part 30

10K 554 56
                                    

Happy reading📖
__________________

Srekk..., Jungkook menyobek surat itu dan membuang nya ke sembarang arah. Rasa sakit dan marah itu bercampur. Jungkook keluar dengan tergesa gesa. "Chanyeol, Baekhyun!" teriaknya dari atas tangga. Mereka datang dan menghampiri Jungkook.

"Iya, Boss," sapanya. Jungkook menatap tajam dengan tangan yang mengepal. "Cari keberadaan Lisa sekarang juga!" titahnya to the point. Chanyeol dan Baekhyun berlari keluar setelah menjawab 'baik'.

Jungkook berlari kekamar nya, melihat sekililing kamar yang tampak sepi. Ia berjalan menuju kearah lemari, mencari semua pakaian Lisa. Namun, nihil tidak ada satu pun pakaian yang Lisa simpan. "Kenapa kau mempermainkan perasaan ku Lalisa?!" gumam Jungkook, bertanya tanya. Ia meneteskan air matanya.

Perlahan Jungkook membuka ponsel nya dan menekan kontak bernama 'Lalisa', itulah nama kontak Lisa yang Jungkook pesan. Ia segera mengetik dan memulai pembicaraan.

@Jungkook : "kau dimana Lalisa?!"

@Lalisa : "bagaiman malam mu tadi?! Kau                      puas, 'kan?! Tidak perlu Tuan, aku baik baik saja disini."

Rasa sakit dihatinya kembali, tak percaya Lisa akan berkata seperti itu. Perasaan nya hancur. Mana wanita yang selalu membuatnya tersenyum dan memberi cahaya dihatinya. Lisa pergi begitu saja.

Jungkook frustasi, apalagi setelah kedua bodyguardnya sudah melaporkan kalau Lisa tidak ada di Korea. Ia melempar ponselnya kearah cermin hingga pecah. Percahan kaca nya berhamburan. "Arghhh kau membuatku gila, Lalisa." beberapa kali Jungkook mengusap dan menjambak rambutnya sendiri.

****
Seminggu telah berlalu, setelah pesan itu. Jungkook tidka lagi mengganggu kehidupan baru Lisa. Lisa tengah bahagia diatas langit. Ia mempunyai segalanya. Apartemen, Cafe dan perusahaan susu kecil kecilan di Amerika. Semua membuat nya bahagia, bisa bertemu dengan Junghyun dan sekarang bahagia karena Junghyun akan mempunyai adik.

"Ini, nyonya." Yuna menyodorkan segelas susu hamil untuk Lisa. "Terima kasih," ucapnya sembari meleguk segelas susu itu. Usia kandungan nya belum lama, baru memasuki tiga minggu.

****
Sedangkan Jungkook, ia hancur sehancur-hancurnya. Jungkook tinggal dengan Dakyun sementara. Seminggu ini Jungkook memang susah untuk di aja keluar. Ia hanya mengurung diri dikamar, masuk kedalam ilusi kalau dirinya bisa bertemu dan bahagia dengan Lisa dan Junghyun. Dalam sehari Jungkook bisa menghabiskan berbotol botol Wine dikamar nya.

"Sayang, buka pintunya!" titah Dakyun, sembari menggerakkan berkali kali knop pintu. Namun, Jungkook enggan membuka nya. Sehingga terpaksa Dakyun memakai kunci cadangan nya.

Terlihat jelas, Jungkook yang tengah duduk sembari memeluk lutut di ranjang. Bau alkohol itu menyengat hingga ke hidung membuat Dakyun terpaksa mencubit hidungnya sendiri. Ia menghampiri Jungkook dan duduk disamping nya. Tangan nya mulai mengelus punggung Jungkook dengan lembut.

"Dengarkan eomma, kau menyayangi Lisa dan Junghyun 'kan?! Apa kau sadar selama ini Lisa diperlakukan salah oleh mu?! Dia mengatakan 'pernikahan aku dan Jungkook tidak sah, aku dipaksa untuk menikah dengan hati yang berat, maka dari itu aku akan berpisah dan memberi 'kan anak ini untuk Hanami eonnie', itu yang dia katakan saat kami menyepakati anak mu akan diambil alih." Jungkook menatapa Dakyun, lalu memeluk nya dengan erat.

"Halmoni bilang, kalau kau harus menikah dihadapan kami dan apa yang kau lakukan?! Kau menikah tanpa sepengetahuan kami, dan itu sebab nya kami tidak menerima Lisa waktu itu. Karena kami berpikir kalau Lisa adalah jalang mu," ucapnya lagi. Jungkook semakin terisak dipelukan Dakyun.

****
Pagi ini Lisa sengaja mengunjungi apartemen milik Hanami untuk menemui anak nya Junghyun, dengan mainan baru ditangan nya dan banyak makanan yang ia bawa juga. Lisa duduk setelah Hanami menyilahkan Lisa masuk.

"Junghyun, ini untukmu sayang," ucap Lisa, menyodorkan semua yang dibawa nya kepada Junghyun. Anak itu hanya tersenyum dengan kedua gigi atas yang tumbuh seperti kelinci. "Lisa, kau tau?! Junghyun sudah lumayan lancar berbicara," ucap Hanami. Lisa tersenyum lebar, bahagia sekali bisa bertemu dengan anak nya lagi.

"Anak ku sudah pandai bicara ya. apa dia nakal, eonnie?!" tanya Lisa sembari mencubit pipi anak nya itu. Hanami menggeleng kan kepalanya. "Tidak, dia tidak nakal sama sekali, hahaha," ucapnya sembari terkekeh pelan.

"Lisa," sapa Jungwoo, baru saja keluar dari kamarnya. Lisa menoleh dan tersenyum. "Jungwoo, Oppa.." sapanya gugup. Hanami dan Junghyun sibuk bermain dengan mainan yang dibawa Lisa. Tidak mendengar ucapan apa pun dari suami nya.

"Kau menggugat cerai dari Jungkook?! Kenapa?! Aku tahu dari eomma kemarin," tanya Jungwoo, ia beralih duduk disamping Junghyun sembari menatap Lisa. Gugup, itulah yang Lisa rasakan sekarang.

"Dengar, kau tau?! Jungkook hancur sekarang dia selalu mengurung dirinya dikamar dan menghabiskan obat serta minuman keras. Halmoni sampai sakit dengan sikap Jungkook yang seperti itu. Bicarakan dengan kepala dingin, jika kau memang berniat berpisah."

"Ta--" ucapan nya terpotong, Jungwoo langsung menyahut ucapan Lisa.

"Aku ingin kau bujuk dia bersama Junghyun, aku dan Hanami akan mengantarmu ke Korea!" sahutnya cepat. Entah kenapa mulutnya tidak bisa bicara saat ini. Lisa terdiam kaku, dan mengangguk pelan. Mungkin ini jalan satu satunya agar Lisa bisa berpisah seutuhnya dengan Jungkook.

****
Siang ini Lisa beserta keluarga kecil Jungwoo pergi ke Korea. Selain untuk menengok Halmoni, Lisa disuruh untuk menemui Jungkook dan membicarakan semuanya dengan kepala dingin. Sedari tadi Lisa tidak berhenti meremas jarinya, gugup akan ketemu dengan Jungkook.

Mobil hitam itu berhenti dihalaman rumah Jungkook, Lisa mengehela nafas pelan sebelum dirinya keluar. Rumah yang seperti neraka baginya tampak kosong. Lisa mengambil alih Junghyun dari tangan Hanami. Setelah itu mereka masuk.

Dakyun, eomma dari Jungkook dan Jungwoo itu membuka pintu nya lebar. Ia memeluk Lisa sambil terisak di pelukan nya. Lisa yang tampak heran mengernyitkan dahinya. "Ada apa, eommanim?!" tanya Lisa, ia menatap lekat mata Dakyun.

"Lisa kenapa kau pergi?! Jungkook hancur, sekarang. Kumohon bantu dia untuk bangkit, Lalisa," lirihnya. Jungwoo memegang bahu Lisa sambil tersenyum. Lisa mengangguk dan mereka masuk kedalam. "Kumohon," lirih Dakyun lagi. Lisa mengangguk, ia berjalan menuju atas menaiki satu persatu anak tangga.

Tepat didepan kamar Jungkook, Lisa menghela nafas pelan setelah itu memegang knop pintu dan membuka nya perlahan. Bau alkohol menyengat saat Lisa masuk. Tatapan nya mengarah pada Jungkook yang tengah duduk dengan tatapan kosong. Lisa menghampirinya perlahan.

"Hem," deheman kecil Lisa keluarkan untuk mengalihkan tatapan Jungkook. "Oppa," sapa nya lembut. Jungkook menoleh sembari mengucek ngucek matanya. 'Jangan berhalusinasi, Jungkook. Dia tidak akan kembali hikk..' gumam Jungkook.

"Da--dady," sapa Junghyun, sedikit lancar. Jungkook menoleh lagi, ia bangkit dan menatap keduanya dalam dalam. "Junghyun, apa ini kau?!" tanya Jungkook dengan lemas.

"Dadyy..." sahutnya lagi, Jungkook meneteskan air mata. Dan berlalu mengambil alih Junghyun dari tangan Lisa. Jungkook mencium setiap inci wajah Junghyun. Sedangkan Lisa hanya tersenyum tipis.

"Kau kembali untuk ku?" tanya Jungkook, lirih. Lisa tersenyum lalu menggelengkan kepalanya. "Bukan!" sahutnya datar. Jungkook menatap lepakat manik coklat mata Lisa, penuh dengan pertanyaan. "Kenapa?!" tanya Jungkook lagi.

"Ckk.. Jika bukan karena Junghyun merindukan mu mungkin aku tidak akan pernah mau kesini," ucapnya santai. Sakit, itulah yang dirasakan Jungkook saat ini. "Kenapa kau tidak pernah mengerti perasaan ku, Lalisa?! Aku mencintaimu dari awal dan apa yang kau balas?!" tanya Jungkook lagi.
.
.
.
.
TBC.

Jangan lupa tinggakan jejak!

I hate siders.

Tuan Ranjang Jeon Jungkook ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang