19

6.7K 413 2
                                    

"Yuk langsung ikut gue kumpul bahas persiapan mendaki besok."ajak Arabela ke gue menuju tempat jegongan anak mapala.

Ruang Mapala

"Wah ada anggota baru nih."celetuk salah satu teman mas Belva ketika melihat gue bersama Arabela masuk ruang anak mapala.

"Ini temen gue mau ikut mendaki besok mas."balas Arabela ke mas senior.

"Wah boleh nih. Eh lo yang katanya pacarnya Pak Ketu kita ya?"tanya mas senior lainnya lagi ke gue.

"Pak Ketu siapa mas?"tanya gue balik ke mas senior yang di balas keterkejutan darinya.

"Lah masa lo pacarnya Belva, gak tahu kalau Belva Pak Ketu Mapala."ucap mas senior heran.

"Eh oh iya mas."balas gue sambil juga terkejut aslinya.

"Udah masuk aja ke ruang mapala. Di sana udah ada banyak anak yang mau ikut mendaki besok. Tenang aja, bukan anak mapala doang kok."jelas mas senior yang diangguki oleh gue dan Arabela. Lantas kita masuk ke ruang mapala.

"Eh itu mas gue lagi duduk bareng temennya. Yuk duduk deket sana aja."ajak Arabela ke gue tanpa menunggu gue mau atau gak. Orang ini tangan gue udah ditarik woy.

"Assalamualaikum."salam gue dan Arabela ke barisan temennya mas Reza.

"Waalaikumsalam. Duduk sinian Bel sebelah gue."ajak mas Tedy ke Arabela. Lah kursi di sebelah Arabela udah gak ada, tersisa kursi yang ada di sebelah mas Reza doang nih.

"Mau duduk Frey? Sana tuh di sebelah pacar lo."suruh mas Rasya ke gue.

"Itu mah kursi khusus tempat duduk pengurus senior mapala mas."

"Yaudah tinggal situ duduk di sebelah Reza."suruh mas Tedy ke gue. Lantas gue akhirnya duduk juga di sebelah mas Reza songong.

"Gimana hubungan lo sama Belva di restuin ortunya?"tanya mas Reza ke gue yang lagi perhatiin penjelasan dari mas Belva.

"Situ ngomong sama saya?"tanya gue malas aja gitu tanggepin pertanyaan mas Reza. Orang kalem gitu kok sok ramah. Dan mas Reza pun mengangguk sok imut manis tapi emang iyasih.

"Ya gitu aja ngalir. Kalo lo pasti lancar ya sama mba centil?"tanya gue ke mas Reza balik.

"Biasa aja." Dan well mas Reza jawab pertanyaan gue dengan nada menyebalkan. Marah kali ya pacarnya di katain centil sama gue.

"Jadi untuk persiapan besok udah clear semua. Tinggal persiapin diri sama kebutuhan pribadi masing-masing. Jangan lupa besok pagi kita langsung kumpul di bandara."jelas mas Belva ke semua anak yang ada di ruangan.

Kumpul bahas acara besok pun usai. Kini tersisa mas Reza dan teman-temannya, Arabela, gue, dan pastinya ada mas Belva serta mas Fathur.

"Karena persiapan buat besok udah siap, gimana kalau sekarang belanja buat kebutuhan pribadi besok."saran gue memecah keheningan.

"Okeee setujuu."balas mas Tedy, Arabela dan juga mas Rasya. Sedangkan yang lain mengiyakan saja.

Mall

Pusat Perlengkapan Mendaki Gunung

"Gue ke sana bentar sama Rasya yak."ucap mas Tedy lantas menarik mas Rasya.

"Eh Bel, beli kekurangan buat besok yuk."ajak mas Belva ke Arabela karena emang Arabela bagian seksi perlengkapan. Dan di sinilah tinggal gue bareng mas Fathur dan mas Reza.

"Eh beli itu dulu yuk."ajak gue ke mereka.

"Wah coba pakai jaket ini Frey."tunjuk mas Fathur ke jaket yang dia pegang ke arah gue.

"Wah gue gak keliatan nih mas."balas gue ketika mencoba jaket yang ditunjukkan mas Fathur.

"Gak papa Frey. Di sana cuacanya dingin. Pakai gini cocok."saran mas Fathur ke gue yang gue patuhi.

Sambil keliling ke sana kemari, mas Reza dahlah sulit di deskripsikan. Daritadi jalan bareng gue dan mas Fathur cuma sesekali ngangguk tanda setuju.

"Total 1.500.000 mba."ucap mba kasir ke gue.

"Nih mba sekalian sama kita bertiga."ucap mas Reza menyerahkan kartu ke mba kasir yang lantas biaya punya dia sama mas Fathur dihitung sekalian.

"Eh mas Reza kok jadi ngrepotin sih."ucap gue sedikit kikuk ke mas Reza.

"Iya nih. Biar bayar sendiri sendiri aja tadi."ucap mas Fathur juga.

"Gakpapa. Yuk makan dulu."ajak mas Reza ke gue dan mas Fathur.

Caffe Pilih Yang Mana

"Nah sana duduk sana aja mas."usul gue ke mereka berdua. Lantas kita pun memasuki caffe dengan posisi duduk gue bersebelahan dengan mas Fathur dan gue berhadapan dengan mas Reza.

"Mau pesen apa mas dan mba?"tanya mba pelayan.

"Pesen nasi goreng spesial 3 minumnya jus alpukat 3 sama kentang gorengnya 2 porsi mba."ucap gue ke mba pelayan.

"Jadi gimana hubungan lo sama Belva Frey?"tanya mas Fathur di sela sela kita menunggu pesanan.

"Baik kok. Mas Belva idaman banget."balas gue ke mas Fathur.

"Dia orangnya romantis gak Frey?"tanya mas Fathur lagi.

"Romantis tiap orang mah beda mas. Kalau mas Belva sendiri romantisnya unik dan selalu buat mood gue baik slalu."balas gue ke mas Fathur sambil tertawa.

"Kayaknya lo kesemsem banget sama Belva Frey. Kalau udah bosen sama gue aja yak."canda mas Fathur tapi kayak gak bercanda gitu.

"Asiap mas."balas gue sambil tertawa. Sedangkan mas Reza gue lihat mah kayak gak perhatiin perbincangan antara gue dan mas Fathur. Malahan kayaknya dia lagi asyik mainan HP.

"Selamat menikmati."ucap mba pelayan sembari menghidangkan pesanan kita. Lantas kita pun makan dalam keadaan hening.

Ting Ting Ting
HP gue pun berdering tanda ada yang menelpon.

"Hallo iya Bel. Ini gue lagi di Caffe. Lo sama mas Belva lagi dimana?"tanya gue dalam pembicaraan telepon.

"Kita otw ke sana Frey."balas Arabela dalam pembicaraan telepon. Lantas sambungan telepon pun berakhir.

"Woy Frey, di sini bertiga doang. Yuk balik udah sore nih."ajak Arabela yang datang bersama mas Belva.

"Udah Freyfa pulang bareng gue aja."ucap mas Belva menjawab ajakan Arabela ke gue.

"Iya bel lo pulang sama mas lo. Biar gue sama mas Belva dan mas Fathur. Soalnya mau ada yang dibicarain sebentar."ucap gue. Lantas Arabela dan mas Reza pulang bersama.

Kini tersisa gue, mas Fathur sama mas Belva yang lagi duduk di Caffe.

"Jadi langsung point aja ya. Gue pengin hubungan kepura-puraan kalian gak melibatkan perasaan satu sama lain."ucap mas Fathur ke gue dan mas Belva.

"Cemburunya Thur. Tenang aja kali. Iya gak Frey adikku?"tanya mas Belva ke gue.

"Yoi sans aja kali mas. Gue mah gak mau melibatkan perasaan sama orang sebelum sah."balas gue

"Okedeh. Jadi hari ini lo pulang sama gue Frey. Biar Belva pulang sendiri aja."ucap mas Fathur yang gue angguki.

"Iyadeh sana yang lagi pada kasmaran. Biar gue jomblo aja."balas Mas Belva. Lantas kita pun pulang dengan mas Fathur mengantar gue dan mas Belva pulang naik mobil sendiri.

Terima kasih sudah membaca cerita ini.
Mohon bila berkenan yuks beri vote dengan klik bintang ya guys. Bila ada kritik dan saran, bisa kirim komentar yang bijak juga.

My Sweet Polar Husband [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang