Bel pulang sekolah berdering begitu nyaring di setiap penjuru sekolah. Sudah banyak siswa yang berhamburan di lapangan menuju parkiran ataupun ke gerbang depan. Raina agisna, Gadis itu hanya duduk di bangku enggan berdiri sedikitpun. Memasang sebuah earphone ke daun telinganya dan mulai mennyalakan playlist musik di handphone. Kebiasaan Raina setiap bel pulang sekolah dia tidak langsung pulang, menunggu beberapa menit dahulu untuk menghindari keramaian siswa siswa yang berlalu lalang.
Setelah dikiranya sudah sepi ia mulai keluar kelas dan menuju halte yang berada di depan sekolahnya. Berjalan dengan santai tanpa memperdulikan orang disekitarnya, hingga akhirnya sampai di halte ia hanya melihat beberapa siswa yang duduk disana. Raina mendudukan dirinya dan langsung menyenderkan kepalanya pada sanggaan.
Tidak menunggu lama, bus datang. Raina dan siswa siswa yang sedang menunggu disana pun langsung menaiki bus.Ketika semua penumpang sudah duduk, bus langsung berjalan. Raina melihat ramainya jalanan di kota ini dari jendela lalu memejamkan matanya menikmati musik yang terputar.
Terdengar suara rintik hujan membuatnya membuka mata, Raina sedikit membuka jendela bus lalu menjulurkan tangannya keluar agar air hujan menetes di telapak tangannya. Raina sangat menikmati bau hujan, bau yang sangat ia sukai.
Raina agista punya banyak alasan untuknya menyukai hujan. Mulai dari bau, suara rintikannya, hingga hawa dinginnya itu. Ketika kebanyakan orang mengidentikan saat hujan itu dengan kegalauan atau bahkan kerinduan. Ia lebih mengidentikan dengan kedamaian.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAINA AGISTA
Teen FictionRaina agista punya banyak alasan untuknya menyukai hujan. Mulai dari bau, suara rintikan, hingga hawa dinginnya itu. Ketika kebanyakan orang mengidentikan saat hujan itu dengan kegalauan atau bahkan kerinduan. Ia lebih mengidentikan dengan kedamaian.