[1] Awal Baru

608 50 4
                                    

"Be happy. Be who you wanna be. If others don't like it, then let them be. Happiness is a choice. Life isn't about pleasing everybody." -@itschillwords-


Januari, 2020
Jakarta, Indonesia

Jani hari ini sangatlah sibuk mengurus surat-surat untuk kepergiannya ke Canada, semua barang-barang telah di packing dengan sangat rapi, seolah-olah Jani sangatlah menantikan kepergiannya kali ini.

"Apalagi yang kurang nih Jan?" tanya Vina kepada Jani yang tengah sibuk memeriksa ulang surat-surat yang ia pegang di tangan.

Vina ialah satu-satunya sahabat yang Jani punya sejak masa-masa Sekolah Menengah Pertama, dan hanya Vinalah satu-satunya orang yang tahu alasan terbesar Jani ingin meninggalkan kehidupannya di sini, dan membuka lembaran baru di Canada.

"Udah semua kok dah oke semua, gua tinggal berangkat aja awal februari nanti," jawab Jani sambil merebahkan punggungnya di atas kasur.

"Jangan pulang lo ya kalau gak jadi chef pastry sukses, awas lo ya! Sekalipun lo kangen sama gua," ancam Vina dengan raut mata sedih yang tidak bisa ditutupinya.

"Gua juga gak akan pulang walaupun gua sukses, lo yang harusnya kesana temuin gua kalau kangen sama gua," jawab Jani seperti tidak merasa bersalah, seraya memasang mimik wajah menyebalkan.

"Anak sama laki gua gimana sialan kalau gua ke sana!" jawab Vina sambil melemparkan bantal yang ia peluk kepada lawan bicaranya.

Mereka berdua tertawa lepas berharap dapat meringankan beban pada masing-masing pundak, namun keduanya tidak bisa menyembunyikan sorot mata sendu yang sirat akan perpisahan.


1 Februari, 2020
Bandara Soekarno Hatta Internasional

Jani tengah duduk seraya mengadahkan kepalanya menatap langit-langit Bandara, ia tidak pernah menyangka bahwa akhirnya akan terbebas dari rasa sesak yang selama ini mengikatnya di sini. Ia memutuskan untuk meninggalkan semua kenangan tentang sosok dirinya di masa lalu ketika nanti ia menginjakkan kaki di Canada.

"Bye Jani, selamat tinggal. Gua gak akan pernah kembali lagi," lirihnya pelan seraya melangkahkan kaki kedalam pesawat penerbangan Jakarta-Toronto itu.


Toronto Pearson Internasional Airport

Selama hampir 21 jam Jani berada di udara, akhirnya ia menginjakan kaki di Toronto dengan perasaan ringan. Jani tersenyum secara tulus dari hatinya, setelah senyuman itu hampir hilang selama ini, dan ia merapatkan coat yang dipakainya agar udara dingin tidak menusuk kedalam tulang kurus miliknya, karena Canada saat ini masih dalam keadaan musim dingin. Jani menarik kedua kopernya menuju taksi untuk menuju apartemennya, setelah sampai di apartemen Jani langsung meluruskan punggungnya di kasur, ia tidak peduli bahwa kenyataannya ia belum mandi selama seharian ini. Tidur adalah hal terpenting baginya saat ini.


5 Februari 2020

Apertemen Jani

Jani bangun dari tidurnya, dan langsung memeriksa jam di handphone miliknya, jam telah menunjukkan pukul dua siang. Jani beranjak menuju kamar mandi lalu bersiap-siap, ia ingin melihat sekeliling daerah tempat tinggalnya untuk sekedar menghirup udara segar. Selama tiga hari ini, ia hanya berdiam diri di apartemen, sekedar untuk merapihkan barang-barang bawaan miliknya dari Indonesia.

Jani melihat pantulan dirinya di kaca, rambut panjang sepundak berwarna cokelat miliknya dibiarkan terurai, ia hanya mengoleskan sedikit lipblam pada bibir pucatnya lalu mengambil coat kesayangannya, dan pergi ke luar. Jani berdiri dengan mengadahkan kepalanya menatap langit. Hari ini langit berwarna biru terang, tanpa awan-awan putih yang menghiasi, dan disekitaran jalan terlihat salju yang menumpuk sejauh mata memandang.

The Black Rose; YoungK Day6Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang