21

201 58 10
                                    


Selamat membaca 😊

“Baguslah. Kalau begitu … berbaliklah.” Nathan meminta Dea berbalik.

Dea yang sedari tadi tak menatap ke arah Nathan, merasa heran saat pria itu memintanya untuk berbalik. Namun, ia tetap menurutinya.

Dan saat ia membalikkan badannya, seketika jantungnya berdegup dengan kencang. Nathan, pria itu yang tadinya masih duduk di bangku kayu, sudah berpindah.

Dan sekarang sedang berlutut di depannya dengan tangan terangkat memegang sebuah cincin yang berkilau indah karena pantulan cahaya. Juga, sedang menatapnya dengan lekat dan intens.

Dea sontak tak dapat menyembunyikan keterkejutannya. Bahkan rasanya ia dapat mendengar degup jantungnya yang bertalu dengan kencang. Ia tak pernah merasa seperti ini, bahkan degupan yang saat ini di rasakannya mengalahkan setiap detakan yang pernah ia rasa. Ini terasa baru dan berbeda sekaligus menyenangkan.

“Aku tahu akan terasa berbeda karena kita baru mengenal. Tapi selama ini, aku sudah menyiapkan cincin ini untuk melamar perempuan yang akan menjadi istriku. Perempuan yang ku cintai dan ku inginkan untuk menjadi ibu dari anak-anak ku kelak …”

Nathan terlihat gugup saat menyampaikan kata-katanya. Namun ia berusaha untuk menuntaskan kalimat yang sudah tersusun rapi di kepalanya. Ia menghirup napas, lalu melanjutkan kembali kalimatnya.

“Di samping perjodohan kita, ini memang terlalu cepat, tapi aku tidak ingin menunda untuk mengatakannya. Aku … memintamu dengan segenap hati untuk menjadi istri juga ibu dari anak-anak kita kelak. Itu karena … Aku mulai mencintaimu.

So, Deana Vilmeyra Anggara, will you marry me? To be Mrs. Keylaint?”

Akhirnya, Nathan dapat menyelesaikan kata-katanya dengan lancar dan tegas. Ia menatap Dea dengan lembut dan tersirat keseriusan di wajahnya, sebagai bukti bahwa ia memang serius dengan perkataannya.

Dea yang di tatap tepat pada bola matanya, menjadi salah tingkah. Ia masih terkejut dengan lamaran dadakan yang di lakukan Nathan. Rasanya, ini lebih menegangkan dari pada menerobos langsung ke sarang mafia tanpa persenjataan.

Dea menatap tepat ke dalam bola mata milik Nathan, dan tak ada sedikit pun kebohongan dalam pancaran mata berwarna abu-abu itu. Ia tahu, Nathan sangat serius untuk menerima perjodohan ini, ia berkata jujur tentang ungkapan perasaannya beberapa detik yang lalu. Nathan sudah menyiapkan hati dan juga dirinya untuk menjalin hubungan bernama pernikahan dengan Dea.

Dan ia tidak dapat mendeskripsikan bagaimana perasaannya. Yang jelas ia merasa sangat bahagia dan makin siap untuk memulai semuanya dengan Nathaniel.

Dea mengumpulkan suaranya yang tercekat sebelum menjawab lamaran Nathan. Ia menarik nafas pendek, menetralkan detakan yang menggila di dalam sana.









“Yes, I will, Mr. Keylaint,” jawab Dea dengan senyum bahagia terkembang di wajahnya yang cantik.

Nathan yang sedari tadi berjongkok di depan Dea, menunggu jawabannya dengan penuh harap, akhirnya ia merasakan kelegaan mendengar jawaban yang terucap dari celah bibir yang ranum itu. Ia membalas dengan senyum tak kalah bahagianya menatap Dea.

Lalu, ia memasangkan cincin yang sudah di persiapkannya ke jari manis Dea. Cincin dengan permata kecil itu sangat pas melingkar di jari gadis yang sudah resmi menjadi tunangannya. Proses lamaran dadakan yang ia lakukan, berlatarkan kilauan cahaya yang bertaburan sejauh mata memandang.

Perasaan yang baru di sadarinya terasa tumbuh semakin mengembang di dadanya. Tak pernah ia merasa sebahagia ini dalam hidupnya, ia berjanji akan mempertahankan sumber dari kebahagian tersebut. Ia akan memulai semuanya bersama Dea, calon istrinya.

Kemudian, Nathan bangkit. Ia berdiri tepat di depat Dea. Ia mengenggam lembut kedua tangan gadisnya. Eh gadisnya?. Ya, detik itu ia sudah mengklaim Dea sebagai gadisnya. Tak kan ia biarkan siapapun untuk mengambil gadisnya, darinya.

Ia semakin mendekat ke arah Dea, menatapnya dengan penuh kelembutan dan cinta. Sedangkan Dea yang di tatap, terpana dengan sorotan mata itu. Pipinya seketika bersemu merah menyadari kedekatan mereka.

“Mulai saat ini, kamu milik ku. Dan kita memulainya malam ini. Kita akan belajar untuk saling mencintai. Kamu siap?”

“Ya,” balas Dea seperti bisikan lembut di telinga Nathan.

Satu kata yang menjadi tanda kesiapan dari Dea. Dan beberapa hari ke depan akan di teguhkan dengan pernikahan mereka.

“Terima kasih. Rasa ini semakin nyata.”

Tutur Nathan seraya menuntun jemari tangan Dea yang tergenggam lembut di telapak tangannya menuju detakan yang berasal dari dadanya. Dea dapat merasakannya, detakan yang bertalu cepat seperti yang ia rasakan. Terasa sangat nyaman dan luar biasa.

Dea menatap wajah Nathan. Pria yang sudah berhasil memporak-porandakan hatinya dalam sekejap. Yang secara perlahan mengobati rasa sakit yang pernah tercipta di dalam sana.

Untuk pertama kalinya, mata sebiru lautan itu memancarkan kelembutan dan sepercik cinta pada seorang pria sejak beberapa tahun berlalu, yang hanya di penuhi dengan kesedihan dan kehamampaan.

“Fantastic,” bisiknya.

“Aku ingin rasa ini juga tumbuh dalam dirimu,” pinta Nathan.

Tangannya terangkat menyingkirkan helaian rambut nakal, karena hembusan angin malam yang menutupi wajah cantik di depannya.

Entah sejak kapan, ia tak ingin ada penganggu sekecil apapun saat menatap wajah Dea. Gadis yang di pilihkan orang tuanya, yang menyembuhkan lukanya dalam sekejap.

“Secepat ini …”

“Hmm, itu semua karena kamu. Jadikan rasa ini utuh, Dea.”

Hati Dea kembali berdegup dengan kencang. Di benaknya masih terbesit keraguan, bisakah ia untuk mencintai Nathan. Membalasnya dengan rasa yang sama. Meski rasa itu sedikit mulai ada, tapi ia butuh keyakinan untuk menumbuhkannya.

***

Semoga suka guys..

Tinggalkan jejak ya. Vote n komennya sangat berarti untuk author pemula ini😉

Thanks 🤗

THE MAFIA GET MARRIEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang