Bab : 11

948 75 2
                                    

Sementara itu di Asrama Twice, Jihyo dan teman-temannya mengadakan acara ulang tahun Chaeyoung. Kegembiraan terpancar di wajah gadis bermarga Son.

Mereka tidak menyadari bahwa Shima tidak ada di asrama Twice seharian. Sampai Jihyo ditelpon oleh Bos JYP yang menanyakan kabar Shima.

Jihyo tentu bingung mau menjawab apa. Hingga ia melihat sosok Shima yang baru saja pulang entah dari mana. Menatapnya dengan datar.

"Dia baru saja kembali, Sajangnim.." Jihyo menjawab.

"Berikan telponnya padanya.."

Jihyo menyerahkan ponselnya pada Shima dan gadis tomboi itu berbicara dengan JYP.

"Baik, saya akan ke sana.." Shima mengakhiri panggilan telpon itu. Ia mengembalikan ponsel pada Jihyo.

"Kamu mau pergi lagi ?" Jihyo menatap.

"Sajangnim memintaku datang ke Perusahaan.." Shima langsung pergi.

"Apa ada masalah ?" Jeongyeon bertanya pada Jihyo.

"Entahlah.."

Jihyo menatap kepergian Shima kemudian menatap teman-temannya yang terlihat menatapnya.

Shima kembali ke Asrama Twice jam sepuluh malam. Para anggota sudah tidur duluan. Karena tidak mau menggangu tiga orang yang menghuni di kamar Maknae, Shima akhirnya memilih tidur di bawah sofa dengan menggunakan kantong tidurnya.

Esoknya, Shima bangun duluan. Ini pertama kalinya ia tidur nyenyak ketimbang tidur di tiga kamar itu.

Seperti biasa, Shima membereskan ruang tamu yang tampak berantakan karena acara kemarin. Dapur terlihat kacau, tempat sampah menumpuk dan juga piring kotor menumpuk di westafel.

Jihyo dan Mina bangun untuk menyiapkan sarapan, keduanya melihat Shima hampir selesai beres-beres dapur.

"Shima..." Jihyo memanggilnya.

Shima menoleh tapi tidak mengatakan apapun. Ia mengambil sampah dan berjalan keluar asrama untuk membuang sampah.

"Seharusnya kita beres-beres semalam.." kata Jihyo pada Mina.

"Atau seharusnya kita makan-makan di luar.." kata Mina menatap.

"Ayo kita masak.."

•••

Jihyo memperhatikan Shima yang memakan sarapannya dengan diam. Ia lalu bertanya, "Apa semalam ada masalah ?"

"Tidak."

"Kenapa Sajangnim memintamu datang ke Perusahaan ?"

"Membahas profil.."

"Oh... Besok Video musik kita akan tayang di YouTube ?" Jihyo ingat.

"Kenapa kamu terlihat lesu ? Senyum dong. Jangan ikut-ikutan Tzuyu yang mukanya datar tanpa ekspresi.." Jihyo menatap.

Shima tetap saja memasang wajah datarnya. Tzuyu menampilkan wajah cemberut. Sana bergelayut manja di lengan panjang Tzuyu.

Jihyo mengumpulkan teman-temannya di ruang tamu, termasuk Shima.

"Hari ini kita akan bermain Truth or Dare..." katanya menatap.

"Aku mulai duluan.." kata Jihyo menatap. "Aku pilih Shima. Truth or dare ?"

Shima terdiam sejenak, "Dare..."

"Apa kamu berani menelpon salah satu orang tuamu. Katakan pada mereka kamu hamil.." kata Jeongyeon menatap.

"Itu konyol.." Shima menatap.

"Itu hanya tantangan.." kata Dahyun menatap.

"Dia mungkin takut salah satu dari mereka kena serangan jantung.." kata Chaeyoung mengejek.

"Dia pengecut.." Tzuyu mencibir.

"Mereka tidak bisa diganggu. Di sana malam hari.." Shima menatap.

"Dia benar, Jeong. Kasih tantangan yang lain saja.." kata Jihyo menatap.

"Kalau begitu telpon Sajangnim. Katakan padanya kamu hamil.." kata Jeongyeon menatap.

"Itu gampang. Aku tidak takut.." balas Shima menatap dan mengeluarkan ponselnya. Ia lalu menelpon JYP.

Jeongyeon dan teman-temannya terkejut melihat Shima benar-benar menelpon Bos JYP.

"Halo Sajangnim, ini Shima... Saya ingin memberitahu kabar gembira... Saya hamil.."

"MWO !!! JINJJA !!" Shima menjauhkan ponselnya dari telinganya.

"SIAPA YANG BERANI-BERANINYA MELAKUKAN HAL YANG KURANG AJAR PADAMU !!!"

"Aiiish... Itu cuma permainan Truth or dare. Nggak usah berlebihan reaksinya.." kata Shima datar.

"Oh... Hehehe... Mianhae. Lanjutkan permainan kalian.." kata JYP.

Jihyo tertawa dan juga teman-temannya. Shima mematikan ponselnya.

"Aku tidak bergabung.." Shima bangkit.

"Mwo ?" Jihyo menatap.

"Aku harus mengerjakan PR.." jawabnya.

"Omo !!! Aku ada PR sejarah !!" Chaeyoung ingat.

Jihyo mencari-cari Shima, hingga ia menemukannya berada di balkon sedang mengerjakan tugas sekolahnya.

"Shima, kenapa kamu ngerjain di sana ? Ayo turun ke bawah. Chaeyoung sama Tzuyu ada di bawah.."

"Tidak. Aku hampir selesai.."

"Memangnya apa tugasnya ?"

"Sejarah.."

Nayeon dan teman-temannya melihat Jihyo menuruni tangga diikuti oleh Shima dibelakangnya. Gadis tomboi itu telah menyelesaikan tugas sekolahnya.

Shima sibuk dengan ponselnya, ia tersenyum kecil ketika melihat foto yang dikirimkan oleh Yeri.

"Apa yang kamu lihat ?" Jihyo penasaran.

Shima mematikan ponselnya. "Bukan apa-apa.."

🎶 I don't know about you. But I'm feeling twenty-two 🎶

Semua menolehkan kepala masing-masing melihat Shima menatap ponselnya.

"Halo ?"

"..."

"Sekarang ?"

"..."

"Baik. Aku akan bersiap.." Shima bergegas pergi ke lantai atas.

"Apa dia mau pergi lagi ?" Nayeon menatap Jihyo.

"Entahlah.."

"Kamu mau kemana ?" Jihyo bertanya pada Shima yang turun tangga dengan mengenakan jaket denim.

"Pergi jalan-jalan."

"Sama siapa ?"

"Dia yang namanya tidak boleh disebut.." jawabnya pendek dan pergi.

"Apa itu Voldemort ?" Mina bertanya.

"Mwo ?"

"Apa dia punya kenalan ? Teman sekolahnya ?" Nayeon menatap tiga Maknae.

Ketiganya saling berpandangan satu sama lain.

"Kami hanya tahu dia dapat banyak cokelat dari penggemar.." balas Dahyun menatap.

10th Twice memberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang