t u j u h

211 26 5
                                    

Suasana balai desa sore itu kembali ramai oleh warga. Mereka sedang melakukan rapat bersama anak-anak KKN untuk membahas perwujudan prokja. Athaya, Rafi, dan Ana berniat untuk membuka sesi konsultasi untuk semua warga, serta perpustakaan gratis untuk para anak-anak. Tujuannya agar mereka dapat meningkatkan minat baca sejak dini pada anak-anak di Desa tersebut. Sedangkan sesi konsultasi dibuka, untuk para warga yang memiliki permasalahan dan membutuhkan solusi.

Sedangkan Keenan, Nara, Malik dan Aksa berniat untuk melakukan perbaikan beberapa infrastruktur Desa yang rusak seperti tanggul dan jalanan. Selain itu mereka juga melakukan aksi ramah lingkungan, dan penyuluhan terkait koperasi Desa. Tujuannya tentu agar meningkatkan kesejahteraan Desa.

Kedua tim itu, akhirnya berpencar. Setelah rapat selesai, mereka langsung menuju lokasi yang menjadi sasaran mereka masing-masing. Mereka akan memulai dari hal yang mudah. Seperti aksi ramah lingkungan.

Saat ini Keenan, Nara, Malik dan Aksa sedang melakukan aksi ramah lingkunan dan penyuluhan tentang koperasi. Seperti sebelumnya, Nara dan Aksa melakukan penyuluhan terlebih dahulu kepada warga. Mengingat sebelumnya Nara sudah pernah melakukan sosialisasi tentang lingkungan, kali ini hanya Aksa yang menyampaikan sosialisasi. Kemudian mereka baru akan melakukan kegiatannya setelah warga sudah memahami mekanismenya.

"Mba, jadi plastik ini bisa di daur ulang lagi ya?" Tanya salah seorang warga.

"Iya Pak, kalau dibuat kerajinan bisa jadi bernilai." Jawab Nara.

Setelah mereka berhasil memilah sampah jadi beberapa bagian. Nara mulai merapikan bagian sampah plastik. Ia berniat untuk membersihkannya terlebih dahulu sebelum diolah menjadi kerajinan tangan. Sedangkan yang lainnya, mencoba untuk membuangnya ke tempat-tempat yang telah dibuat oleh anak-anak KKN.

"Ra, emang di jurusan lo ada matakuliah yang begini?" Tanya Malik penasaran, karena sebelumnya ia pikir kerajinan seperti ini hanya akan ditemui di jurusan seni.

Nara terkekeh mendengar pertanyaan temannya itu, "ini kan kewirausahaan Lik. Anak SMA juga ngerti kali." Jawabnya.

Benar juga, kenapa Malik gak kepikiran ya. Berhubung dulunya laki-laki itu berasal dari SMK, mungkin saja membuatnya tidak tahu dan tidak terpikir sejauh itu.

***

Di lain sisi, Athaya, Rafi, dan Ana sedang merapihkan beberapa buku diatas rak rak yang sengaja di taruh di teras mereka. Rencananya kegiatan perpustakaan gratis dan konsultasi akan mereka lakukan di posko. Tak lama kemudian warga mulai berdatangan. Ada orang dewasa, anak-anak, dan remaja yang datang.

Sebagian dari mereka memilih untuk membaca buku, sedangkan yang berkonsultasi, baru dua orang saja. Walaupun belum terlalu ramai, tapi setidaknya mereka senang. Kegiatan mereka disambut dengan baik oleh para warga.

"Lain kali kalau kamu mau cerita lagi, kesini aja ya." Kata Ana kepada remaja perempuan yang sejak tadi berkonsultasi kepadanya.

Gadis itu tersenyum senang, "makasih banyak ya mba. Aku jadi ngerasa lebih plong." Ungkapnya antusias.

Ana tentu sangat senang, kalau ilmunya dapat bermanfaat untuk orang lain. Walaupun tidak terlalu besar. Ia bangkit dari posisinya, mengikuti gadis remaja yang tadi berkonsultasi dengannya menuju teras. Disana ada Atha dan Rafi bersama beberapa warga sedang duduk lesehan diatas tikar yang sebelumnya sudah mereka gelar. Ana mengamati interaksi warga bersama teman-temannya itu.

Terlihat jelas rasa ingin tahu yang besar dimata mereka. Mungkin ini salah satu persoalan yang cukup serius untuk Desa ini. Pendidikan mereka sangatlah jauh tertinggal. Belum ada perpustakaan yang dibangun di Desa ini. Baik di sekolah maupun di lingkungan masyarakat.

Padahal membaca sangatlah penting. Dengan tidak adanya sumber bacaan, tidak akan ada pula yang akan mereka baca. Selain itu, yang Ana tahu dari cerita teman-temannya yang sudah pernah ke salah satu sekolah di Desa ini, aksesnya cukup sulit. Mereka harus melewati bukit dan jalanan berbatu.

Sungguh miris bukan? Jika di kota banyak sekali anak-anak bisa mendapatkan pendidikan yang layak dan baik, namun malah disia-siakan. Disini, mereka yang sangat menginginkan itu semua, malah tak kunjung terwujud.

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

a.n : kalau ada kata atau kalimat asing lainnya yang gak kalian tahu apa artinya, boleh comment langsung aja ya. supaya nanti aku masukkin juga ke dalam glosarium yang akan ada di setiap akhir cerita. happy reading🤗 jangan lupa vote dan comment kalo kalian suka sama cerita ini🤩🌹

Salam sayang, Rihyani

Jurnal KKN NaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang