23

195 54 33
                                    


Next guys😉

“Oh sh*t! Damn you, Nathan!!”

***

Cup

Sesuatu yang dingin terasa lembut menyentuh keningku. Sontak ku membulatkan mata saat menyadari tindakan Nathan. Semua kata-kata yang ku punya mengguap jauh tak berbekas karenanya. Tak ada kata yang sanggup terucap karena tindakan Nathan.

Nathan pria yang baru saja melamar ku, di hari pertama pertemuan kami, sedang mencium keningku dengan lembut. Darah ku berdesir aneh merasakannya.

Dan jika kalian ingin tahu, jantungku seperti menabuhkan beribu gendang di dalam sana. Apa Nathan mendengarnya, aku rasa, iya. Bahkan dari jarak sedekat ini aku juga mendengar jantungnya berdegup dengan ritme yang tak normal.

Setelah beberapa detik, Nathan melepaskan ciumannya. Di wajahnya masih terlukis senyum yang membuatku lupa untuk bernapas.

“Oh God, sejak kapan aku jadi gila begini?”

Dea POV off

***

Nathan POV

Aku tak tahan melihat wajahnya yang terlihat sangat terkejud saat ku cium tadi. Matanya yang biru itu membulat tak percaya dan itu sangat menggemaskan bagi ku. Bahkan sampai sekarang, aku yakin gadisku masih menahan napasnya. Aku sedikit terkekeh melihat tingkahnya yang lucu.

“Breath, Dear,” peringat ku menyadarkan Dea.

Ku lihat ia sedikit tersentak dan menarik napasnya. Aku kembali terkekeh melihatnya. Tak ku sangka, gadis yang tadinya terlihat dingin bisa selucu ini. Membuat ku semakin menyayanginya.

Membayangkan setiap hari setelah menikah dengannya, pasti akan lebih menyenangkan dari hari ini. Aku tak sabar menunggu saat itu tiba.

Dan setelah ini, aku akan berterima kasih banyak pada ayah dan bunda. Bila perlu aku akan mengosongkan semua jadwalku hanya untuk menemani bunda mengelilingi semua mall di kota ini. Juga menemani ayah mengabiskan waktu memancing ikan yang sangat membosankan itu.

“Ayah, bunda bisakah aku nikah hari ini juga,” pikir ku.

Nathan POV end

***

Setelah Dea kembali sadar dari keterpesonaannya menatap wajah Nathan. Nathan mengenggam tangannya, mengajak Dea untuk kembali menemui kedua orang tua mereka.

“Ayo, sepertinya keluarga kita sudah selesai menetapkan tanggal pernikahan kita,” ucap Nathan. Dea tersenyum tipis mendengar kata pernikahan kita dari mulut Nathan.

“Ayo,” balas Dea.

Genggaman yang lembut dan menyalurkan rasa hangat, terasa menentramkan hati Dea. Ia tersenyum tipis melihat tangannya. Dea membalas genggaman tangan Nathan. Kemudian melangkah bersama meninggalkan taman kecil itu.

***

Ting

Lift kembali barhenti di lantai yang di tempati keluarga pasangan baru itu. Tangan Nathan masih setia menggenggam jemari milik Dea. Bahkan sampai ke meja yang di sana terdapat kedua orang tua mereka.

Brama yang melihat kedatangan Nathan bersama calon menantunya, sedikit menyenggol tangan Liana, istrinya. Ia ingin menunjukkan apa yang berhasil di tangkap penglihatannya.

“Stt … sayang, liat mereka,” bisik Brama

“Ha? Apa?”

Brama tak langsung menjawab pertanyaan istrinya, melainkan memberi kode mata untuk melihat ke depan. Kedua orang tua Dea juga menangkap maksud Brama, dan langsung memutar badan, melihat apa yang di maksud ayah Nathan.

Liana langsung mengarahkan pandangannya menatap ke arah putra sulungnya itu. Ia memindai wajah putranya, yang sekarang tampak lebih berseri menuju ke arah meja mereka.Tatapannya terhenti pada tangan Nathan yang masih membungkus hangat tangan mungil Dea.

“Jadi … putraku mulai nakal, hmm.” Goda Liana sambil menaik turunkan alisnya, dengan senyum mengejek Nathan.

“Hehe. Sedikit, Bunda,” jawab Nathan.

“Okey. Sekarang katakan sama bunda dan yang lainnya,” perintah Liana memberi isyarat. Nathan yang mengerti maksud bundanya langsung menganggukkan kepalanya.

“Ekhm, baiklah. Ada yang ingin aku sampaikan. Seperti permintaan bunda tadi, aku akan menjawabnya. Di hadapan kalian semua, aku ingin mengatakan bahwa aku mencintai Deana. Dan untuk itu juga, aku ingin meminta restu pada Mr dan Mrs. Anggara untuk meminang putri kalian. Juga pada ayah dan bunda, restui Nathan untuk menikah dengan Dea.”

Nathan menyampaikan ucapannya dengan tegas dan penuh kesungguhan. Dea yang berada di sampingnya, merasa terharu mendengar setiap kata yang di ucapkan Nathan.

“Pa, Ma. Ayah dan Bunda Nathan, kami sudah siap menerima perjodohan ini dan bersedia untuk segera menikah.” Dea menambahkan sedikit ucapan Nathan.

Ia mengulas senyum tulus untuk mama dan papanya. Areta yang mendengar dan menyaksikan permintaan keduanya, meneteskan air mata terharu dan bahagia. Ia bangkit dan memeluk Dea. Menumpahkan rasa sayangnya.

“Mama dan Papa merestui kalian, Nak. Bahkan tanpa kalian minta, kami sudah merestui hubungan kalian. Terima kasih sayang sudah mengabulkan keinginan kami semua. Terima kasih, Nak.”

“Dea juga berterima kasih, Ma. Sudah memberikan yang terbaik selama ini untuk Dea. Untuk saat ini juga. Thank you so much, Mama, Papa,” balas Dea.

Sepertinya dengan perjodohan ini, Dea sudah lupa akan masa lalunya. Areta dapat kembali melihat sosok putrinya yang dulu. tak henti-hentinya ia berucap syukur akan semua itu.

Nathan tersenyum melihat interaksi Dea dengan mamanya. Kemudian ia menoleh ke arah ayah dan bundanya, juga meminta terima kasih.

“Terima kasih telah memilihkan Dea untuk Nathan, Ayah, Bunda.”

“Sama-sama, Nak. Jaga Dea untuk kami, semoga kalian selalu bahagia.”

“Pasti, Bunda.”

Tanpa di minta pun Nathan akan menjaga Dea. Tak kan ia biarkan pemilik hati yang baru di mililkinya kembali pergi. Ia pasti akan menjaga dan melindungi Dea, gadisnya sekaligus calon istrinya.

“Alhamdulillah. Akhirnya acara perjodohan ini berakhir dengan lancar. Jadi kami sebagai orang tua menetapkan bahwa kalian akan menikah tiga hari lagi dan tempatnya di hotel ini juga,” Brama, ayah Nathan menyampaikan waktu dan tempat pelaksaan pernikahan kedua anaknya, setelah semuanya kembali duduk.

“Dan semua persiapan dan perlengkapan kalian biar bunda dan Mama Dea yang atur, jadi kalian tinggal bersiap diri aja, oke?.”

Nathan dan Dea hanya menganggukkan kepala saja. Ada baiknya jika kedua orang tua mereka yang menyiapkan pernikahan tersebut, jadi mereka memiliki waktu luang untuk menuntaskan urusan yang belum selesai.

***

Semoga dapat di nikmati ya. Maaf jika banyak yg kurang dalam ceritanya.

Dan Tinggalkan komen kalian ya, buat aku revisi nanti. Ok.

Jangan lupa Vomen readers..

Thanks ❤️

THE MAFIA GET MARRIEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang