09||Nasi goreng dika

93 38 0
                                    

Matahari baru saja muncul. Sinar pagi menembus jendela kamar Raina. Di dalam ruangan itu, Raina sudah mengenakan seragam sekolahnya. Memeriksa penampilannya di depan cermin. Setelah melakukan step by step skincare, ia memoleskan bedak tabur pada wajahnya. Tanpa terlewat juga ia memakai lip balm dan juga lip tint agar tidak pucat.

Raina memperbaiki dasinya yang longgar di depan cermin. Sekali lagi mengecek penampilan agar benar benar terlihat rapi.

Raina membuka lemarinya, berniat mencari jaket berwarna biru muda kesayangannya. Mencari di lemari dan ditempat lain, namun tidak ada. Ia berlari kebawah sembari menyisir rambutnya yang sedikit berantakan. Berjalan kearah dapur untuk bertanya kepada ibunya.

"BUNDAAAAA!!". Teriak Raina.

Setelah sampai di dapur betapa terkejutnya Raina ketika mendapati Bundanya bersama. Radika!!!?.

Radika tersenyum dan melambaikan tangan kearahnya.

Annanda mengacungkan jempol kearah Radika. "Hebat juga kamu bisa masak". ia bertepuk tangan pelan.

Radika terkekeh. Lalu menuangkan nasi goreng yang telah dia buat dan membaginya ke 3 piring.

Raina hanya berdiri heran, bagaimana?bagaimana? bagaimana dika bisa akrab dengan bundanya?padahal ia belum mempertemukan radika sebelumnya?.

Radika membawa masakannya keatas meja.
Lalu tersenyum kembali kearah Raina yang masih berdiri melihatnya. "duduk"

Raina pun duduk lalu mengacungkan jempol kearah Radika. "kok bisa?". Tanya raina berbisik.

"Aku serba bisa". Jawab Radika ikut berbisik. Ia duduk kursi samping raina.

Raina tersenyum dan mengangkat dua jempolnya.

Annanda mengambil susu dari dalam kulkas. lalu duduk si depan mereka berdua. "Raina pinter banget cari pacar ya, udah ganteng, jago masak pula". Ucap Annanda sambil menuangkan susu kedalam gelas.

Radika tertawa pelan menanggapinya. " Biasa aja kok tan".

"Nama kamu siapa?".

"Radika tante". Jawab Radika lembut.

"Tante sudah tau, nama panjangmu loh".

"Oh,hehe. Radika praja putra tante".

"kelas berapa kamu?".

"kelas 12".

"Namanya sama kaya almarhum ayahnya Raina, Tante jadi kangen deh sama ayahnya Raina".

"Bunda nanya mulu, kapan makannya". Kesal Raina. Raina kan sudah lapar, apalagi bau harum nasi goreng ini. Haduh,mau cepet cepet makan.

Radika menyenggol lengan Raina. "Gak boleh gitu, ga sopan!!". Suaranya sedikit lebih besar.

"Kamu kok marahin akuu!!!!".

Radika memiringkan wajahnya "Aku lagi cari muka sama bunda, please ngertiin aku". Ucap Radika berbisik.

Raina yang paham pun langsung mengacungkan jempol di bawah meja, tanpa sepengetahuan bundanya.

"Iya nih, Raina tuh gimana si. Bunda kan mau nanya nanya sama dia".

"Abis nasi gorengnya keliatan enak bunda, aku kan ga tahan mau makan".

"yaudah kita makan dulu aja, sesi tanya jawabnya nanti di lanjut". Annanda menjeda kalimatnya. "tante icip yaa masakannya".

"Iya tante".

Raina dan Radika menatap Annanda,ingin tau bagaimana reaksinya.

"Enakk". Jawab Annanda, Jawaban yang sangat membuat keduanya senang dan lega diwaktu bersamaan.

••••••

Jam pelajaran pertama kelas Raina, XI-MIPA 5. hari ini adalah bahasa indonesia. Mereka semua di suruh belajar di perpustakaan oleh gurunya.

Sedangkan jam pertama di kelas Radika sekarang adalah olahraga. Letak perpustakaan dan lapangan atas dan bawah. Karena Pa ridwan masih di kantor, belum menyusul ke perpustakaan. Raina menyempatkan untuk melihat Radika yang sedang pemanasan dari atas.

Sudah 1 minggu mereka berpacaran. Radika yang merasa sedang dilihat oleh seseorang, ia melirik. Ia melihat pacarnya yang tengah melambaikan tangan dan tersenyum manis kearahnya. Radika pun membalas lambaiannya.

Raina menatap kearah yuna yang sedang melihat siswa dibawah yang sedang berolahraga. Menyadari ada yang sedikit aneh dari penampilan Yuna hari ini.

"Mata lo kenapa bengkak?". Raina memegang pipi yuna, memastikan dan melihatnya secara detail.

Rihan yang duduk bersandar di tembok dibelakang mereka itu melihat dan mendengarkan percakapan mereka.

Yuna melepaskan tangan Raina yang memegang Pipinya itu, Yuna tertawa pelan. "Bengkak banget ya? tapi mendingan sih menurut gue dari semalem. Abis nonton drama sedih tadi malem. I'm crying so bad hehe". Bohong Yuna.

"Kirain kenapa". Ucap Raina tanpa sedikitpun menaruh curiga,ia mempercayainya. "Tadi gue lihat lo berangkat bareng sama Rihan".

Raina melirik kearah belakang. "Jadian ya kalian berdua?". Tebak Raina.

"Dih, sotoy lo". Jawab Rihan dingin.

RAINA AGISTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang