"Darimana aja lo nan, lama amat. Anak anak udah pada ganti baju lo baru dateng". Gerutu Aji saat Renan baru datang.
"Kesiangan gue, sorry".
Angga ketua organisasi futsal itu menatap kearah Renan. "Ganti baju lo, abis itu kita semua pemanasan bentar sambil nunggu MAN HARAPAN dateng".
Renan langsung berlari kecil menjauh dari kumpulan anak anak futsal. Tidak menunggu lama Ia sudah memakai baju jersernya dan berjalan mendekati kearah team futsal.
Semuanya melakukan pemanasan bersama di tengah lapangan. Sudah banyak murid murid yang mengisi area kanan pinggir lapangan untuk menonton. Banyak juga siswa yang menonton dari lantai 2 dan 3.
Sebuah bus datang. Bus berwarna biru putih yang bertuliskan SMAN HARAPAN BANGSA itu memasuki halaman sekolah. Tidak hanya bis, banyak juga siswa harapan mengiringnya menggunakan motor.
Team futsal harapan turun satu persatu dari bus. Dengan sangat kompak mereka menggunakan Jaket berwarna biru dan putih dengan lambang sekolah di bagian dada kanannya.
Seorang pria dewasa berjaket sama dengan mereka itu memandu teamnya untuk berbaris. Dia adalah Pelatih dari Harapan bangsa.
Team futsal harapan bangsa mulai memasuki tempat yang telah disediakan. Mereka melepaskan jaket dan mengganti sepatunya.
Siswa Harapan juga mulai mengisi arena kiri pinggir lapangan. Tidak tertinggal, mereka membawa drum besar untuk meramaikannya.
Sama dengan Skolah SMAN JAYAWARA mereka sudah rapih berbaris dan kompak memakai baju ultras berwarna hitam itu. Beberapa siswa memimpin di depan untuk merapihkan barisannya. Drum JAYAWARA telah di bunyikan, sorakan nyanyian pun menyusulnya. Bunyi nyanyian mereka mengiring meramaikan jalannya permainan.
Di sebelah kiri Harapan bangsa juga ikut menyusul menyanyikan lagu ultrasnya. Suasana begitu ramai. Tidak sedikit pula siswa yang mengabadikan momen tersebut.
"Ingat! Kalah menang sudah biasa. Tapi, Kita harus menang!!". Ucap pelatih Jayawara.
Semua team mengangguk. Pelatih tersebut mengulurkan tangannya kedepan, disusul oleh semua team futsal jayawara.
"BISAAAAA!!!". Teriakan mereka membuat warga Jayawara berteriak menyemangati. Kedua team mulai memasuki lapangan.
Dari lantai 2, Raina dan teman temannya berdiri untuk menyaksikan permainan tersebut.
" Ayo kebawah aja". Ajak Mega
"Buta mata lo? itu udah rameh banget, mau nonton dimana? udah bener disini?". Jawab Jihan.
"Lo semua pada mau di bawah?". Tanya Kania.
"Boleh, bebas mau dimana aja gue ngikut". Jawab Jihan.
"Yaudah ayo".
KAMU SEDANG MEMBACA
RAINA AGISTA
Teen FictionRaina agista punya banyak alasan untuknya menyukai hujan. Mulai dari bau, suara rintikan, hingga hawa dinginnya itu. Ketika kebanyakan orang mengidentikan saat hujan itu dengan kegalauan atau bahkan kerinduan. Ia lebih mengidentikan dengan kedamaian.