s a t u

523 42 13
                                    

Suasana kampus pagi ini masih terbilang ramai, walaupun sudah memasuki hari libur akhir semester. Nara menatap fokus layar proyektor di depan sana yang menampilkan format pembuatan laporan. Mencoba untuk mencatat semua hal yang dirasa penting. Hari ini, pihak kampus mengadakan kegiatan pembekalan untuk para peserta KKN yang akan berangkat dua minggu lagi.

Kegiatan tersebut bertujuan agar para peserta dapat melaksanakan kegiatan KKN dengan baik. Setelah pembekalan dan pengarahan yang disampaikan dirasa cukup, para mahasiswa diperbolehkan untuk meninggalkan ruangan. Namun, mereka diminta untuk terlebih dahulu melihat lokasi penempatan serta pembagian kelompok KKN melalui web.

"Dimana Ra?" tanya seorang gadis yang sedari tadi duduk dikursi sebelah Nara. Dia Arin, teman terdekatnya di kelas.

"Desa Ngebung, Kalijambe. Kamu dimana?" Jawab Nara sambil memasukkan alat tulisnya kedalam tas.

Arin mendengus kesal, "aku yang ngarep satu lokasi sama Malik, malah kamu yang dapet."

Hal itu sontak membuat Nara tertawa kencang. "Oalah ternyata itu inceranmu Rin, tenang aja gak akan aku bungkus kok." Katanya dengan nada jahil, yang membuat Arin semakin kesal.

"Titip salam dong Ra." Pinta Arin tiba-tiba saat mereka sedang berjalan keluar ruangan.

Nara mendelik tajam, kenalan saja belum bisa-bisanya Arin sudah meminta titip salam. "Enggak ah, kenal aja enggak."

"Anara cantik deh." Pintanya lagi.

"Emang aku cantik."

"Ra aku nangis disini ya."

"Iyaiya," jawab Nara pasrah, yang langsung di balas dengan pelukan kencang disertai ucapan terimakasih oleh Arin.

Nara sudah hafal betul dengan semua senjata yang akan dikeluarkan Arin ketika keinginannya tidak dituruti. Salah satunya menangis, memang bukan nangis sungguhan yang mengeluarkan air mata, tapi cukup membuat Nara malu setengah mati. Jadi Nara akan selalu mencoba mengalah daripada harus menanggung malu karena tingkah ajaib temannya itu. Toh selama ini permintaan Arin masih dalam batas wajar, dan tidak pernah merugikan Nara.

***

Kantin kampus menjadi tempat pertama pertemuan antara Nara dengan teman-teman kelompok KKN-nya. Setelah sebelumnya membuat grup di salah satu aplikasi chatting, akhirnya mereka semua memutuskan untuk melakukan pertemuan perdana di kampus tercinta. Mengapa kantin? Karena selain spot-nya yang pas, disana mereka juga memiliki kebebasan tanpa merasa takut mengganggu orang lain. Tidak seperti saat di perpustakaan atau koridor kelas.

Nara berjalan perlahan sambil mengamati sekelilingnya, menoba untuk menemukan meja kantin yang dijadikan tempat pertemuan mereka. Saat matanya sedang menatap ke arah meja yang berada di sudut kantin, tiba-tiba saja salah satu diantara mereka melambaikan tangan. Seorang gadis dengan rambut sebahu, disertai kacamata yang bertengger manis dihidungnya. Nara tersenyum, dan langsung berjalan mendekat kearahnya.

"Halo Nara, gak nyangka bisa satu kelompok KKN sama lo." Sambutan yang pertama kali Nara dapatkan dari gadis tersebut.

Dia Alana Nafeesa, mahasiswi dari jurusan kesehatan masyarakat. Alana dan Nara beberapa kali sempat bertemu dalam event besar kampus, hal ini yang membuat mereka sudah saling mengenal satu sama lain.

"Iya, aku juga kaget pas tau kita satu kelompok." Kata Nara dengan nada yang antusias, kemudian tatapannya beralih pada dua laki-laki yang duduk disebrang mereka.

"Hai kenalin aku Nara, dari teknik lingkungan." Sapa Nara pada keduanya.

"Halo gue Athaya, dari Bahasa dan Sastra Indonesia."

Jurnal KKN NaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang