[22] Sebuah Fakta

194 21 0
                                    

Saat ini Brian tengah mendaratkan tubuhnya, di kursi sofa Pub langganannya ditengah kota Seoul. Sepulang dari apartemen milik Jani, rasanya ia tidak dapat berfikir jernih, fikirannya kacau melalang buana. Rasa benci, terluka, sesak, dan juga perasaan rindu sekaligus menghantam dirinya setiap kali ia melihat wanita itu. Keinginan Brian sangat kuat untuk kembali meraih Jani kedalam pelukannya. Brian tau itu hal yang salah, jika ia melakukan itu maka ia akan menyakiti hati tunangannya, Kang Seulgi. 

Selama di rumah Jani, Brian rupanya diam-diam memperhatikan setiap figura foto yang ada di sana, dan dirinya benar-benar terkejut bahwa tidak ada satupun foto pernikahan Jani dengan suaminya di sana, atau foto keluarga kecil mereka bertiga. Brian hanya melihat foto-foto Ian kecil bersama Jani yang tergantung cantik di dinding rumah wanita itu. Brian mengambil kesimpulan bahwa sebenarnya wanita itu telah bercerai dengan suaminya.

Kang Seulgi saat ini tengah duduk manis di ruang tengah apartemen Brian, seraya melirik jam tangannya yang tengah menunjukkan pukul  dua dini hari. Seulgi memutuskan untuk menelfon kekasihnya, sekedar memastikan dimana dirinya berada.

"Oppa dimana? Aku sudah di apartement Oppa," ucapnya dengan manja ketika panggilan telah tersambung.

"Aku sedang dijalan pulang," jawab Brian dengan dingin disebrang sana.

"Hm baiklah.. aku merindukanmu, kita sudah lama tidak bertemu karena  promosi comeback soloku."

Brian mematikan panggilan Seulgi tanpa kalimat penutup, sejujurnya Seulgi tahu bahwa akhir-akhir ini kekasihnya sedikit berubah menjadi lebih dingin, sulit dihubungi, namun ia hanya menutup mata dan telinganya beranggapan bahwa hubungannya tetap baik-baik saja.

Sesampai Brian di apartemen, ia langsung disambut dengan pelukan hangat oleh wanitanya

"Hei aku mandi dulu, aku merasa penuh keringat hari ini," ujar Brian seraya melepaskan pelukan Seulgi dari dirinya. Itu hanya alasan, sebenarnya entah mengapa dirinya akhir-akhir tidak nyaman dengan keberadaan tungannya ini. Brian tahu ini salah, tapi ia tidak dapat mengontrol perasaannya.

"Apa Oppa ada latihan hari ini?" tanya Seulgi kembali seraya melepaskan pelukannya dengan berat hati.

"Tidak ,aku hanya berkumpul bersama Jae dan Sungjin beserta anak-anaknya. Lalu malamnya aku berkumpul dengan teman-temanku tadi," ujar Brian menjelaskan aktivitasnya hari ini kepada wanitanya, tentu saja dengan menghapus bagian bahwa ia telah makan malam di rumah seorang wanita.

"Pantas saja aku mencium aroma alkohol dari mulutmu. Padahal aku suka harum tubuhmu Oppa haha," ucap Seulgi seraya mencoba untuk kembali memeluk prianya lagi.

"Kau ini, aku mandi dulu Seulgi," Brian menolak kembali pelukan yang akan diberikan Seulgi, menggantinya dengan kecupan singkat di kening wanitanya.

"Baiklah," jawab Seulgi dengan senyum cerah berkat kecupan singkat itu.

Seulgi yang sedang menunggu Brian mandi merasa sedikit bosan, dan entah mengapa tidak pernahnya ia sangat penasaran dengan handphone milik Brian, tapi tidak dengan malam ini. Padahal dua tahun mereka menjalin kasih, Seulgi hampir tidak pernah tertarik dengan isi handphone milik prianya itu, karena ia percaya Brian tidak akan pernah menghianatinya.

Seulgi akhirnya memutuskan meraih handphone Brian dari atas meja dan langsung membukanya, karena handphone Brian tidak pernah dikunci itu sangat memudahkan dirinya. Seulgi langsung berselancar ke ikon galeri, dan pada awalnya ia hanya melihat beberapa foto anak-anak yang ia sangat kenal yaitu anak Jae dan Sungjin, serta ada satu lagi anak laki-laki yang sepertinya ia tidak asing dengan wajahnya.

Semakin Seulgi melihat lebih lama foto-foto di galeri milik Brian, ia menemukan beberapa foto yang diambil secara candid anak laki-laki tadi, dengan seorang wanita yang sepertinya adalah ibu dari anak itu. Seulgi ingat wanita itu adalah teman Brian yang ia temui di kafe waktu dulu, dan semakin terkejut dirinya ketika melihat sebuah foto yang berisikan tiga orang tersenyum bahagia, dengan Brian melingkarkan tangannya di pinggang wanita itu.

The Black Rose; YoungK Day6Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang