03||Mimpi Raina

143 71 0
                                    

"Bahkan aku lebih takut kematian ibuku daripada kematianku sendiri".

•••••

Raina Kecil tengah berlarian dengan ibunya di sebuah pantai. Memakai dress putih polos dengan rambut yang di biarkan terjuntai. Tangannya memegang sebuah kincir angin kecil, berlari guna kincir angin itu memutar sepenuhnya. Raina berhenti sejenak karena merasa kelelahan, ia berdiam diri sembari meniup kincir angin berwarna biru muda itu.

Sebuah suara masuk kedalam telinganya. Raina melihat bundanya terjatuh dan tertawa kearah dirinya. Saat raina hendak menghampiri bunda, kakinya tidak bisa digerakan. Raina melihat seorang pria berbaju putih menjulurkan tangannya kearah bunda sambil tersenyum. Itu ayah. Kata Raina didalam hati.

Ayahnya yang bernama Handika, sudah meninggal sejak raina berusia 6 tahun karena kecelakaan pada saat pulang kerja menuju ke rumah.

Annanda meraih tangan suaminya itu lalu tersenyum. Raina yang ingin menghampiri keduanya itu pun tidak bisa, entah kenapa semuanya tidak bisa digerakan. Setelah berdiri tepat dan menggandeng suaminya, Annanda melambaikan tangan kearah Raina yang sedang menangis.

'BUNDAAA MAUUU KEMANAAA AKUU IKUTT'.
'AYAHH JANGAN BAWA BUNDA'.
'AYAH AJAK NANA JUGAA'.
'AYAH BUNDA'.

Raina ingin berteriak,ia sudah berusaha sekencang mungkin namun tidak ada suara yang keluar. Bibirnya benar benar rapat tidak bisa bergerak. Ia hanya menangis.

Bunda dan ayah raina hanya tersenyum dan melambaikan tangan kearah anak mereka.
"Raina jangan nangis". ucap Handika.

Annandapun mengangguk menyetujui perkataan suaminya itu. "bunda sayang nana".

"ayah juga sayang banget sama nana".

Annanda dan Handika memandang satu sama lain lalu tersenyum berbalik badan, melangkahkan kakinya menjauh dari raina.

'BUNDAA RAINA TAKUT SENDIRIANN'
'BUNDAA JANGAN TINGGALIN RAINA'
'AYAH, JANGAN BAWA BUNDA'.

Teriakannya yang sia sia, raina hanya bisa menangis sesenggukan. Setelah mereka menghilang dari pandangan Raina. Barulah badan raina bisa bergerak,ia berlari mengambil kincir angin Annanda yang ditinggalkan.

'BUNDA JAHAT!AYAH JAHAT!'. Raina menepuk dadanya yang terasa sesak. Tangannya tidak pernah berhenti untuk terus mengusap air mata yang mengalir.

••••••••

Raina terbangun dari mimpi buruknya. Ia langsung terduduk, dan.

Merasakan matanya basah? Ia langsung teringat mimpi yang baru telah ia alami dan langsung berlari ke bawah mencari bunda.

Setelah berhasil menuruni anak tangga dengan berlari tujuan pertamanya menuju ke dapur, namun tidak ada seorangpun disana.

"Bundaaaaaaa!!!, bundaa dimana?". Teriaknya .

Raina pun berlari kearah belakang, yang berdekatan dengan dapur,dan tidak ada. Ia berlari kearah depan, Tersenyum senang ketika melihat bundanya sedang tertawa dengan ibu ibu tetangganya yang membeli sayur. Raina langsung menghampiri bunda dan memeluknya.

"Anak gadisnya manja banget ya bu". Kata bu Rina tertawa kecil.

Annanda menanggapinya dengan tertawa juga. Ia lanjut memilih sayur yang ingin ia beli dan membiarkan anaknya itu memeluk dirinya.

"Jadi berapa mang?". Tanya bu Rina

"10ribu +15ribu +25ribu +7ribu +4ribu limaratus". Itung Mang Dandi lalu menjumlahkannya. "61 maratus bu".

"Busetdah segala ada maratus, 61 aja yah?".

"Buat langganan boleh deh".

"buat langganan mah 60 kali ya?". Tawar bu Rina

"boleh deh". Jawab mang Dandi ramah.

Bu Rina pun mennyerahkan uang yang harus dibayarnya. "Bu duluan". Kata Bu rina kepada Annanda.

"Oh iya bu". Ucap Annanda

"Jadi berapa mang?".

"30ribu bu".

Setelah membayar,Annanda masuk kedalam rumahnya di ikuti raina yang berada di sampingnya.

"Kamu gak sekolah?". Tanya Annanda mencium pipi lalu mengelus rambut anaknya.

"Nana boleh enggak sekolah gak bun, nana mau jalan jalan sama bunda".

"boleh, nanti bunda ijin ke wali kelas kamu". Annanda menuju ke arah wastafel dan mencuci sayuran yang telah dibelinya tadi.

Raina pun duduk di kursi makan melihat ibunya dari belakang. Mengingat mimpi tadi membuatnya sangat sedih. Membayangkan bagaimana dirinya hidup tanya bunda. Apakah dirinya hancur atau tetap biasa saja jikalau bundanya tidak berada di sampingnya. Siapa yang menghapus air matanya yang menetes nanti? Siapa yang membangunkan dirinya? siapa yang memasakan sarapan untuknya?.

"Nana mau dimasakin apa?".

Suara Annanda berhasil mengkaburkan pikiran yang sebenarnya tidak ingin terlalu dipikirkan oleh Raina,toh itu cuma mimpi?.

"Aku mau sayur soup, ayam goreng bunda, nasi goreng bunda,semua masakan bunda". Jawabnya cepat

Annanda hanya tersenyum kearah putrinya itu. "Siap cantiknya bunda".

Raina yang mendengar itu tersenyum dan berjalan kearah Annanda berniat membantu,namun Annanda melarangnya. Ia mennyuruh Raina untuk duduk saja dan menyaksisan dirinya memasak.


Hallo
semoga suka sama cerita ini yaa.

RAINA AGISTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang