6. Pacar Sewaan Plus-Plus

1.3K 210 226
                                    

Hao menarik napas panjang begitu membuka mata. Menoleh ke kiri, ada Mingyu yang tengah asik memeluk bantal sambil bermain game. Mingyu. Hanya Mingyu. Terhitung ini adalah yang ketiga kalinya mereka bertemu tanpa kehadiran Seokmin secara berturut-turut. Selalu ada saja alasan hingga laki-laki berhidung mancung itu tidak bisa ikut berkumpul.

Hao mengubah posisi menjadi sama persis seperti Mingyu. Tengkurap sambil memeluk bantal. Hao coba sedikit menggeser posisinya hingga mereka berdua sangat dekat. Bahkan tanpa sengaja menabrakkan bahu mereka. Hal kecil yang tanpa Hao sadari membuat Mingyu senang.

"Gyu, menurutmu... Apakah Seokmin tengah menyembunyikan sesuatu dari kita?" tanya Hao, pelan. Nyaris berbisik. Penuh kehati-hatian. Masih ingat dengan fakta bahwa Mingyu selalu berpihak kepada Seokmin? Fakta ini tidak mungkin pernah Hao abaikan. Entah alasannya karena mereka sama-sama lelaki, atau karena Hao masuk ke dalam lingkaran persahabatan ini yang paling belakangan. Kadang Hao merasa tidak adil. Ada kalanya Hao mencurigai kedua laki-laki ini. Tapi Hao juga tidak bisa berbuat banyak. Sejauh ini, hingga detik ini, hanya Seokmin dan Mingyu yang bisa Hao percaya.

Atau mungkin, tidak ada pilihan lain selain mencoba percaya.

Hao belum mengatakan apa pun tentang penemuan barunya beberapa hari lalu. Penemuan tentang sosok Lee Seokmin yang tertangkap basah bersama seorang wanita. Diantar menggunakan mobil, juga berkomunikasi melalui sambungan telepon yang obrolannya terdengar manis. Sampai panggilannya pun "sayang". Hao yang notabene sebagai wanita terdekat Seokmin saja tidak pernah dipanggil demikian. Fakta ini membuat kekesalan Hao meningkat tajam.

Yang menjadi pertanyaan terbesar selanjutnya adalah, apakah diantara 2 kejadian ini melibatkan wanita yang sama? Hao tidak tahu. Dan sangat ingin tahu.

"Kita hanya sahabatnya, Hao... Kita tidak bisa mengatur hidup seseorang," kata Mingyu. Bukannya membuat sahabatnya lebih tenang, malah meningkatkan kegelisahan. Mingyu menyadari fakta ini. Mengalah. Kini seluruh fokusnya dialihkan kepada si gadis pindahan Tiongkok itu usai menjeda game yang tengah dimainkan. Mengusak rambutnya yang pendek. Baru dipotong kemarin. Mingyu yang menemaninya ke salon. Dan Mingyu suka penampilan Hao yang baru. Lebih segar dan semakin cantik. "Kita berdua menyimpan rahasia dari Seokmin. Seokmin juga menyimpan rahasia dari kita. Itu fakta yang adil."

"Tapi ini berbeda!" Hao membantah. Bangkit. Rebahan di atas ranjang Mingyu memang selalu terasa nyaman. Apalagi jika dikelilingi oleh 2 sahabatnya yang terkadang ribut hanya karena sebuah permainan. Hao selalu menjadi penengah dan melerai. Tapi pada kenyataannya, sekarang hanya ada ia dan Mingyu di sana. Hao sungguh merasa ada yang hilang dalam hidupnya. "Aku dan kamu juga menyimpan rahasia masing-masing, tapi tidak memberi dampak pada persahabatan kita. Seokmin? Dia bahkan seperti sudah memiliki kehidupan lain dan mengabaikan kita."

"Kamu yakin rahasia yang kita simpan masing-masing tidak akan mengganggu persahabatan kita?" tanya Mingyu penuh selidik. Ikut mengubah posisi menjadi duduk. Tepat di hadapan Hao. Melihat gadis itu tidak bisa menjawab pertanyaannya, Mingyu terkekeh kecil. Sebagai sosok yang sangat peduli terhadap Hao, Mingyu sungguh mengerti. "Kita dituntut saling mengerti satu sama lain. Kalau tidak, persahabatan kita sudah hancur sejak lama."

Hao mengembuskan napas dengan kasar. Memalingkan wajah. Mungkin mulai merasa terpojok, atau hanya merasa resah dengan pernyataan Mingyu. "Aku hanya ingin tahu apa alasannya. Aku pikir Seokmin mulai menghindari kita karena memiliki prioritas lain, selain kita yang sebagai sahabatnya."

"Itu adalah sebuah omong kosong," kata Mingyu, yakin. Mengambil lagi ponsel genggamnya. Mengambil ponsel genggam Hao pula yang sedari tadi dibiarkan tergeletak di bibir ranjang. Hampir terjatuh. Memberikannya kepada Hao. "Karena kurang hiburan, kamu jadi over thinking seperti ini. Ayo kita bertanding. Yang kalah traktir es krim di kedai persimpangan dekat halte. Bagaimana?"

Drama Only (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang