AUTHOR POV
Anna menyapa orang disekitarnya dengan senyuman ramah. Kini Anna terlihat sangat berbeda, aura di dalam dirinya sebagai ibu hamil membuatnya lebih cantik ketika dilihat orang. Tubuhnya yang semula sangat kurus, terlihat lebih berisi dari sebelumnya. Pipinya yang tadinya tirus terlihat semakin chubby.
Saat Anna melihat-lihat koleksi tanaman di toko bunga, tidak sengaja dia menangkap pemandangan yang menyakitkan. Bagaimana tidak? Dari jendela bening toko, dia dapat melihat dengan jelas bahwa pria yang mengisi hidupnya akhir-akhir ini sedang tertawa bersama seorang wanita.
Lebih parahnya lagi, Anna belum mengetahui kalau Ryan tiba di Cijantung hari ini, Ryan hanya mengatakan kalau minggu ini pulang tanpa memeritahukan hari dan tanggalnya. Hati Anna serasa ditikam melihat Ryan menggendong anak kecil perempuan, sedangkan ransel hitamnya dibawakan oleh seorang wanita berambut hitam panjang dengan dress oranye yang lumayan ketat. Anna ingat jelas bahwa itu adalah cinta pertama suaminya, Kaila.
Bahkan dari tempat Anna berdiri, mereka tampak seperti keluarga kecil yang bahagia. Lengkap dengan anak yang sangat cantik yang berada di gendongan Ryan. Melihat itu, Anna merasa tidak pantas bersanding dengan Ryan. Mengapa Ryan memilihnya dibanding Kaila? Pertanyaan itu terus menerus melintas di kepala Anna.
Dengan nafas sesak, Anna melangkah menjauhi mereka. Anna kembali menuju asrama untuk beristirahat. Anna merebahkan tubuhnya di atas kasur, dia menarik selimut untuk menutup separuh tubuhnya. Sakit sekali rasanya... terutama di dalam dada. Sesak, berat, dan perih. Pelan-pelan Anna memejamkan matanya, menahan sakit yang terus menghunus hatinya.
---
Ryan membuka pintu rumahnya dengan senyuman merekah. Sudah sangat rindu ingin melihat sang istri. Dia meletakkan ranselnya yang besar ke sofa. Dengan langkah panjang, dia membuka pintu kamar dan menemukan istrinya sedang tertidur pulas memunggunginya. Ryan merengkuh tubuh Anna dengan perlahan, mencium bibir istrinya dengan lembut, menumpahkan kerinduan yang mendalam.
Anna mengerjapkan mata dan terkejut mendapati suaminya ada di hadapannya, ditambah lagi sedang menciumnya! Dengan refleks, ia mendorong dada Ryan. Ryan mengusap belakang kepalanya sambil menggigit bibirnya, “Hai, sayang.”
“Udah pulang? Kok nggak ngasih tau Anna sih?” ucap Anna dengan cemberut. Ryan mencolek hidung Anna dan menjawab, “Kejutan.”
Anna hanya tersenyum tipis, dalam hatinya dia membatin bahwa kedapatan suaminya bersama dengan cinta pertamanya sudah menjadi kejutan untuknya. Ryan benar, Anna sangat terkejut akan hal itu.
---
ANNA POV
Apa jadinya kalau pria pujaan kalian yang sudah lama kalian tunggu ada di hadapan dengan seorang wanita? Bahkan mereka berdua terlihat mesra dilengkapi juga dengan balita perempuan yang cantik di dalam gendongan Kak Ryan. Aku merasa minder melihat mereka sangat serasi, tampak seperti keluarga bahagia. Perlahan aku tersenyum miris, bersamaan dengan goresan luka yang menyakitkan hatiku timbul.
Aku mengabaikan pemandangan yang ada di depanku, Kak Ryan masih betah berlama-lamaan dengan anak kecil itu, tersenyum bersama dan menggenggam pipi anak itu. Tidak ingin melihat lebih jauh Kak Ryan dengan Kak Kaila, akupun melangkah pergi dari tempatku berdiri sebelumnya.
---
Keesokan harinya, aku hanya ingin melupakan kejadian kemarin. Aku menganggap itu adalah suatu kebetulan kalau Kak Ryan bertemu dengan Kak Kaila. Meskipun, Kak Ryan tidak berkata apa-apa tentang pertemuannya dengan Kak Kaila dan balita perempuan itu. Bahkan, aku belum mengatakan kehamilanku yang hampir menginjak bulan keempat ini. Biarlah kupendam dulu sampai moodku membaik.
YOU ARE READING
Cinta Kembali Datang
RomanceMengapa dia datang kembali setelah menorehkan luka yang mendalam di dalam hatiku? Seolah aku ditakdirkan untuknya, mengapa aku sering bertemu dengannya?