23

7.7K 437 10
                                    

"Assalamuaikum. Hallo Brey, tumbenan lo telfon gue? Kangen critanya nih."

"Wa'alaikumsalam. Iyain aja deh yak. Ini mbah mau bicara sama lo. Katanya cucu kesayangan nikah gak kabarin mbah. Dosa lo Frey."

"Hallo ini kamu Frey cucu mbah kan?"

"Iya mbah ini Frey yang lucu imut."

"Iya bener ini cucu mbah yang paling pede. Oh iya, mbah minta kamu dari dulu nikah, giliran udah nikah gak kabarin mbah. Mbah marah dan kecewa ya sama kamu. Pokoknya sekarang juga ke rumah mbah bawa suami kamu titik."ucap mbah lantas tiba-tiba pembicaraan di telepon mati, sebelum gue membalas ucapan mbah.
Wah ini mah fiks mbah marah, gue kudu terpaksa bawa mas Reza ke sana.

"Mas, habis ini ke rumah mbah ya. Deket kok pake motor aja biar cepet nyampe."ucap gue ke mas Reza yang baru keluar dari kamar mandi. Wagelaseh itu muka tambah keliat fresh gans astaghfirullah😌

"Iya."balas mas Reza. Lantas gue menuju kamar mandi tuk mandi.

Biasanya nih kalau libur gak kemana, gue mandi 1 hari sekali. Cung yang sama kayak gue😂

"Wah rapi amat mba. Mau kemana itu?"

"Mau ke rumah mbah nih bun."

"Oh iya bunda kemaren udah kabarin mbah soalnya. Salam aja yak bunda gak ikut ke sana. Mau bantu ayah kamu urus surat nikah kamu."

"Iya bun. Pamit yak. Assalamualaikum"salam gue dan mas Reza ke bunda dan tak lupa cium tangan bunda.

"Mas, bisa gak itu pake motor CB nya bapak? Soalnya motor yang biasa dipakai Radja. Kalau mobil kan mau dipakai ayah sama bunda."

"Gakpapa."balas mas Reza sambil tangannya mengunci helm yang gue pakai.
Emang gue kebiasaan kalau pake helm gak suka di kunci. Biar adem aja gitu.

Rumah Mbah

"Assalamualaikum mbah putri dan mbah kakung. Freyfa datang...."salam gue memasuki rumah mbah.

"Wa'alaikumsalam, gercep amat si mba bawa gandengan."celetuk Bre sepupu + sahabat gue.

"Yailah pacar halal lagi. Emang situ yang doyan banget tiap kali gonta ganti cewek."balas gue julid ke Bre.

"Iyain ajalah. Sana cepet temuin mbah putri."suruh Bre sambil tangannya mendorong gue masuk ke ruang keluarga.

"Apa kabar mbah kakung dan mbah putri?"tanya gue ketika salim ke mbah bergantian.

"Kabar mbah baik Frey. Itu suami kamu ganteng amat."puji mbah kakung. Sedangkan gue liat, mbah putri cuma balas salim gue dan mas Reza doang tanpa berucap.

"Oh ya mbah mau ke kebun dulu yak. Ajakin tuh suami kamu ngobrol sama mbah putri."suruh mbah kakung yang lantas ke kebun.

"Mbah iih, jangan diem dong. Biasanya kalau Frey ke sini udah bicara banyak banget, sampe suruh dan tanya tanya terus kapan nikah? Dah punya calon belum? Nah ini Frey bawa suami nih legal halal dijamin."

"Kemari nak."suruh mbah putri ke mas Reza untuk duduk di sebelahnya. Sedangkan gue dicuekin.

"Nama saya Reza mbah. Mbah kabarnya sehat?"

"Alhamdulillah mbah sehat nih liat cucu mbah. Oh iya, nak Reza sekarang masih kuliah?"

"Alhamdulillah mbah masih."balas mas Reza dan perbasa basian antar mbah putri dan mas Reza terus berlanjut sampe gue dicuekin terus lagi.

"Sini duduk deket mbah."suruh mbah ke gue supaya duduk di sebelah kanannya.

"Kamu sekarang udah jadi istri. Harus patuh dan melayani suamimu dengan baik. Karena seorang istri sekarang surganya ada di suami. Kalau sampe kamu gak bener ngurus Reza, dosa nanti kamu nya. Apalagi sampe gak urus kebutuhannya."nasehat mbah putri ke gue sambil mengelus rambut gue dengan halus.

"Nah mbah, kan Frey gak berpenghasilan, kenapa suruh urus mas Reza? Lagian dia juga dah besar bisa urus sendiri yah mbah."

"YaAllah cucu siapa sih kamu?"

"Cucunya mbah putri yang cantik awet muda tiara tara dong."

"Iyain deh. Jadi maksudnya suruh urus kebutuhan suami tuh, kamu nyiapin makan, nyiapin baju, memasak dsb. Toh dia suami kamu, meski udah besar, tapi sebagai istri wajib melayani suami."

"Nah itu Frey istri atau pembantu?"

"Kamu ya istri. Emang kamu mau Reza milih yang lain gegara kamu gak melayani dengan baik?"

"Ya gak mau Frey jadi janda muda."

"Yaudah makanya laksanain nasehat mbah."

"Iya inshaAllah tapi ya mbah."balas gue ke mbah. Lantas mbah memeluk gue dan mas Reza dengan mas Reza di sebelah kirinya dan gue di sebelah kanannya.

"Udah iih mbah, Frey gak nyaman kalau meluk gini."

"Oh iya, bunda sama ayahmu mana?"tanya mbah setelah acara peluk memeluk lepas.

"Lagi urusin berkas nikah secara hukum."

"Oh iya mbah, salam dari bunda buat mbah sekeluarga."

"Iya wa'alaikumsalam."

"Wah keponakan pakdhe udah punya gandengan nih."celetuk Pakdhe yang barusan datang.

"Iya nih Pakdhe."balas gue ke Pakdhe lantas menyalami pakdhe dan budhe bergantian dengan mas Reza.

"Namanya siapa suamimu Frey?"tanya budhe.

"Nama saya Reza pakdhe, budhe."

"Owalah nak Reza tho. Semoga kalian nikahnya langgeng ya. Doa yang terbaik pokoknya buat kalian."doa pakdhe ke pernikahan kita eh maksudnya mas Reza dan gue.

"Aamiin pakdhe. Terima kasih doanya."balas kita berdua.

"Oh iya sampe lupa, pakdhe sama budhe mau ke pasar nih. Tinggal ya."pamit pakdhe dan budhe.

Terima kasih sudah membaca cerita ini.

Mohon bila berkenan yuks beri vote dengan klik bintang ya guys.

Bila ada kritik dan saran, bisa kirim komentar yang bijak juga.

My Sweet Polar Husband [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang