Hujan deras disertai angin yang kencang menyelimuti Desa Ngebung sejak malam tadi. Membuat suhu udara menjadi lebih dingin dari biasanya. Menciptakan hawa kantuk yang berlebih kepada seisi bumi. Begitu juga penghuni posko.
Sejak sarapan pagi tadi, mereka hanya rebahan diatas karpet yang ada di ruang tengah sambil sibuk dengan aktivitas masing-masing. Nara, Alana, dan Ana sejak tadi sibuk menonton koleksi film yang dimiliki Alana. Malik dan Keenan, yang sedang menjelajah ke alam mimpi. Atha yang sibuk dengan laptopnya, Rafi dengan komiknya, dan terakhir Aksa yang sedang memejamkan mata. Entah tertidur atau hanya memejam, dengan earphone yang menyumpal kedua telinganya.
Mengapa tidak ada yang sibuk dengan ponsel, tentu saja karena mereka tidak memiliki jaringan. Apalagi diluar sedang hujan. Biasanya, mereka akan mendapat sinyal jika sedang berada di atas bukit atau balai desa. Sebenarnya ada bagusnya, mereka jadi tidak terfokus dengan sosial media. Walaupun cukup menyulitkan jika sedang ingin berkomunikasi dengan keluarga.
***
Hingga menjelang sore, hujan belum juga berhenti. Hal ini membuat Nara sedikit khawatir. Mengingat masih banyak kerusakan infrastruktur Desa yang belum sepenuhnya diperbaiki.
"Malik, kalau aku mau kasih saran boleh?" Tanyanya pada Malik yang saat itu sedang memakan kue kering.
"Oh iya Ra, boleh. Saran apa?" Jawabnya.
Gadis tersebut mengusulkan kegiatan memperbaiki saluran air yang tersumbat, serta memperbaiki beberapa tanggul yang rusak dipercepat dari tanggal yang sebelumnya sudah mereka jadawalkan. Ketujuh temannya langsung menyetujuinya. Karena alasan yang disampaikan Nara sangatlah logis, mengingat Desa mereka memang sangat rawan terjadi bencana jika sudah turun hujan seperti saat ini.
Akhirnya setelah berdiskusi bersama Pak Halim dan warga lainnya, dan disetujui. Nara diminta untuk memegang dana perbaikannya, dana ini merupakan gabungan antara dana dari Desa, ditambah bantuan dana dari teman-teman KKN-nya. Mengapa tidak bendahara saja? Karena takut terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan, Malik meminta agar dana tersebut tidak dipegang bendahara. Takut apabila tercampur, tercecer atau sebagainya. Jadi jauh lebih baik dipisah bukan.
"Gimana Ra?" Tanya Malik.
"Kalau kamu gak sanggup gapapa Ra, bisa kita diskusiin lagi." Tambah Keenan.
"Oke aku mau." Jawab Nara mantap. Selain untuk melatih keterampilan, ia juga sangat ingin pembangunan infrastruktur ini segera berjalan.
Nara menjadi lebih sering meminta saran kepada Keenan, mengingat jurusan Keenan adalah teknik sipil. Laki-laki itu sudah paham betul tentang bahan-bahan bangunan seperti apa yang bagus untuk dipakai namun harganya tidak terlalu mahal, kemudian teknik apa saja yang tepat agar pembangunan bisa cepat terselesaikan, dan masih banyak lagi.
"Nan, kalau menurut kamu gimana ada yang kurang gak?" Tanya Nara sambil menunjukan daftar anggaran dana yang akan dipakai untuk pembangunan.
Keenan memperhatikannya teliti, agar tidak ada yang tertinggal satu pun. "Udah ko Ra, perfect!" Jawabnya sambil memuji. "Kamu mau belanjain kapan?" Lanjutnya.
"Rencananya besok, kamu bisa ikut?"
Keenan mengingat-ngingat sejenak, apakah besok ia ada kegiatan lain atau tidak. "Yah Ra, besok aku sama Malik harus ke balai Desa."
"Oh yaudah gapapa, nanti aku ajak yang lain aja ya."
"Oke kabarin aku ya kalau ada apa-apa."
"Siap bos!"
***
a.n : kalau ada kata atau kalimat asing lainnya yang gak kalian tahu apa artinya, boleh comment langsung aja ya. supaya nanti aku masukkin juga ke dalam glosarium yang akan ada di setiap akhir cerita. happy reading🤗 jangan lupa vote dan comment kalo kalian suka sama cerita ini🤩🌹
Salam sayang, Rihyani❣
KAMU SEDANG MEMBACA
Jurnal KKN Nara
AdventureSelesai. 🍁BELUM REVISI EYD🍁 Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan bentuk kegiatan pengabdian kepada masyarakat oleh mahasiswa pada waktu dan daerah tertentu. --------------- Semuanya bermula saat banyak sekali pemberitaan tentang hal mistis yang men...