-26-

794 49 1
                                    

Sowon menggeleng kan kepalanya.

Aku masih sangat mencintaimu Hwang-batin Sowon.

Air mata Sowon menetes tanpa henti membaca surat dari Sinb. Badannya gemetaran, matanya bengkak, bahkan make up nya luntur. Kertas itu sudah mulai basah oleh air mata Sowon.

Selesai membaca surat itu ia langsung berlari keluar kamar, ia terus berlari tanpa menghiraukan keluarganya yang kebingungan.

Ia keluar dari rumahnya dan tetap terus berlari ke rumah Sinb. Rumah Sinb memang tidak terlalu jauh 10 menitan menggunakan mobil, tapi jika jalan kaki... Itu lumayan jauh.

Sowon tidak perduli pandangan orang padanya, ia terus berlari hingga akhirnya ia sampai di depan rumah Sinb.

Ia memencet bel dan saat dibuka ia segera masuk dan menuju kamar Sinb. Ia bahkan tidak mengatur nafasnya. Ia berlari masuk tanpa memperdulikan orang-orang di dalam, tujuanya langsung ke kamar Sinb. Saat pintu kamar Sinb terbuka ia pingsan begitu saja.

"Eonnie?! Kau kenapa?! " Tanya Sinb panik.

Ia mengangkat Sowon ke ranjangnya dan langsung menaruhnya. Ia memperhatikan wajah Sowon yang sangat memancarkan kesedihan.

"Eonnie kau kenapa? Surat itu.. Apa kau sudah membacanya?? " Tanya Sinb kecil.

"Aku pergi dulu ya... Kim... So.. Jung.. "

Sinb tersenyum pada Sowon kemudian menggerakkan kopernya keluar kamar. Sinb meminta pembantunya menjaga Sowon hingga ia bangun.

Ya jadwal keberangkatan Sinb adalah hari ini. Malam ini tepatnya. Ia sudah siap membawa semua koper dan barang-barang yang ia perlukan. Sinb akan pergi ke Amerika dan belajar sekolah musik disana. Ia benar-benar ingin memulai hidup yang baru.

Sinb menaiki mobil dan meminta supir untuk berjalan. Sinb memasang kan earphone dan memutar lagu. Ia menutup matanya berusaha melepaskan semuanya.

Cit!!

Mobil itu berhenti mendadak, Sinb pun terkejut dan badannya sedikit terpental kedepan, untungnya ia baik-baik saja.

"Ada apa?! Kenapa berhenti mendadak? " Tanya Sinb.

"Ah maaf Nona, itu didepan tadi.. Ada.. "Ucap supir itu sambil terlihat sedikit ketakutan.

Sinb segera melihat kedepan, didepan mobil persis ada seorang gadis yang penampilannya sudah tidak karu-karuan. Ia pun keluar dari mobil untuk melihat kondisi gadis itu.

" Permisi... Apa kau baik-baik saja? "

Gadis itu hanya terus menutupi wajahnya sambil berlutut.

Sinb mulai seperti mengenal orang ini. Ia mendekat ke depan mobil dan memegang pundak gadis itu.

Gadis itu pun mengangkat kepalanya perlahan-lahan. Maskara yang belepotan, mata yang bengkak, tubuh yang bergetar dan rambut tak karu-karuan.

"S-sowon eonnie?! "

Ya itu Sowon, ia bangun saat Sinb sudah berada di mobil, ia menanyakan tentang Sinb ke pembantu yang menjaganya dan langsung berlari mengejar mobil Sinb dan menggunakan jalan pintas sehingga dirinya bisa mendahului mobil Sinb. Ia langsung berdiri di depan mobil yang sedang melaju tadi. Jika saja tadi supir Sinb tidak ngerem mendadak, mungkin Sowon sudah tidak sadarkan diri sekarang.

"B-bagaimana bisa? Tadi kau-"

Sowon bangkit dan menarik tangan Sinb, supirnya pun keluar dari mobil.

"Maaf, tolong lepaskan tangannya Nona! " Bentak Supir itu karena tidak mengenali Sowon saat itu.

"Tak apa.. Aku akan berbicara dengannya sebentar.. Kau tunggulah dimobil" Ucap Sinb.

Stupid Me [HEB×KSJ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang