"Berhenti di depan," kata Hao. Wajah hampir menempel ke kaca jendela mobil. Menyipitkan mata. Menjelikan penglihatan. Untuk apa lagi selain mencari keberadaan Jisoo? Menurut informasi yang mereka dapat melalui akun SNS gadis bernama lengkap Hong Jisoo itu, ia adalah seorang mahasiswi dari Universitas Daesik, Fakultas Bisnis dan Manajemen, Jurusan Ilmu Pengetahuan Bisnis. Memang semudah itu Mingyu dan Hao memperoleh informasi ini. Karena Jisoo salah satu mahasiswi populer, dengan sangat mudah Hao berpura-pura sebagai junior mereka yang hendak mengembalikan buku.
10 menit, 20 menit, belum ada perkembangan selanjutnya. Berulang kali Hao mengeluarkan decak. Sebal bukan main. Sosok yang sedari tadi ia incar belum juga menampakan diri. Apakah Jisoo sudah pulang? Apakah ia tidak memiliki kelas lagi hari ini?
"Bagaimana kalau hari ini Jisoo tidak punya kelas?" Mingyu dan Hao mengkhawatirkan kemungkinan yang sama.
Hao mengangkat bahunya sekali. Mendesah nyaring. Menabrakan bahu ke sandaran kursi yang empuk. Lelah kuliah, malah melakukan hal semacam ini. Bukannya pergi tidur dan beristirahat. Akan tetapi, Hao tidak mungkin mengeluh sekarang. Yang ada Mingyu malah menyalahkannya karena misi ini memang ide Hao sendiri. "Kita tunggu saja dulu. Kalau sampai sore tidak muncul, kita beraksi lagi besok."
Mingyu ikut mendesah nyaring dibuatnya. Meminta Hao sedikit membuka kaca mobil. Mematikan mesin mobil. Bukan berarti pasrah. Namun waktu luang seperti ini jauh lebih baik digunakan untuk berpikir. Mingyu mulai memutar otak dan menyusun rencana versinya sendiri. "Besok kita ada kelas pagi."
"Ya selesai kuliah. Tidak mungkin jadwal kuliah kita dan Jisoo selalu sama. Pasti ada yang berbeda dan kita akan menemukannya."
Hao memang sangat keras kepala. Tidak ada pilihan lain bagi Mingyu selain berpura-pura mengikuti permainan yang telah Hao susun. Dan saking lamanya menunggu, Mingyu malah pulas tertidur. Hao mengagetkannya di tengah-tengah mimpi yang abstrak. Terkesiap. Pusing. Geleng-geleng kepala demi kembali ke alam nyata.
"Itu Jisoo!" Hao terus memekik.
Karena mata yang baru terbuka, Mingyu butuh beradaptasi dengan cahaya terang langit dalam beberapa saat. Mengerjap. Berhasil menangkap sosok cantik Hong Jisoo tidak jauh dari lokasi di mana Mingyu memarkirkan mobil. Berjalan sendiri menghampiri area parkir. Tidak lama, gadis itu berhenti melangkah. Seorang lelaki menghampirinya.
"Bagus..." Hao bergumam pelan. Gesit mengambil ponsel genggamnya. Membidik. Mengambil gambar interaksi Jisoo dan pria asing itu. "Ini salah satu bukti nyata. Iya, kan?"
"Ini hanya interaksi biasa. Tidak bisa dijadikan bukti."
Seketika raut wajah Hao berubah. "Interaksi biasa apanya? Lihat tangan mereka! Laki-laki itu terus coba memegang tangan Jisoo!"
"Dan Jisoo terus menepisnya. Itu bukan bukti, Hao..."
"Ini bukti!" Hao terus bersikeras. Bahkan sudah merasa marah. Menunjukan gambar yang berhasil ia ambil. "Lihat. Bidikanku sangat bagus, kan? Tangan mereka bergandengan."
Mingyu sudah kehabisan kata-kata dibuatnya. Dan apa yang Hao lakukan selanjutnya, begitu melihat Jisoo meninggalkan pria itu dan meluncur dengan mobilnya, membuat Mingyu semakin panik. Hao turun dari mobil. Menghampiri pria yang tadi bercengkrama dengan Jisoo.
"Kamu siapanya Jisoo?" Hao bertanya bahkan tanpa merasa harus memperkenalkan diri.
Kening pria itu mengerut. Memperhatikan Hao, lalu beralih ke Mingyu. Bingung. "Siapa kalian?"
"Oh, kami ini sahabatnya Seokmin."
"Seokmin? Mantan pacarnya Jisoo?"
Hao mengangguk pasti. Tapi terbelalak setelahnya. "Mantan? Mereka berdua sudah putus? Gyu! Jangan bilang kamu..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Drama Only (✓)
Fiksi Penggemar[Seoksoo GS Fanfiction] Gagal memperkenalkan sosok pacar kebanggaan, tidak serta merta membuat Jisoo kehabisan akal untuk membungkam mulut kedua sahabatnya. Apa pun akan ia lakukan. Yang penting tidak merasa malu karena ketahuan telah dikhianati, ju...