Part 16 - Ngambek

16.7K 708 11
                                    

AUTHOR POV

Anna hanya bisa pasrah menjaga jarak dari Ryan karena dia sering merasa pusing dan berakhir ke toilet untuk memuntahkan isi perutnya. Padahal sebelumnya, Anna sangat senang menempel pada Ryan. Tapi sekarang, Anna ogah-ogahan mendekati Ryan. Ryan sebenarnya tersiksa dengan keadaan seperti itu. Dia bahkan tidak bisa menyentuh Anna atau menciumnya. Dia sangat frustasi. Apalagi sekarang tubuh Anna terlihat berisi yang menurut Ryan itu menggiurkan.

Flashback On

Ryan merangkul pinggang Anna dan bersiap untuk mencium bibir sang istri. Anna menoleh dan tersenyum malu melihat tatapan lapar dari Ryan. Dia memejamkan mata, tapi ketika bibir Ryan mulai mendekati bibirnya, Anna mendorong tubuh Ryan dengan keras. Membuat Ryan membuka matanya dan terkejut.

"Bau kakak menyengat sekali!" kata Anna seusai dia kembali dari kamar mandi. Ryan mengernyitkan dahinya, "Ini parfum kakak yang biasanya, kok. Bukannya kamu suka sekali dengan baunya itu?" tanya Ryan dengan nada keheranan.

Anna hanya menggelengkan kepalanya sambil menutup hidungnya menggunakan tangan. Anna mendecakkan lidahnya dan menghentakkan kakinya, "Jangan deket-deket Anna lagi!" ujar Anna sebelum menuju kamar utama. Karena terpaksa, Ryan harus tidur di kamar tamu. Ryan menghembuskan nafas dengan berat.

Flashback Off

Anna mengetikkan sesuatu di ponselnya, Kak aku kangen. Tulisnya pada pesan yang dikirim ke suaminya yang berada di kamar tamu. Sudah cukup malam, tapi Anna belum bisa tidur karena ingin dipeluk Ryan, tetapi dia masih sering pusing ketika berada di dekat suaminya tersebut. Dia cemberut, kenapa hamil itu melelahkan.

Ryan terkikik geli membaca pesan yang dikirim oleh istri mungilnya, dia sebenarnya rindu untuk merengkuh tubuh Anna, tapi kalau berada di dekatnya, Anna terus-terusan mual. Membuatnya mau tidak mau menjaga jarak dari Anna. Ryan menekan tombol panggilan ke nomor Anna. Teleponpun diangkat setelah terdengar sekali nada sambung.

"Kakak!" teriak Anna dari seberang. Ryan menahan senyumannya, "Ada apa menelepon Anna?" tanya Anna.

"Katanya kamu kangen kakak?" goda Ryan, diseberang sana Anna sedang mengetuk kepalanya karena kebodohannya yang mengirim pesan seperti itu pada Ryan. Sejak dulu sampai sekarang, suaminya itu senang sekali menggoda dan menjahilinya.

"Nggak tuh, salah kirim!" elak Anna. Dia mendecakkan lidahnya, kesal.

"Kakak padahal kangen pengen anget-angetan sama kamu," kata Ryan yang menurut Anna cukup vulgar. Dia menahan debaran di jantungnya.

"A-Apasih ngomongnya tuh, ih!" Anna salah tingkah. Jauh di dalam hatinya, dia juga ingin dipeluk dan merasakan sentuhan Ryan lagi.

"Bercanda," Ryan mengulum senyum. "Kakak nyanyikan lagu, mau tidak?" tawarnya.

Anna mengangguk antusias, sadar bahwa Ryan tidak bisa melihatnya dan menunggu jawabannya, dia menjawab, "Ya!" dengan suara cukup keras. Membuat Ryan menjauhkan ponselnya sesaat. Ryan berdeham, dia mulai bernyanyi dengan suaranya yang khas, berat dan serak. Suara yang mampu memporak-porandakan jiwa Anna.

---

ANNA POV

Hari ini aku dijadwalkan untuk periksa kandungan. Kak Ryan janji akan mengantarku setelah dia apel pagi dan mengurus beberapa laporan. Aku hanya bisa pasrah menunggunya di ruangan kerjanya. Mungkin keliling tempat ini akan membunuh kebosananku.

Cinta Kembali DatangWhere stories live. Discover now