Hinata berdiri di depan kebun kecil samping rumah yang ia tanam beberapa hari lalu, pot tanaman yang menampung berbagai macam jenis bunga yang indah dan memiliki wangi yang berbeda membuat wanita itu tersenyum lembut ketika melihat seekor kupu-kupu cantik datang ke arah tanaman yang ia tanam untuk mengambil sari patinya.Hinata menghela nafas pelan, matanya menerawang menatap kolam kecil yang ada di tengah kebun kecil itu,ada beberapa ikan mas berukuran kecil yang menghiasi kolam ikan itu, tiba-tiba suara handphonenya berdering nyaring membuatnya tersentak.
Buru-buru ia beranjak dari tempatnya sambil menyangga perutnya yang sudah membuncit itu, berjalan mencari handphone yang ia letakan di atas narkas dekat TV.
Hinata mengeryit melihat nomor asing yang menelponnya, karena tak mengenal siapa yang menelponnya Hinata mengabaikan panggilan itu,wanita itu berjalan menuju dapur untuk mengambil makan siang, namun handphonenya berdering lagi hingga beberapa kali, membuat Hinata sedikit kesal. Dengan perasaan dongkol ia mengangkat telepon itu tak berminat.
"Hallo"
"Hinata...."
Deg!
"Sasuke-kun?"
Naruto berjalan dengan riang menuju rumah Hinata wanita yang ia sukai, Naruto tahu perasaan nya salah pada wanita hamil yang sudah memiliki suami,tapi cintanya tulus pada wanita itu. Terlebih selama pertemanan mereka terjalin, Naruto beberapa kali mendengar keluhan Hinata tentang sikap dingin suaminya,hal itu membuatnya berfikir bahwa pernikahan wanita yang ia cintai dengan suaminya itu tak akan bertahan lama.
"Hinata..." Naruto tersentak kaget tepat saat ia membuka pintu rumah Hinata,pria tampan itu melihat wanita itu duduk bersimpuh di depan TV menangis histeris, buru-buru Naruto berlari menghampiri Hinata.
"Hinata ada apa? Kenapa kau menangis?" Tanya Naruto bertubi-tubi, Hinata masih diam sibuk dengan tangisnya.
Wanita itu menunduk,meremas dadanya yang terasa sakit setelah beberapa saat lalu ia mendengar suara suaminya,
"Naruto-kun...hiks... naruto-kun tolong antarkan aku ke Tokyo sekarang... Hiks... Aku mohon" Hinata mencengkeram erat tangan Naruto dan menggenggamnya, matanya menatap sendu pada sahabatnya itu.
"Ada apa Hinata? Katakan padaku, sebenarnya ada apa?" Naruto benar-benar bingung,ia tak mengerti kenapa Hinata sampai histeris seperti ini,
"Su-suamiku... Hiks... naruto-kun, suamiku sakit... Tolong,antar aku ke sana... Hiks... kumohon..." Hinata mengiba, Naruto tak tega melihat wanita yang ia cintai menangis seperti ini,meski hatinya sakit mendengar Hinata masih begitu perhatian pada suaminya,
Hey! Sadarlah Naruto, Hinata masih istri sah seorang Uchiha Sasuke!
"Ok ok aku akan mengantarmu, tenanglah Hinata. Kau harus tenang,jika tidak bayimu akan kaget,dan kau akan kesakitan" ujar Naruto cemas, Hinata mengangguk mengerti.
"Kalau begitu kemasi barangmu dan kita berangkat sekarang" Hinata berdiri di bantu Naruto,segera saja wanita itu berjalan ke arah kamar untuk mengambil tas dan barang-barang berharga lainnya.
Mereka berangkat saat itu juga, jarak antara Kyoto dan Tokyo memakan waktu hampir 8 jam,mereka baru sampai saat jam menunjukkan pukul 5 sore, Hinata menatap nanar pada mansion megah milik suaminya.
Rasa bersalah hinggap dengan cepat dalam hatinya, Sasuke sakit karena dirinya, Hinata semakin merasa bersalah ketika sang Ibu mertua yang menyambutnya dengan tangisan.
Wanita paruh baya itu memeluknya erat sambil menangis terisak,mereka menangis karena perkara yang sama,perasaan yang sama.
Dua wanita yang sama-sama mencintai pria yang terbaring sakit di atas ranjang besar itu, Mikoto segera saja membawa menantunya ke kamar sang putra, menunjukan betapa menderitanya Sasuke pasca ditinggal sang istri selama hampir satu bulan.