
"Ya hanya itu"
"Hn" merasa tak ada lagi yang akan di sampaikan, Hinata kembali melangkah. Sebelum tersentak saat Sasuke menarik tangannya dan tiba-tiba mencium bibirnya lembut,
" Semoga harimu menyenangkan" Hinata mematung sesaat, terkejut dengan serangan tiba-tiba suaminya. Namun wanita itu dengan cepat tersadar,ia mendorong bahu Sasuke menjauh.
" Aku pergi" tak ada rona merah,tak ada senyum malu-malu,tak ada lagi kata-kata sayang.
Sasuke tersenyum miris melihat semua itu, Hinata pergi tanpa menoleh lagi, dengan langkah tegas namun rapuh secara bersamaan.
Hatinya telah di lapisi dinding ego yang tinggi, ego yang terbentuk dari rasa sakit yang dulu pernah ia rasakan.
Sasuke menyesali hal itu jika saja kesalahan yang dulu tak pernah ia lakukan, Hinata tak akan menjadi seperti ini, istrinya tidak akan berubah.
Andai saja...
" Andai saja kau mau membuka kembali hatimu, aku akan berusaha Hinata. Berusaha agar kau mau memaafkanku" ujar Sasuke tersenyum pedih,tanpa sadar matanya berkaca-kaca.
Hinatanya yang dulu telah berubah.
International hospital Tokyo
Hinata bekerja di rumah sakit besar itu sebagai dokter bedah, wanita cantik itu telah menjalani pekerjaan itu selama hampir 7 tahun. Banyak pengalaman yang sudah ia dapatkan selama menjabat sebagai dokter bedah profesional.