Huang Renjun menghela nafasnya sembari menelungkup kan kepalanya diatas meja, sedangkan sang sahabat yang duduk disebelahnya hanya menggelengkan kepala melihat tingkahnya.
"Jadi apa yang kau keluhkan Huang?" tanya Haechan
"Aku butuh uang chan, sial sekali kenapa hidup di kota seperti ini membutuhkan banyak uang" ucap Renjun sambil mengerang kesal
Kini kedua sahabat itu sedang berada di sebuah mini market, menikmati minuman serta ramen instan sambil melihat lalu lalang kendaraan diluar sana. Renjun menatap cup ramen nya dengan asap menyembul dari sana, ah bahkan ia tidak ingat kapan terakhir kali ia makan enak.
"Teruslah mengeluh dan tak akan ada yang terjadi" ucap Haechan sambil memakan ramen miliknya
"Huh aku butuh pekerjaan, tapi yang tidak memakan waktu banyak dan tidak melelahkan tapi menghasilkan banyak uang" ucap Renjun lalu menikmati ramennya
Haechan mencibir Renjun dalam diam, di jaman seperti ini mana ada pekerjaan yang ringan tapi bisa menghasilkan banyak uang. Apalagi mereka hidup dipusat kota yang biaya hidupnya sangat tinggi, belum lagi mereka adalah mahasiswa.
"Bahkan aku belum membayar sewa flat bulan kemarin" keluh Renjun lagi
Haechan terdiam lalu menoleh pada Renjun yang tengah memakan ramen nya sambil meratapi nasib. Ia mendekatkan dirinya pada sang sahabat lalu merangkulnya, Renjun menoleh dengan tatapan bingung.
"Apa?" tanya Renjun bingung
"Kau mau pekerjaan yang bisa menghasilkan uang dalam waktu singkat kan?" tanya Haechan serius yang dibalas anggukan semangat oleh Renjun
"Aku punya satu tawaran pekerjaan yang seperti itu, tapi apa kau yakin?" tanya Haechan serius
"Selama itu bukan membunuh orang aku yakin! Tapi pekerjaan apa itu?" tanya Renjun
"Kau tau Sugar Daddy?" bisik Haechan pelan
Renjun mengangguk paham sebelum beberapa detik kemudian matanya melotot ngeri menatap sahabatnya yang kini masih menampakkan wajah seriusnya.
"Kau gila!" ucap Renjun
"Aku hanya menawarimu, jika tidak mau ya tidak usah. Uangnya besar, ngomong-ngomong" ujar Haechan sambil menjauhkan diri dari Renjun dan kembali menikmati makanannya
-00-
Sekarang rasanya Renjun benar-benar gila karena menerima penawaran Haechan beberapa waktu lalu. Setelah bergelut dengan pikiran nya sendiri akhirnya ia benar-benar menerima tawaran sahabatnya itu, memang resikonya pasti sangatlah besar tapi jika Renjun pikirkan lagi ia sedang benar-benar membutuhkan uang. Karena hidup sendiri di pusat kota yang keras benar-benar membuatnya kesusahan, apalagi ia sudah tidak memiliki kedua orangtua hingga harus menghidupi dirinya sendiri ditengah mengenyam pendidikan sangatlah sulit.
Pemuda manis itu meremas tangannya sendiri dan wajahnya terlihat tidak tenang. Dalam pikiran nya ia membayangkan sosok seseorang yang sudah sangat berumur dengan rambut putih beruban, dan perut yang menonjol besar. Huh tipikal bapak-bapak yang butuh belaian atau kurang belaian dari sang istri. Membayangkan tubuhnya dijamah oleh pria tua berwajah mesum benar-benar membuatnya merinding bukan main, rasanya ia jadi menyesali keputusannya mengiyakan tawaran sahabatnya itu.
"Kau resah sekali huh?"
Renjun menoleh, lebih tepatnya menatap tajam Haechan yang kelewat santai duduk disebelahnya sambil menikmati segelas minuman brand ternama Starbucks yang harganya sama dengan 3 kali makan renjun dalam dua hari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Freitag Nacht | Jaemren 🔞 (✔)
Short StoryBerbagai kisah antara Jaemin dan Renjun 🔞🔞🔞 Mengandung banyak konten dewasa, mohon bijak dalam membaca.