04||pelukan hangat

128 68 0
                                    

Terkadang,
orang menatap langit agar air matanya tidak jatuh.

••••••

Raina menyapukan blush on berwarna merah muda tak lupa sedikit menambahkan highlighter diatas tulang pipi bunda. Riasannya semakin sempurna ketika Raina memoleskan lip cream nude pada bibir bunda.

"Gimana bunda? di Make-up aku bagus kan?".

"Bagus banget loh na". Bunda menatap dirinya dipantulan cermin. Merasakan perbedaan ketika make-up sendiri dan di dandani oleh putrinya. "Cocok kamu jadi MUA".

Raina ikut bercermin sambil berdiri di belakang bundanya yang duduk di kursi rias. Memutar mutarkan badannya untuk menilai apakah dirinya memakai dress yang di buat oleh bunda.

"Bunda dressnya bagus,aku suka. tapi ini cocok ga sama nana?".

"cocok banget itu,warna cream gitu. Aesthetic tau". Jawab Annanda meyakinkan Raina. "Nih kan dress-nya sama kaya bunda couple kita sayang". Annanda berdiri di samping Raina.

"Ihhhh, bunda cantik banget".

"Nana juga cantik banget, sampe princess cinderella kalah cantiknya sama anak bunda".

Raina tertawa menanggapi perkataan bundanya. Raina berlari mendekati Lemari "Bunda kalo aku pake ini bagus gak?". Tanya Raina sambil memegang Bando mutiara.

"Itu bukannya hadiah ulang tahun dari yuna yah?".

"iya bunda, bagus banget. Kalo pake ini sama dress ini disatuin Nana jamin bakal bagus banget".

"coba pake".

••••••

Setelah sampai di tempat tujuan Raina langsung menggelar tikar di rerumputan yang bersih itu dan Annanda langsung menaruh sebuah kotak berisi aneka ragam makanan dan minuman. Ia mengeluarkan makanan itu dari kotak dan menata agar terlihat rapih. Raina juga membantu menata, ia menuangkan sebuah susu ke gelas. Tidak sampai penuh, Raina menuangnya hanya sampai setengah.

Raina mulai membuka beberapa makanan yang di inginkannya. Sedangkan Annanda memotong fruit sandwich yang sudah dibuatnya dengan menggunakan buah stroberi, anggur, dan juga buah kiwi. Annanda menyuapi Raina sandwich yang telah dipotong.

Banyak sesuatu yang mereka obrolkan, percakapan yang membuat mereka tertawa seperti didunia ini yang bahagia hanya mereka berdua. Raina mengambil Camera miliknya di mobil, lalu balik lagi untuk menemui bundanya. Pemandangan yang sangat bagus bagi Raina sekarang. Bunda yang cantik,pemandangan yang bagus. Dengan segera Raina memotretnya. Tersenyum kala melihat hasil jepretannya, ia pun memotret beberapa bangunan,pepohonan,bunga, yang menarik dirinya untuk segera di potret.

"Bunda". Panggil raina. "Cisssss"

Annanda tersenyum kearah raina lalu bergaya.

"Lagi bunda. 1,2,3".

"gimana na hasilnya bagus gak?". Tanya Annanda,Raina mengacungkan jempolnya.

Raina menghampiri bunda dan duduk. Ia mengambil keripik lalu memakannya, Annanda mengambil camera yang tergeletak disampingnya lalu memotret raina. Raina melakukan beberapa pose. Annanda juga memotret makanan makanannya.

Annanda berdiri mendekati salah satu seorang pengunjung untuk meminta bantuan memotret dirinya dengan raina. Dan kakak cewe berbaju biru itu mau membantu dan mengikuti Annanda. Annanda menyerahkan camera itu, lalu duduk disebelah Raina.

"1,2......3".

Bunda dan Raina melakukan banyak pose mulai dari tersenyum,di imut imutkan,dan bahkan sampai muka di jelek jelekan. Dirasanya sudah banyak Annanda mengkode kakak itu.

"Kakak makasih ya udah bantu potoin,ini tante bikin banyak sandwich". Ucapnya sembari mennyodorkan beberapa makanan itu. "Bagi bagi sama temennya juga kak,makasih ya kakak".

"iya tante,makasi juga"

Mungkin mereka berdua disini sudah 2 jam lebih. Makanan yang tadinya banyak menjadi sedikit, dan tadinya pengunjung di taman ini sedikit menjadi banyak.

"Na".

"iya bundaku yang cantik angelita,manis,nan baik hati dan tidak sombong"

"Kalo Nana punya masalah, jangan sampe gak diceritain sama bunda. Bunda siap banget dengerin cerita anak bunda. Bunda pernah muda, walaupun punya banyak temen punya ibu sama ayah. Di usia remaja pasti ada yang namanya feeling lonely. Ngerasa gak punya siapa siapa. Bunda gak mau kamu sampe begitu yaa". Ucap bunda, Raina hanya diam tidak tau ingin berkata apa.

"Bunda mau ingetin ke kamu, sejahat apapun orang ke kamu. Jangan pernah di bales jahat lagi, jangan. ngerti kamu?. Jangan pernah menaruh dendam. cukup diem, jaga jarak. Tuhan tuh gak pernah tidur,maha adil". Annanda berhenti sejenak.

"Udah kamu cerita sama bunda kalo ada apa apa. Boleh cerita ke temen juga, tapi seperlunya. sewajarnya. jangan semuanya. karena apa?Orang tuh bisa berubah sayang, bisa berubah kapan aja. Jaga jaga untuk mengurangi potensi dikhianati. bunda kan, gak bakal juga berubah. Aku bunda,bunda kamu. orang yang gak bakal pernah menghianati diri kamu. Jangan sepenuhnya percaya sama orang kecuali bunda.". Annanda memeluk anaknya yang menangis.

"Rasa percaya itu mahal. Ketika rasa percaya itu di sia-siain, gak bakal ada kepercayaan selanjutnya. Kalo pun emang ada rasa kepercayaan kedua, itu bukan sepenuhnya rasa percaya. Tapi udah kecampur sama rasa kekhawatiran dan ketakutan kecewa yang kedua kali".

Raina semakin menangis, kini tangisannya menjadi tersedu-sedu. Rasa takut kehilangan ibunya kini menjadi lebih besar. Manusia yang ia miliki sekarang hanya ibunya seorang.

Annanda memekuk putrinya lalu mengusap air mata yang terus mengalir dari mata anaknya itu. Annanda mengusap rambut anaknya dan mencium keningnya. Annanda memeluk erat putrinya dan tiba tiba air matanya juga ikut terjatuh, ia mendongak agar air mata miliknya tidak jatuh.



RAINA AGISTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang