e m p a t b e l a s

193 24 0
                                    

Alana tidak mengerti lagi, bagaimana bisa Nara sekuat ini. Ditimpa masalah secara bertubi-tubi. Diikuti orang yang tidak dikenal sampai membuat kedua kakinya terluka cukup parah, dituduh melakukan penggelapan dana perbaikan tanggul, menjadi korban tanah longsor sampai membuat kakinya patah, dan terakhir dikeluarkan dari kelompok. Alana melihat sendiri bahwa gadis itu sama sekali tidak melakukan pembelaan. Walaupun gadis itu sama sekali tidak bersalah.

Alana tahu, karena ia memaksa Nara untuk menceritakan kejadian yang sebenarnya terjadi saat longsor itu. Dengan perjanjian, tidak akan menceritakannya lagi pada siapapun. Rasanya ia ingin sekali mencakar wajah Aksa kalau saja dan memaki-mamaki laki-laki itu. Tapi Alana yakin, ketika nanti Aksa tahu apa yang sebenarnya terjadi, pasti laki-laki itu akan berterimakasih pada Nara.

"La, jangan ngelamun." Peringat Nara yang membuat Alana kembali sadar.

"Kenapa si Ra, kamu gak jujur aja." Tanya Alana penasaran.

Nara tersenyum sambil menggenggam tangan temannya itu, "percuma La. Kalau dimata mereka aku salah, mau gimanapun aku membela diri akan tetep salah." Katanya lembut.

"Tapi kalau yang lain sadar, mereka juga pasti akan cerita yang sebenarnya."

"Iya memang, tapi akan beda konteksnya. Kalau aku yang jelasin sendiri pasti dibilang membela diri."

Alana memeluk Nara erat, berharap dapat mengurangi sedikit beban dimiliki gadis itu. "Janji ya Ra, kalau nanti lo butuh sesuatu kabarin gue." Pintanya.

"Jangan gitu dong La, aku berasa adik kecil kalau terus kamu perhatiin kaya gitu." Kata Nara sambil terkekeh.

"Pasti bakal kangen banget," ungkap Alana tiba-tiba melow.

Nara langsung melerai pelukan mereka, "sebut nama aku tiga kali, nanti aku dateng." Keduanya langsung tertawa.

***

Perlahan kedua kelopak mata itu terbuka secara bersamaan. Mencoba mengamati sekeliling, sambil kembali mengingat apa yang tengah terjadi.

"Nara," katanya lirih setelah berhasil mengingat apa yang telah menimpanya.

Malik yang semula memejamkan mata, langsung tersadar. Saat telinganya mendengar suara samar-samar. "Keenan lo sadar?" laki-laki itu langsung bangkit untuk memanggil dokter dan perawat.

"Gimana kondisinya dok," tanya Malik saat dokter telah selesai memeriksa Keenan.

"Semuanya sudah normal, tidak ada luka dalam yang cukup serius. Pasien baru boleh pulang kalau kondisinya sudah lebih fit." Kata dokter menjelaskan pada Malik.

"Gimana badan lo, ada yang masih sakit?" Tanya Malik sambil kembali duduk di samping brankar Keenan.

"Nara gimana?" Bukannya menjawab, Keenan malah malik bertanya.

Malik jadi bingung harus menjelaskan apa. "Kondisinya pasti cukup serius kan?" Tebak Keenan.

Akhirnya Malik meminta Keenan untuk menjelaskan kejadian yang sebenernya dari awal hingga akhir. Benar dugaannya, Nara tidak salah. Emosi Malik perlahan kembali meningkat. Rasanya ia sangat ingin menarik Aksa untuk meminta maaf pada Nara saat ini juga.

Ngomong-ngomong soal Nara, Malik jadi teringat kalau gadis itu akan pulang hari ini. Ia langsung bangkit dan berjalan dengan sangat cepat. Dengan sangat terburu-buru ia membuka ruangan gadis itu, mencoba mencari ke segala sudut ruangan. Berharap bahwa gadis itu masih disana. Namun yang ia dapatkan hanya kekosongan.

***

Malik menarik kasar Aksa yang saat itu akan masuk kedalam ruang rawat Ana. Ia memaksa laki-laki itu mendengarkan kronologi kejadian yang sebenarnya dari Keenan. Hal pertama yang laki-laki itu ucapkan adalah sanggahan. Aksa tahu kalau Keenan sangat melindungi Nara. Jadi bisa saja bukan laki-laki itu mencoba untuk melindunginya.

Karena sudah tidak tahan lagi, Malik memukul Aksa tepat  diwajahnya. Membuat laki-laki itu jatuh tersungkur di lantai rumah sakit. Malik mendekat, merasa belum puas untuk memukul wajah laki-laki dihadapannya. Namun ketukan di pintu ruang rawat itu, membuat Malik mengurungkan niatnya.

"Ana udah sadar."

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jurnal KKN NaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang