XVIII

214 68 13
                                    

Selamat membaca 😊

***

Bugatti Chiron berwarna merah berhenti tepat di depan hotel bintang lima yang sudah terkenal di manca negara. Salah satu hotel mewah milik keluarga Keyleint.

Setelah memberikan mobilnya pada valet hotel, Dea melangkah dengan angkuh memasuki gedung menemui orang tuanya.

Ting

Lift berhenti tepat di lantai 42. Baru selangkah keluar dari lift, seorang pelayan hotel langsung menyambutnya dan menuntun Dea menuju meja yang sudah di pesan orang tuanya.

“Selamat malam, Miss. Izinkan saya mengantar ke meja Anda.”

“Saya bisa sendiri.”

Dea menjawab tanpa menatap lawan bicaranya, lalu kembali melangkah. Matanya memindai sekitar, di dalam ruangan tersebut hanya terdapat tiga meja dengan jarak yang lumayan jauh demi menjaga privasi dan kenyamanan pengunjungnya.

Di sudut ruangan, tepat di samping jendela kaca yang memperlihatkan beribu kilauan cahaya kota, beberapa meter dari jarak Dea berdiri, terlihat kedua orang tuanya duduk dan bercengkrama hangat dengan tiga orang yang berbeda usia.

Perkiraannya, mereka sepasang suami istri dan pria yang terlihat diam di meja tersebut adalah anak dari pasangan itu.

“Oh iya Areta, putri kalian mana?” Dea mendengar suara wanita seumuran dengan mamanya bertanya.

“Aduh maaf ya, Ana. Jadi terlambat gini makan malamnya. Mungkin sedang di perjalanan, aku coba hubungi dulu, yah.”

Areta, mama Dea menjawab dengan sedikit merasa bersalah. Kemudian berniat menghubungi Dea, tapi Liana yang di panggil Ana oleh Areta menghentikannya.

“Eh … tidak apa-apa kok. Kami tidak keberatan menunggu. Nggak usah sungkan begitu kali, kayak sama siapa aja. Bukannya kita dulu waktu SMA udah seperti anak kembar, yah.”

Wanita paruh baya itu menjawab dengan tertawa kecil di ujungnya.

“Haha … iya juga, yah. Jadi keingat masa dulu jadinya. Dulu kan kemana-mana kita selalu bareng dan pake pakaian yang sama juga. Bahkan ke toilet pun kita juga bareng-bareng, yah.”

Kedua wanita itu tertawa malu mengingat masa muda mereka. Sedangkan tiga laki-laki di sana hanya jadi pendengar yang baik.

“Ekhm, malam.”

Suara Dea mengintrupsi pembicaraan kedua wanita itu. Mengalihkan atensi semua yang duduk di meja tersebut dan menatap Dea dengan pandangan yang berbeda.

Tatapan tak percaya dengan penampilan Dea terlontar dari kedua orang tuanya. Karena, sejak Dea kembali ke rumahnya, ia tak pernah sekali pun terlihat berpenampilan sangat anggun, seperti malam ini.

Sedangkan wanita yang tadi sempat menanyakan keberadaan Dea, berbinar kagum melihatnya.

Di sisi lain, terdapat seseorang yang menatap Dea dengan intens. Sedikit pun ia tak memalingkan tatapannya dari Dea. Seolah gadis itu memiliki magnet besar yang menariknya dengan kuat.

Cantik. Hanya satu kata itu yang terbesit di pikirannya. Seseorang yang sedari tadi hanya menjadi patung pendengar di antara kedua pasangan paruh baya itu.

Pria itu adalah Nathaniel Keyleint.

“Ekhm, malam juga sayang. Ayo duduk.” Ucapan Rino menyadarkan mereka dari menatap Dea.

“Iya, Pa. sebelumnya, maaf sudah membuat kalian menunggu,” Dea berucap sopan.

Lalu mendudukkan dirinya di samping mamanya, tepat di depan Nathan.

Mata Nathan tak lepas dari Dea. Ia mengikuti setiap gerak-gerik gadis di depannya.

Dea memiliki daya tarik yang kuat dan berbeda dari perempuan yang pernah di kencaninya., sehingga mampu membuatnya tak berkedip. Bahkan debaran aneh terasa merayap masuk di rongga dadanya.

“Tidak apa, cantik. Kami tidak merasa keberatan,” Liana menjawab dengan senyum bahagia di wajahnya. Dea pun tersenyum kecil membalasnya.

“Namanya siapa, sayang?” Tanya Liana

“Ah iya, sampai lupa. Kenalkan nama saya Dea om, tante,” ucap Dea memperkenalkan namanya dengan ramah.

“Terdengar manis. Cocok buat kamu yang cantik, sayang,” ucap Liana memuji Dea.

“Terima kasih, tante.”

“Sama-sama. Manggilnya jangan tante dong, sayang. Bunda aja, biar cepat akrab. Kamu mau kan?” pinta Liana antusias pada Dea.

“Ehh. Iya_ Bunda.” Terasa kaku bagi Dea saat mengucapkannya.

“Duh … cantiknya. Bunda jadi pengen bawa kamu pulang.” Liana sangat senang mendengar Dea memanggilnya dengan sebutan Bunda.

“Oh iya. Yang tua di samping bunda ini, panggil aja ayah Brama.” Brama yang di panggil tua langsung mendelik pada istrinya.

“Hehe … becanda kok, Yah. Trus yang di depan kamu itu, putra sulung kami, kalian kenalan sendiri aja, yah. Bunda haus, mau minum.” Semua yang ada di meja tersebut terkekeh karena kelakuan Liana.

Sementara itu, Dea dan Nathan saling bertatapan. Seolah bertelepati siapa yang akan memulai di antara mereka.

“Ekhm, nanti aja lanjut kenalannya. Sekarang saatnya kita makan malam dulu.” Suara papa Dea terdengar, memutuskan kontak mata antara Dea dan Nathan.

“Iya, kita makan malam dulu. Biar enak ngobrolnya.” Mama Dea ikut menimpali ucapan suaminya.

Setelahnya para pelayan datang membawakan makanan yang sebelumnya sudah mereka pesan. Suara musik yang mengalun lembut ikut menghangatkan acara makan malam dua keluarga itu. Di meriahkan juga dengan candaan-candaan kecil yang saling terlontar.

Nathan dan Dea hanya tersenyum kecil mendengarnya. Sesekali juga Nathan mencuri-curi pandang ke arah Dea. Sedangkan Dea mencoba fokus pada makanannya karena ia dapat merasakan jika Nathan memerhatiannya.

***

Para pelayan kembali menghampiri meja yang di tempati keluarga Dea dan keluarga Keyleint. Kemudian, hidangan penutup sudah tersaji dengan begitu cantik dan mewah di meja tersebut.

“Ekhm … baiklah. Kami selaku orang tua di sini, ada yang ingin kami sampaikan dalam acara makan malam kali ini.”

Brama, ayahnya Nathan mulai membuka pembicaraan yang seketika suasana di meja tersebut berubah serius. Semua menunggu apa yang akan di sampaikan ayahnya Nathan.

“Ini di khususkan buat kalian berdua.”

Dea dan Nathan serentak menahan nafas dengan jantung yang mulai bertalu dengan cepat. Namun semua itu dapat mereka sembunyikan di balik topeng tenangnya.

“Jadi … "








"Kalian berdua kami jodohkan.”

Dalam satu tarikan nafas, Brama menyampaikan rencana perjodohan anak-anak mereka, yang sudah lama ia dan orang tua Dea buat.


***

Segini dulu ya guys...
Semoga suka😊


Jangan lupa Vomen guys..
Thanks 😊

THE MAFIA GET MARRIEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang