Oke, kalau kalian baca diari aku dari jaman curhatan SMA kalian pasti tau aku pernah menyuarakan pendapatku terkait transgender yang sangat, sangat transphobic. Aku mau ngasih tau, dengan senang hati, kalau sekarang aku sudah berhenti jadi bocah dan bisa sedikit lebih menghormati orang lain apapun identitas gendernya.
Jadi, beberapa bulan yang lalu, waktu scrolling IG gajelas aku nemu seorang cendekiawan queer yang cukup terkenal di komunitas queer. Soalnya dia aktivis pro-lgbt, sekaligus seorang transgender FTM. Yup.
Beliau Amar Alfikar. Seorang transgender wanita-ke-pria.
Aku kenal dengan beliau karena kebetulan melihat postingannya di akun aktivis lgbt instagram. Dia seorang anak kiai, terlahir biologically female, sekarang dia berubah jadi laki-laki. Menariknya, pasca-transisi dia masih memilih untuk meneruskan jalan keislaman keluarganya yang keluarga pesantren, dan menjadi seorang muslim religius.
Nah, kawan, kalau yang mengenal Amar Alfikar ini adalah aku zaman SMA, pasti aku bakal memandang beliau dingin sambil mengata-ngatainya sesat dan bodoh. Kamu perlu tahu, kalau sampai awal kuliah kemarin aku masih tak sudi mengakui transgender ftm sebagai laki-laki.
But no. Tidak sepaham bukan berarti kita harus jadi asshole terhadap orang lain. Mungkin, kamu masih tak paham alasan mereka melakukan transisi, tapi kenapa sih harus menebar permusuhan saat mereka menemukan kedamaiannya sendiri? If they felt better that way, that's what matter for them. Sekarang aku cukup ikut senang dengan apapun pilihan mereka, bahkan meski aku tak sepaham dengan pandangannya.
Loh, berarti aku setuju imam laki-laki transgender itu sah dalam islam dong? Yah, engga juga. That doesn't click with me. Kurasa kamu mengerti betapa herannya aku saat tahu ada muslim, mengaku religius, tapi bilang lgbt itu bukan dosa & is a transgender himself.
Level herannya tuh sama kaya denger seorang ustadz bilang kalau babi itu halal dan zina itu dapat pahala. Alias ga masuk anjir?? Nothing personal, tapi rules agama kan yang nentuin bukan saya.
Tapi nih, tapi...
(Oke, bahasan berikut ini terkhusus mengenai agama islam banget. Kalau gasuka bahasan agamis di-skip wae)
Aku sempat mengirimi beliau dm dan bertanya bagaimana bisa seseorang menjadi muslim religius sekaligus pula transgender? To my surprise, dia mengatakan tafsir dan mazhab dalam islam tidak pernah saklek. Aku ga ahli soal perdebatan akal vs nash dalam fikih, tapi kata kak Amar, perkara muslim haram atau enggak memelihara anjing saja banyak pendapatnya kan? Selalu ada perbedaan tafsir dalam hal apapun, dan dia memilih untuk percaya tafsir minoritas yang menerima lgbt.
Lagi-lagi aku cuma membatin, 'ga taukah sampean kalau tafsir sampean itu kemungkinan besar adalah tafsir sesat?'
Aku tetap memilih percaya dengan tafsir muslim mayoritas dan menyangsikan tafsir miliknya. Tapi sekali lagi, apakah aku harus mencaci dan mengatai beliau ustadz sesat laknatullah karena mempercayai hal itu? Tentu engga. Pada akhirnya, kita ga pernah tahu tafsir mana yang benar diantara ribuan tafsir yang ada dalam islam. Kalau memang itu yang dia percaya, ya sudah, aku akan menghormatimu tapi aku juga akan tetap pada pandanganku. Aku akan tetap senang atas transisinya dan kagum karena ketaatannya, meskipun paham kami beda arah. Pertemuanku dengan beliau bikin aku dapet pemahaman itu.
Bagimu jalanmu, bagiku jalanku. That's it. Yang penting kita enggak saling mendiskriminasi.
Lagipula aku kagum sama Mas Amar ini karena, meskipun dia transgender, dia tetap yakin dengan kasih tuhan. Meski menjadi bagian dari LGBT, dia tetap religius dan kuat dengan ibadahnya. Can you even do that..? Tetap mencintai tuhan walaupun Ia tak akan pernah menerima dirimu?
I can't even do it, you know. To unconditionally love someone who hates you.
Semua orang bilang tuhan tak akan pernah mau menerima Mas Amar, tapi dia tetap memilih untuk percaya kepada Tuhan dan terus mencintai-Nya. He trust that god is kind & will never discriminate his sexuality; and no amount of people telling him otherwise will make him stop believing in his values.
Sesuatu yang tentu saja susah dilakukan ketika semua orang berkata bahwa dirimu dibenci oleh Tuhan. Menurutku itu hal yang keren banget.
Yah. That's all I wanted to tell for today. Akhir kata, seperti yang diucapkan Mas Amar, tebarlah kebaikan bukan kebencian.
Cheers~
*ftm: female-to-male
istilah untuk perempuan yang bertransisi jadi lelaki
KAMU SEDANG MEMBACA
Curhatan Maba LGBT
CasualeA dumpster of my rants & thought vents. Yagitulah. Uwu. Isinya random. Trus apalagi ya. Unfaedahlah pokoknya. Sekuel judul sebelumnya. Isinya lebih gajelas dari prekuel. Thanks :D