15. Syarat Permintaan Putus

1K 196 122
                                    

"Kenapa malah ke sini?" tanya Jisoo. Bingung. Memarkirkan mobilnya sesuai arahan Seokmin. Dekat sebuah lapangan terbuka. Mereka biasa menyebutnya open space kampus. Ini kali pertama Jisoo mampir ke open space Universitas Hanin. Ternyata sangat nyaman. Pantas saja Seokmin sering sekali mampir ke sini. Entah di telepon, chatting, tidak jarang Seokmin bilang di open space jika Jisoo bertanya ia tengah berada di mana. Jisoo jadi penasaran. Mendekatkan wajah ke kaca mobil. Melihat ke sekitarnya dengan mata jeli. Ada banyak pendopo juga pohon yang rindang. Membayangkan bagaimana suasana open space ini jika sedang berada di musim gugur. Pasti sangat cantik, dikubur oleh triliunan daun yang jatuh berwarna cokelat. Karena sekarang sedang musim panas, cuaca panas hari ini pun sedikit tersamarkan. "Bukankah kamu punya kelas pagi? Kenapa malah ke sini? Tidak langsung ke fakultasmu saja?"

Seokmin menggelengkan kepala pelan. Melepas sabuk pengaman. Menjangkau tas ranselnya yang tadi sempat dilempar ke bangku belakang. "Masih ada waktu satu jam lagi. Aku sudah berjanji pada Mingyu dan Hao untuk menemui mereka di sini."

"Ah... Kalau begitu..."

"Itu mereka," kata Seokmin. Menyela ucapan Jisoo, mengarahkan jarinya ke sisi kanan mobil. Jisoo pun spontan menoleh. Dan nampaknya, meski Seokmin dan Jisoo belum keluar dari mobil, Hao sudah dapat menyadari kehadiran mereka. Menyipitkan mata. Berusaha menangkap sosok yang ada di dalam mobil. Dengan langkah penasaran gadis bermarga Xu itu coba menghampiri. Mingyu pun bergegas menyusul.

"Benar kalian ternyata," ujar Hao begitu Jisoo menurunkan kaca mobil. Berusaha menyapa kedua sahabat Seokmin itu dengan ramah meski sejujurnya sangat canggung. Walaupun sudah pernah ikut dalam acara kumpul mereka, rasanya Jisoo butuh lebih banyak waktu untuk beradaptasi. Ia memang sedikit sulit akrab dengan orang yang baru dikenal. Berkat fakta ini, Jisoo jadi sedikit merasa bingung kenapa ia bisa cepat dekat dengan Seokmin.

"Oh, Jisoo? Kamu... Ya! Ish, anak ini. Berkelahi dengan siapa lagi kamu?" Mingyu histeris sendiri begitu melihat kondisi wajah Seokmin.

Mendengar umpatan Mingyu, barulah Hao sadar dengan kondisi wajah salah satu sahabatnya itu. Panik luar biasa. Memarnya terlalu banyak. Di pelipis, sudut bibir, hingga rahang. "Aku kan sudah pernah bilang jangan berkelahi lagi apa pun alasannya! Kenapa lagi ini? Siapa lagi yang kali ini yang mendapat pertolongan sok pahlawanmu?"

"M-maaf..." Jisoo mengambil alih obrolan. Ternyata gadis Hong itu pun sudah ikut keluar dari dalam mobilnya. Berdiri di belakang, antara Hao dan Mingyu. Mendapat kode dari Seokmin agar tidak mengatakan apa-apa, kali ini Jisoo tidak mau menurut. Merasa tidak enak hati kalau lagi-lagi harus mengorbankan Seokmin. "Kemarin malam Seokmin menolongku."

Mata Hao menyalang marah. Namun seketika redam begitu mendapat rangkulan dari Mingyu. Berpindah posisi berdiri ke samping Hao. Pemuda Kim itu begitu pintar membaca kondisi hati seseorang. Hingga Hao yang tadinya hendak meledak kini malah memelankan suara. Berusaha seramah mungkin meski di telinga Jisoo tetap saja terdengar penuh kemarahan. "Siapa yang berkelahi dengan Seokmin?"

"Mantan Jisoo. Dia masih mendekati Jisoo, jadi aku marah dan berkelahi dengannya. Puas?" Seokmin menarik tangan Jisoo agar mendekat kepadanya. "Tidak ada yang salah dengan itu, kan? Sebagai pacar Jisoo, aku wajib marah. Ayolah... Kita sudah bertahun-tahun bersahabat. Kalian tahu persis kalau aku tidak akan berkelahi tanpa ada alasan yang jelas."

"Tapi..."

"Baiklah... Jisoo, maafkan kami," Mingyu menyela sebelum Hao semakin banyak mengeluarkan komentar. Entah komentar baik atau buruk. Tapi firasat Mingyu mengatakan hal negatif akan terjadi jika ia diam saja. "Kami hendak berkumpul sebentar di sini. Biasalah... Bermain game. Kamu mau ikut? Apa kuliahmu masih lama?"

Mingyu hampir saja berteriak begitu mendapat cubitan di belakangnya. Jelas Hao marah karena Mingyu mengajak Jisoo. Ia paling tidak mau ada orang lain di antara mereka bertiga. Sudah cukup mengajak Jisoo sekali. Itu pun ada maksud dan tujuan tertentu. Ingin menunjukkan hal tersembunyi pada Jisoo. Hao tidak mau lagi melakukannya.

Drama Only (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang