Astaga. Pesan-pesan itu bahkan tidak berjeda lebih dari semenit dari satu sama lain. Kau kesulitan untuk mencoba membalas pesan terakhirnya sebelum pesan baru muncul lagi.(Y/n): Aku masih di sini! Semuanya baik baik saja!
Setelah mengetik, kau meregangkan badanmu sekali lagi. Kau sudah bangun, tetapi kakimu belum. Kesemutan menjalari kedua kakimu. Kau mencoba menggerak-gerakkan pergelangan sampai kau bisa merasakan kembali kakimu.
Langit sudah menggelap, tetapi perkotaan tetap terang benderang karena banyaknya lampu di mana-mana. Tidak akan ada yang menyalahkanmu kalau kau sempat mengira sekarang masih sore hari. Padahal sebenarnya sekarang sudah larut malam. Setidaknya kau tahu kau tak akan melihat penampakan villain menyeramkan itu lagi dari...
Dari jendela tempat Aizawa masuk ke apatemenmu.
Mungkin itulah yang sebenarnya ingin Aizawa bicarakan setelah ia berbasa-basi—
Sipemarah: Kirimi aku foto kucing itu
Dia tidak yakin kau mengurus kucingnya dengan baik. Kau tidak bisa menyalahkannya. Kau akan ragu juga apabila pertanyaanmu akan keadaan Gudetama tidak langsung dibalas, seperti yang baru saja kau lakukan tadi.
Kau memfoto Gudetama yang sedang memanjat lalu langsung mengirimkannya kepada Aizawa.
Sipemarah: Aku rindu kucingku
Di saat saat seperti inilah kau yakin Aizawa sudah benar-benar mabuk.
(Y/n): Sebentar lagi kau pasti akan ada di sini. Bersenang-senanglah dulu! Aku akan menjaganya dengan aman, dan dia pasti akan senang saat melihatmu muncul di depan pintu nanti.
Sipemarah: Tapi habis itu kau pasti bakal pulang...
Kau menyipitkan matamu. Ya. Tentu saja kau akan pulang. Kau akan pulang karena dia pasti akan langsung tidur begitu sampai ke sini, dan kau juga harus mempersiapkan berbagai hal yang perlu dpersiapkan sebelum kau mulai masuk kerja lagi beberapa hari mendatang.
(Y/n): Itu bukan masalah besar.
Sipemarah: Aku rindu Gudetama
Aku rindu kamu jyga
*jiga
*jagu
*JUGW
*JUGA
Kau mungkin saja tertawa, tetapi ini... Aizawa merindukanmu juga? Tanganmu yang sedang menggenggam ponsel bergetar, kau hampir menjatuhkannya. Apakah dia sedang memikirkanmu? Apakah sebenarnya selama dia menganggapmu lebih dari sekadar pengganggu?
Atau bahkan lebih dari sekadar teman?
Kau mengingatkan dirimu sendiri bahwa ia saat ini sedang sangat mabuk. Kemungkinan besar Kayama dan Yamada sedang duduk di sampingnya dan menertawainya yang tengah mempermalukan dirinya sendiri. Masih untung dia mengirim pesan kepadamu ketimbang bosnya, pikirmu.
(Y/n): Kenapa kau bisa rindu denganku??
Tidak ada jawaban langsung, dan kau yakin percakapan ini sudah berakhir. Dia mungkin lupa mengantongi ponselnya di saku yang mana, atau teman-temannya akhirnya menyelamatkannya dari kebodohan yang ia lakukan sendiri. Kau terduduk lalu menoleh ke arah televisi dengan layar bersemutnya. Kau terbengong.
Kalimatnya di pesan tadi terus berputar di kepalamu. Aku rindu kamu. Aku rindu kamu. Aku rindu kamu.
Setiap kali terngiang kembali, kalimat itu terasa semakin manis. Hatimu berdegup tak karuan. Napasmu entah kenapa jadi menderu.
Ia merindukanmu?
Suara notifikasi ponselmu bergema di ruangan yang sunyi, mengagetkan Gudetama yang hampir tertidur.
Sipemarah: Krn kau baik. Pintar. Kau sabar sekali dgnku walaupun aku tidak tau apa yg harus aku katakan. Kau selalu muncul tiba tiba dan aku tidak mau kau pergi ke mana mana. Klau kau pergi aku tidak tau harus berkata apa. Kau tdk harus slallu sendirian? Datanglah ke sini kapanpun kau mau krn gudetama dan aku pasti senang.
Hah?
Apa yang sebenarnya sedang dia bicarakan?!
Kau mendekatkan wajahmu ke ponselmu, membaca pesan itu lagi dan lagi, mencoba memahami kata demi kata tapi otakmu seakan tak mau berfungsi. Kalimat-kalimat ini terlalu baik, terlalu dermawan, terlalu penuh perhatian sampai rasanya tidak masuk akal.
Dia mabuk. Aizawa benar-benar mabuk dan dia tidak tau apa yang sebenarnya sedang ia pikirkan. Pasti begitu.
(Y/n): Terima kasih. Kita bisa membicarakan hal itu kalau kau sudah tidak mabuk lagi.
Kau menangkupkan pipi di kedua tanganmu, panas menjalari tubuhmu. Dia tidak punya alasan untuk seperhatian itu kepadamu, dan kau tidak boleh menyadari kemungkinan lain.
Kemungkinan kau dan Aizawa bisa tertidur di sofa sembari memeluk satu sama lain dan tertidur saat menonton film.
Kemungkinan bisa memberi makan anak kucing bersampingan.
Kemungkinan hidung kalian bersentuhan, malu-malu sebelum bibir kalian saling menyentuh.
Tapi dia sedang mabuk sekarang. Benar-benar mabuk. Tidak waras.
Dan kau? Kau terlihat menyedihkan, menggenggam erat ponselmu kala kau berdiri kaku di tengah-tengah apartemen, berdoa dengan putus asa agar ia membalas pesanmu. Jantungmu bertalu-talu seakan bisa keluar kapan saja dari tulang rusukmu.
Sipemarah: Tidak akan. Aku takut salah omong. Hizashi akan bilang aku kasar.
Aku tidak mau kau membenciku.
Aku cuma mau mengenalmu lebih jauh dan menghabiskan waktu bersama denganmu.
Kau tidak bisa menghentikan pekikan kecil yang lolos dari tenggorokanmu.
Seseorang pasti sedang mengerjaimu. Tidak mungkin kejadian ini nyata sama sekali.
Kau ingin percaya kalau ini semua nyata.
Apakah ini nyata?
(Y/n): Aku selalu mau menghabiskan waktu bersama denganmu, Aizawa. Kau tidak akan pernah membuatku membencimu. Aku sering memikirkanmu, dan aku malah khawatir kau selama ini tidak senang menghabiskan waktu bersamaku.
Kau meneguk air liurmu lalu menekan tombol kirim. Bahkan kau masih gemetaran saat kau berjalan ke arah Gudetama, berjongkok lalu mengelus bulunya, tak habis pikir.
Sipemarah: Aku menyukaimu.
Kau menangkup mulutmu dengan tangan kananmu. Kepalamu tidak bisa memproses apapun yang tengah terjadi.
Sipemarah: Aku mencindbjsksjs
Kepalamu semakin berputar. Kau tidak yakin akan apa yang sebenarnya akan Aizawa ketik.
Tbc.
---
Duh maaf kemarin aku lupa ngepost😂😂😂 Maaf ya semuanya, lagi liburan jadi aku sibuk main genshin dan menggambar sampai lupa waktu(duh). Mohon bisa dimaklumi🥴
P.s: Aku gak bisa berhenti senyam senyum sendiri pas ngetranslate chapter ini. Lucu banget.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lazy Egg [Aizawa x Reader] Translated fic
FanfictionKau bekerja di sebuah penangkaran hewan. Saat Aizawa Shouta mengadopsi kucing kesayanganmu, hidupmu mendadak jadi terikat dengannya. Anehnya, takdir itu seakan membawa keberuntungan kepadamu. Translated fanfic from Ao3 writer: mighty-mighty-man(Pair...