24

7.3K 420 20
                                    

"Mbah, Frey sama Reza  pamit jalan-jalan ke kebun ya mbah."pamit gue ke mbah.

"Iya sana sekalian perkenalin Reza yang ganteng ini ke tetangga biar pada iri sama mbah."

"Mbah nih ya bisa aja. Udah ya, assalamualaikum."salam gue dan mas Reza ke mbah dan tak lupa mencium tangan mbah putri.

"Eh mba Freyfa, lama gak ketemu nih. Apa kabarnya?"sapa ibu-ibu sekitar ketika gue dan mas Reza sedang berjalan di area desa.

"Wah assalamuaikum ibu-ibu semua. Alhamdulillah Frey kabarnya baik. Iya yah lama banget Frey gak ke sini hehehee."balas gue lantas salim ke para ibu-ibu.

"Loh itu siapa nya mba Frey? Cakep amat itu."celetuk salah satu ibu-ibu.

"Perkenalkan saya Reza suaminya Freyfa bu."

"Wah kok udah nikah gak kabarin kita semua?"tanya salah satu ibu-ibu.

"Nikahnya cuma ngundang keluarga dekat bu. Kalau saya sudah lulus baru resepsinya. Jangan lupa pada datang ya ibu sekalian."

"Asiap."balas ibu-ibu serentak.

"Oh iya silakan di lanjut belanja nya ibu-ibu. Kita permisi ya. Assalamualaikum."salam gue dan mas Reza meninggalkan ibu-ibu rempong🤭

"Seneng deh bisa kembali lagi ke desa nya mbah."ucap gue sambil menikmati udara segar pagi hari di desa.

Oh ya tak lupa melewati jalan becek berliku tak tajam seperti omongan orang ya🤭

"Mas itu kebun punya ayah tuh. Ambil salak di sana ayok."ajak gue ke mas Reza yang cuma dari tadi plonga plongo.

"Nih mas, cobain salak pondoh khas daerah sini."perintah gue ke mas Reza sambil menyerahkan salak yang udah gue kupas.

"Enak."balas mas Reza yang pastinya pas makan sambil duduk di alas daun pisang.

"Yuk panen salak yang banyak."ajak gue ke mas Reza lantas asyik ke sana kemari memanen salak.

Berhubung kita gak bawa kresek, jadinya menggunakan daun pisang buat alas salak yang banyak bet kita panen😁

"Udah banyak nih mas. Yuk ke sungai aja yukk."ajak gue ke mas Reza sambi mulai berlari kecil menuju sungai.

"Ini salak banyak dibawa?"tanya mas Reza bingung sambil kedua tangannya penuh daun pisang isi salak.

"Oh iya lupa. Sebagian taruh situ aja mas buat bawa ke rumah. Sebagian di bawa aja di sana mesti banyak anak-anak main air di sungai."ucap gue. Lantas mas Reza pun setuju saja.

Sungai Serayu yuhuuu

MasyaAllah seger banget.... Aaaakkkkk Hollllaaaaaa....

"Wah ada mba Freyfa nih."sapa anak-anak kecil ke gue. Maklum biasanya kalau gue ke sini mesti main bareng anak-anak soalnya waktu dulu adik gue ke sungai, gue wajib ikut buat menjaga katanya.

"Halloo apa kabar semua nih. Seru amat kalian. Mau bolang nih pasti."

"Iya ini mba. Cieeee mba Freyfa bawa pacarnya... Oh iya mba, Mas Pahlevi mau di kemanain?"celetuk Rozi adik mas Pahlevi.

FYI mas Pahlevi itu lebih tua 1 tahun dari gue. Dulu biasanya emang kita deket kalau lagi jaga anak-anak main di sungai.

"Bisa aja kalian. Yuk dah main air sama mba Frey dan kenalin ini mas Reza."

"Oke salam kenal mas yuuk yuhuu."ajak anak-anak serentak.

Kita pun memulai dengan memakan salak terlebih dulu. Katanya mereka habis berenang di sungai butuh pengganjal perut. Oh iya kita juga bakar bakar ikan tangkapan di sungai.

Nih siapa yang kangen mandi di sungai😉 beneran ini momen dari dulu dan sampe sekarang kayak turun temurun gitu meski anak sekarang sibuk main gadget.

"Mba Frey sama mas Reza, naik gethek ayooo kita menjelajah kayak biasa."ajak anak-anak sambil menarik tangan gue dan mas Reza.

Oh iya gethek itu semacam beberapa bambu berjejer di satukan gitu. Ya fungsi macam perahu 😊

Kita pun asyik menaiki gethek sesekali sambil menyanyi dan tertawa keras karena banyak guyonan yang tercipta.

Cekrek cekrek cekrek

"Wiiih keren fotonya mas."ucap gue ke arah mas Reza yang lagi memfoto anak-anak yang tertawa lepas di kamera kesayangannya.

"Aku mau di foto juga mas."ucap gue minta di foto sama mas Reza dengan gue memeluk anak-anak.

Buncissss cekrek rasa kejuuuu cekrek ada banyak cekrek

Yeee hasilnya emang bagus ini foto patut gue abadikan hehehe.

"Nah ayuk kita berenang di sungai mba mas..."ajak anak-anak yang gue balas anggukan dan langsung saja gue menarik mas Reza buat ikut jeguran.

FYI jeguran itu berenang di sungai yak.

Wah seger dingin anyes yesss. Frey bahagia bangetttttty

"Mba Frey keliatan seneng banget ini. Kangen mas Pahlevi gak?"tanya adik mas Pahlevi yang lagi lagi nyebutin pahlevi. Heran beneran🤭

"Oh iya itu mas Pahlevi masih kuliah di Jakarta yak?"

"Iya mba. Maklum anak jenius yang gak perlu belajar. Dia emang jeniusnya gak main main mba. Ini aja udah mau skripsi katanya."

"Wah hebat bener. Padahal mas Pahlevi baru kuliah 2 tahun yak."

"Iya mba. Tapi jeniusnya gak turun ke aku mba."

"Ya karena potensi orang beda-beda. Kamu kan gak kalah jago di bidang seni sama olahraga Zi. Kembangin itu potensi mu jangan kalah sama mas nya."

"Iyaps siap mba Frey."

"Yuuhuuuu yuukk dah mau dhuhur nih. Pulang aja ayuuk."ajak gue ke anak-anak.

"Yahh mba sama mas duluan aja deh hehehee."

"Owalah oke deh. Tapi jangan kesorean itu mainnya. Nanti orangtua pada khawatir nyariin."

"Siap mba Frey yang paling cerewet tapi perhatian dan penyayang."ejek anak-anak ke gue.

"Iyain dah. Dadah anak-anakku tercinta."ucap gue ke semuanya sambil mendadah mereka semua.

"Wah bahagia ya mas. Liat anak-anak pada masih melestarikan kegiatan mainan dulu. Seneng beneran aku nya. Coba semua anak pada main gini semua. Dijamin gak pada pake kacamata dan selalu bahagia mereka nya."ucap gue panjang lebar ke mas Reza dan cuma di balas senyuman lebar darinya coba. Emang punya suami kalem mah beda yakk😌

Rumah mbah yuhuuu

"Assalamualaikum mbah putri. Sendirian aja. Mbah kakung masih di kebun yak?"tanya gue ke mbah putri yang lagi asyik nonton sinetron ya tahulah sinetron yang suka naruh bawang ke mata🤭

"Wa'alaikumsalam iya nih. Makanya cepet kasih cicit buat mbah biar ramai."

"Yaelah mbah. Nah aku ini cucu mbah. Itu si Brey juga cucu. Kalau ada kita juga ramai mbah."

"Iya beda kali Frey. Ramainya kalian bikin pusing kepala. Adanya debat mulu kalau ketemu. Beda lagi kalau ramainya suara bayi. Rasanya mbah tuh seneng bangett."

"Ya suruh Brey nikah itu."

"Ngawur kamu. Dia tuh laki-laki jadi harus bener bener siap dalam materi dan segala hal. Beda sama kamu yang perempuan siap nikah kapan aja."

"Iyaa mbah iya paham. Oh iya Frey mau pamit ini sama mas Reza."

"Oke lain kali sering main ke sini ya."

"Iya mbah. Kita pamit dan mbah selalu sehat ya. Assalamualaikum."salam gue dan mas Reza ke mbah dan tak lupa cium tangan.

Terima kasih sudah membaca cerita ini.

Mohon bila berkenan yuks beri vote dengan klik bintang ya guys.

Bila ada kritik dan saran, bisa kirim komentar yang bijak juga.

My Sweet Polar Husband [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang