Part 8 - Misteri

16.2K 843 6
                                    

Anna merebahkan dirinya di atas kasur kesayangannya yang ada di kamarnya. Dia baru saja memasuki liburan, dia memeluk erat guling kesayangannya dan menciumi guling itu bertubi-tubi. Anna kebosanan, tidak melakukan apa-apa selama dua hari di hari liburnya.

Dering dari handphonenya membuatnya tersadar dari lamunan dan dengan cepat dia mengangkat telepon tersebut, "Halo, Assalamualaikum?" sapa Anna pada nomor yang tidak dikenalnya.

"Oh, halo Ann! Ini aku, Nadya. Kebetulan nih, aku mau ngajakin kamu liburan di Riau, mau nggak?" Anna langsung melompat dan berdiri di atas kasur, dia berteriak, "Mau bangeeet, Nad!" jawabnya dengan semangat, tanpa ada kecurigaan sedikitpun.

Anna berlari menuruni tangga dan mencium pipi Ayahnya, "Yah, aku mau liburan ke Riau nih, besok berangkatnya. Boleh, 'kan?" Anna memandang Hendra, Ayahnya itu dengan tatapan penuh harap. Karena gemas dengan tingkah anaknya, Hendra pun mengangguk, "Sama siapa?"

Anna menjelaskan rencana keberangkatannya ke Riau itu dengan teman kost-nya kepada Hendra. Hendra sempat khawatir karena putrinya tidak diawasi oleh Adam, kakak Anna, di tempat sejauh itu. "Ayaaaaah, aku udah gede. Aku bisa jaga diri kok!" begitulah yang dikatakan Anna saat sang Ayah sempat ragu untuk mengijinkannya, akhirnya mau tak mau Hendra mengiyakan keinginan anaknya itu untuk berlibur.

-----

Sesampainya di Riau, Anna dan Nadya langsung menuju ke tempat yang digunakan untuk berlibur. Anna mengangkat kopernya karena jalanan yang berbatu bisa membuat roda kopernya terlepas. Nadya menunjukkan tempat yang digunakan mereka berdua tuk menginap, yaitu disalah satu Losmen yang dekat dengan pantai.

Anna membuka jendela dan merasakan sinar matahari masuk ke dalam pori-porinya, dia sangat senang bisa ke pantai yang masih bersih dan alami seperti ini. Karena lelah, dia memutuskan untuk beristirahat. Bahkan di dalam tidurnya, dia terus-terusan tersenyum karena terlalu senang diajak berlibur ke pantai.

Nadya meninggalkan note di dekat bantal yang ditiduri Anna, saat ini Anna sedang membaca note tersebut. "Aku berkumpul dulu di dekat rumah warga, ada yang harus aku lakukan. Sebenarnya disini aku tidak untuk berlibur tapi ada kegiatan hehe. Don't worry, Ann. You can enjoy your holiday here!"

Anna menghembuskan nafas, "Harusnya aku nggak ikut. Kalau gini 'kan jadinya Nadya kerepotan. Huft," desah Anna.

Tidak ingin terus berdiam di penginapan, Anna dengan cepat membersihkan diri dan bersiap untuk menikmati indahnya sore hari di pantai. Semburat jingga mulai terlihat, Anna tertarik menyaksikannya dan dia duduk di kayu besar yang ada di tepi pantai.

Tak jauh di belakangnya, Ryan memegang kamera film dan memotret perempuan yang memunggunginya itu dengan senyuman yang merekah. Kalau Anna tau dia sering berbuat seperti ini, pasti Anna ketakutan dan menyangkanya penguntit atau stalker. Padahal, pertemuan mereka itu tidak disengaja.

Ryan memandang matahari yang mulai tenggelam di depannya, matahari tersebut seolah bersembunyi di balik gelombang yang besar. Saat ini hati Ryan mulai berdebar, menyaksikan perpaduan antara indahnya alam dan cantiknya perempuan yang didambakannya sejak dulu, itupun tanpa disadarinya kalau dia ternyata suka pada gadis itu dari pertama dia melihatnya. Dari tempat Ryan berdiri, Anna terlihat menakjubkan dengan siluetnya ditambah dengan latar belakang matahari yang tenggelam.

Dengan memberanikan diri, Ryan duduk di sebelah Anna. Dia menopang dagu dan mendekatkan wajahnya pada wajah Anna. Tiba-tiba Anna terkejut dan Anna pun secara refleks mendorong Ryan. Dikarenakan Anna duduk di kayu, itu membuatnya hilang keseimbangan dan dia jatuh menimpa tubuh Ryan. Sialnya, bibir Anna mendarat tepat di atas bibir Ryan. Kedua bibir mereka menempel.

Cinta Kembali DatangWhere stories live. Discover now