Bab : 16

1K 81 3
                                    

Esoknya, Para anggota Twice sarapan bersama. Shima memakan sarapannya dengan diam. Jihyo memperhatikannya, Shima makan sangat sedikit, bahkan lebih sedikit dari Jeongyeon dan Momo.

Leader Twice baru menyadari bahwa Shima mengalami perubahan terhadap berat badannya. Gadis tomboi itu tampak kurus.

"Apa kalian mau bawa bekal ?" Jihyo menatap para Maknae Twice.

"Mau !!!" jawab ketiganya serempak.

Jihyo menatap Shima, "Apa kamu mau ?"

"Nggak usah repot-repot. Aku nggak butuh bekal, aku sedang diet.." balasnya bangkit dan pergi ke dapur untuk mencuci piringnya.

Jihyo dan teman-temannya terkejut.

Di sekolah, Dahyun mencari Shima, karena ini jam istirahat. Ia tidak sendirian, melainkan bersama dua temannya.

"Kemana tuh bocah ?" Chaeyoung mencari-cari.

"Permisi.." Dahyun mencegat salah satu murid yang satu kelas dengan Shima.

"Apa kamu tahu dimana Shima ?"

"Oh... Dia ada di perpustakaan sama Yeri Sunbaenim."

"Kamsahamnida.."

"Jadi bagaimana itu... Dikasih nggak ?"

"Unnie, di sana.." Tzuyu menunjuk.

Dahyun dan Chaeyoung melihat arah yang ditunjuk oleh Tzuyu. Terlihat Shima berjalan beriringan dengan Yeri.

"Shima !!!" Dahyun memanggil.

Shima mendongak melihat tiga Maknae Twice berlari mendekat kearahnya. Alis Shima terangkat. "Mwo ?"

"Jihyo Unnie menyuruhku memberikan ini untukmu.." kata Dahyun menatap.

Shima mengambilnya, tanpa mengatakan apa-apa. Sebaliknya Yeri menatap ketiganya dengan tatapan datar.

•••

Di Balkon, Shima terus memandangi foto kedua orang tuanya yang tersimpan di ponselnya. "Aku rindu kalian, Mama Papa.."

"Shima..." Seseorang memanggilnya.

Shima mematikan ponselnya, menatap Jihyo tanpa ekspresi.

"Apa kamu baik-baik saja ?"

'Apa kau begitu bodoh dengan sikapmu yang membuatku frustasi..' batin Shima dalam hati.

"Apa kamu baik-baik saja ?" Jihyo kembali bertanya.

"Ya.." jawabnya pendek.

"Kamu bohong.." Jihyo menatap.

Shima balas menatapnya. Tapi tidak mengatakan apa-apa.

Sementara itu di ruang tamu, Nayeon terus menggulir mouse laptop. Ia ingin tahu berita terbaru tentang Twice. Hingga ia membaca salah satu berita yang ditulis oleh JYP.

"Ini fakta-fakta Shima.." beritahunya pada teman-temannya.

Mereka semua, kecuali Jihyo melihat beberapa fakta-fakta tentang Shima.

Shima adalah anak tunggal.
Shima berdarah campuran, Amerika-Korea dari sang Ayah dan Taiwan-Jepang dari sang Ibu.
Saat ini Shima bersekolah di Sekolah menengah atas Seni Hanlim, Jurusan Akting.
Ibu dan ayahnya meninggal ketika dia masih sangat muda.
Pada usia 10, dia tinggal di Amerika, setelah ditinggal kedua orang tuanya.
Dia suka menggambar dan membaca novel.
Alergi terhadap salmon dan udang.
Makanan Favoritnya adalah burger keju, pizza, spaghetti bolognese.
Artis Favoritnya adalah IU dan Avril Lavigne.
Buah kesukaannya adalah stroberi dan apel.
Shima menyukai karakter Anakin Skywalker.
Musim favoritnya adalah musim panas dan musim gugur.
Shima bisa berbicara bahasa Inggris, Mandarin, Korea, Jepang.
Shima juga suka berenang.
Shima suka nonton film horor.
Olahraga favoritnya adalah basket dan skateboard.
Warna representatif nya adalah biru langit.
Warna favorit Shima adalah biru dan merah.
Shima tidak bisa makan makanan mentah.
Shima memiliki alergi nanas. Lidahnya terasa gatal jika dia memakannya.
Shima memilih angka 30 sebagai nomor favoritnya.
Shima bisa bisa menggunakan tangan kanan dan kirinya secara bersamaan.
Shima memiliki kebiasaan menggigit bibir bawahnya.
Shima memiliki trypophobia. (Ketakutan melihat sekelompok lubang kecil).

Nayeon dan teman-temannya kecuali Jihyo, tercengang membacanya.

"Orang tuanya sudah meninggal.." Nayeon menatap.

"Dia yatim piatu.." Jeongyeon menatap.

"Dia bisa bahasa Mandarin, jadi selama ini dia tahu umpatan yang sering aku ucapkan.." kata Tzuyu menatap.

"Kamu mengumpat ?" Nayeon tak percaya Maknae kesayangannya, suka mengumpat.

"Jika dia yatim piatu, tinggalnya sama siapa ?" Momo menatap.

"Pasti sama Neneknya atau Bibinya.." kata Sana menatap.

"Atau dia diadopsi ?" kata Dahyun menatap.

Mereka menolehkan kepala masing-masing melihat Jihyo menuruni tangga.

"Dimana Shima ?" Nayeon menatap.

"Di balkon. Kenapa ?"

"Baca ini, Thomas.." saran Jeongyeon menatap.

Jihyo bingung, tapi ia tetap berjalan mendekat dan membaca yang diminta Jeongyeon. Sama seperti teman-temannya, ia terkejut.

Jihyo harus menyeret Shima mengajak bergabung untuk makan malam bersama. Membuat gadis tomboi itu melempar death glare kearahnya.

"Berhenti menyeretku, aku bukan karung beras, Jihyo.." nada suara Shima terdengar dingin. Membuat Jihyo melepas tangannya.

"Kami menunggumu untuk makan bersama.." Nayeon menatap.

"Aku nggak butuh makan. Aku masih gemuk.." katanya menyindir dirinya sendiri.

Mereka terkejut mendengarnya. Shima lalu berbalik badan dan pergi.

"Apa yang harus kita lakukan sekarang... Dia pasti membenci kita.." Sana menatap.

Mereka semua terdiam dengan perasaan penuh sesal.

Shima memilih melewatkan makan malamnya. Kebiasaannya yang sering melewatkan makan malam, membuat berat badannya turun secara drastis.

Hal ini membuat Jihyo dan teman-temannya khawatir. Namun tidak bagi Shima, ia tetap acuh tiap kali diajak makan malam.

Di balkon, Shima memandangi langit-langit malam. Terlihat cahaya bulan dan ribuan bintang bersinar.

🎶 I don't know about you. But I'm feeling twenty-two 🎶

Ponsel Shima berdering. Gadis itu mengangkat panggilan telponnya.

"Oppa !!! Aku sama Unnie-Unnie baru saja menonton video musik Oppa ! Keren banget !!"

"Oppa, Shy Shy Shy..." terdengar suara Joy.

"Oppa nge-rapnya keren banget..." Seulgi ikut nimbrung.

"Oppa keren jadi koboi.." kata Wendy.

"Dongsaeng, jangan patah semangat ya. Kami mendukungmu..." kata Irene.

"Gomawo..." Shima berkata, ia menghapus air matanya yang mengalir membasahi pipinya.

Jihyo dan teman-temannya menguping sejak mereka mendengar suara nada dering ponsel Shima.

Mereka bersembilan ingin mendekat dan memeluk Maknae mereka, tapi mereka terlalu gengsi untuk melakukannya.

10th Twice memberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang