Sang Penakluk (END)

5. 😌😌

Mengandung penyiksaan ala Psiko..

Tolong kalau tak sanggup di skip aja..

" Ampun Max.. ampuunnn.. ini sakit Max, ku mohon belas kasihan mu Max" teriak seorang wanita cantik telanjang bulat sedang diikat dan dicambuk dengan menggunakan tali pinggang kulit milik Max.. Seumur hidup Alice tidak pernah melihat sisi gelap dari Max seperti ini..

Sungguh, Max adalah sosok pengasih dan penyayang.. dia bahkan masi memanjakan nya dengan kasih sayang dan materi, ketika tau Alice mengkhianatinya... Tapi ini apa, apa yang terjadi.. Alice ketakutan melihat Max yang seperti ini..

"Selama ini aku diam Alice.. ku biarkan Sanna seperti mu, bebas seperti kehendak mu.. tapi tidak dengan Ranrada.." isak Max gak tahan lagi..

"Mereka berdua memang bukan anak ku.. tapi percayalah aku mencintai mereka berdua tulus , kuanggap mereka sebagai anak kandung ku.. " Max terisak sambil menepuk dadanya dengan kuat..

"Aku di perintahkan Mew untuk menghukum mu ... Melihat kelakukan mu yang seperti ini, justru Mew lah yang muak.. sedangkan aku,, aku mencintai mu sayang.. sangat sangat mencintaimu.. ku tutup mata dan telinga , ku biarkan kau berbuat sesukamu, yang penting kau pulang menjadikan ku rumah mu.." Max masi mengadu.. Alice masi terisak nangis kesakitan , dia sama sekali tidak peduli dengan apa yang Max ungkap kan.. dia justru melihat kiri kanan membaca situasi jika ikatan pada tangan nya terlepas, maka dia bisa melarikan diri dengan mudahnya..

"Aku bahkan ingin membuatmu lari jauh dari sini, agar Mew tidak pernah mendengar kabarmu lagi" lanjut Max, melihat gelagat Alice.. melihat dia seperti itu semakin miris nasib Max, Alice benar benar tidak mencintainya dan tidak merasa apa yang dilakukan nya terhadap Rada itu salah.. sungguh, membuat sisi Psikopat Max muncul ...

"Tapi liat...!!  apa yang kau lakukan terhadap Rada?! Kau hampir menjual keperawanan anakmu sendiri Alice!! " Geram Max kesal, tambah marah begitu melihat anak bungsu nya hampir diperkosa oleh salah satu klien milik Alice.. dia kembali mencambuk tubuh telanjang wanita yang masi berstatus istrinya tersebut..

Mencambuknya berkali kali, bahkan Max semakin kehilangan dirinya.. dia semakin menikmati percikan darah dan teriakan sakit oleh istrinya itu...

"Hahahahahaaaaa.... Alice ,, Alice ,, kau tau pekerjaan sampingan ku dulu, sebelum menjadi pengusaha, sebelum menjadi orang kaya .. hah?! Hahahahaaa" tanya Max dengan tertawa lepas.. bahagia sekali dia melihat tubuh indah itu menjadi sangat menawan akibat cambukannya..

"Dulu.. aku senang sekali mencongkel mata orang, menjadikannya gundu dulu dan ketika sudah bosan bermain aku merebusnya, ku berikan kepada Catty.. kucing cantikku yang tak sengaja kau tabrak waktu hamil Sanna dulu" cerita Max sambil ketawa.. Alice semakin takut..

"Terusss..hhmm... Aku juga suka mendengar bunyi patahan lengan atau kaki seseorang, bahkan bunyi patahan leher manusia lebih merdu dibandingkan bunyi flute atau piano yang sering dimainkan oleh Sanna dan Rada" masi dengan tertawa Max bercerita.. Alice kehilangan kontrol dirinya, dia bergetar ketakutan dengan fakta yang baru di dengarnya..

'kkaa uu... Paa ssttii ii bbe be ccan daakan' Alice ketakutan, nyaris saja dia menggigit lidahnya karna gemetar..

Inilah Max yang sebenarnya.. gila dan gila.. yang meluruskannya hanyalah cintanya yang besar kepada Alice.. tapi ini adalah ujung kesabaran Max..

"Bercanda.. ?! Tentu Alice, hidup manusia itu sangat menyenangkan dibuat bercanda.. dulu aku sering bercanda dengan hidup mati nya orang-orang.. ku biarkan mereka mati pelan-pelan.. mengemis minta dibunuh langsung.. enak saja.. kalau ku bunuh langsung, tidak lucu jadinya.. makanya ku buat mereka mati perlahan.. ooh Alice, terima kasi kepada mu.. aku ingin ketawa lagi, melihat manusia mati perlahan.." Max melonjak girang dan terus terkekeh kekeh... Alice berontak rontak ingin melepaskan ikatan pada lengannya, dia samping terkencing kencing karna ketakutan yang dirasakannya sampai ketulang tulang..