Kisah 11

46 24 0
                                    

Sudah 4 hari Saira menjalani kegiatan sekolah tanpa Resh. Rasanya aneh saja jika tidak ada Resh yang duduk di belakangnya. Begitupun dengan Daniel. Meski anak itu pendiam tapi tetap, terasa asing jika di belakang ada bangku kosong.

Resh seperti sudah berhasil membuat Saira menjadi memikirkannya. Resh benar-benar menghilang. Terakhir kali dia teleponan dengan Resh itupun hanya percakapan yang singkat.

Rasanya hambar. Berkali-kali Damar mendekatinya tapi ia selalu menanggapi singkat dan menolak setiap ajakan pulang dari pria itu.

Lalu, tanpa disangka, saat perjalanan pulang dia dekati sebuah mobil berwarna putih yang membuat langkahnya terhenti.

Hari itu dia pulang sendirian. Kak Jovin ada ekstra. Saira tak percaya tapi setelah dia untit kakanya itu, memang ada ekstra volly.

Seseorang dalam mobil itu membuka pintu lalu seorang pria mengenakan celana jeans dan kaos putih di balut jaket kulit turun dari sana. Saira sedikit terpaku saat melihat orang itu yang ternyata adalah Resh.

"Ra, bisa ikut sebentar?" tanya Resh ketika di hadapannya.

"Kemana?"

"Makan"

Saira tak langsung menjawab ajakan Resh. Cowok yang sedang di fikirkannya itu tetiba saja muncul dan mengajak makan.

"Mau kan?" tanya Resh memastikan.

Saira menatap Resh yang menunggu jawabannya dengan harap.

"Aku tau kok, hari ini kamu libur kan jaga toko?" ujar Resh.

"Tapi aku pake seragam" kata Saira.

"Gak papa. Kamu tetep cantik kok" kata Resh memuji "Lagian cuma makan gak mau ngedate" lanjutnya.

Sontak pipi Saira memerah saat itu juga. Kemudian gadis cantik dengan mata lebar itu mengangguk menerima ajakan Resh.

Resh membuka pintu mobilnya untuk Saira. Tak lama mobil mewah milik Resh pun melaju.
Di perjalanan tak ada obrolan diantara mereka. Jujur ini pertama kalinya Saira didalam mobil hanya berdua dengan laki-laki. Namun Saira tak bisa memungkiri bahwa hatinya senang kala itu karena dia bersama Resh.

Resh membawa Saira ke rumah makan terdekat. Setelah mendapat tempat dan memesan makanan Resh menatap Saira.
"Kamu bisa ngelukis?" tanya Resh.

"Belum terlalu bisa. Aku bisanya pake pensil gak pake cat cair. Kalo cat cair masih belajar"

"Tapi kamu bisa ngelukis wajah kan?"

Saira menatap Resh menyelidik "Kamu mau dilukisin Resh?" tanya Saira balik.

Resh mengangguk diiringi senyuman.

"Besok kan weekend, kamu mau kan weekend bareng aku sambil ngelukis wajah aku" ujar Resh.

"Tapi di lukis itu harus sabar dan jangan banyak gerak, Resh" kata Saira.

"Iyah gak papa"

Tak lama makanan mereka datang.

Saat Saira mulai makan, Resh malah diam-diam memfoto Saira.
Saira yang sadar sedang di foto oleh Resh mendelik.

"Resh!" pekiknya.

Resh nyengir lebar merasa tak berdosa.

Saira jengkel dan hendak mengambil handpone Resh namun dia malah mengenai sup ayamnya hingga tumpah di meja dan mengotori kerudung putihnya.

Saira menarik nafas kesal. Sementara Resh membelalakan matanya terperangah.

"Ra" lirihnya lalu bangkit hendak membantu Saira dengan mengulurkan sebuah tisu dan mengusap kerudung Saira yang kotor.

Terjal [Edisi Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang