Menurut perkataan guru, murid yang harus ditemuinya adalah pemuda berambut abu-abu terang dengan ujung hitam. [Name] mendapatinya sedang menutup loker, tampak hendak pulang. Cahaya jingga yang menyelusup dari celah-celah mewarnai profilnya dengan begitu apik.
Sebelum siswa tersebut melangkahkan kaki keluar, [Name] segera menghampirinya一sang rekan sekelas.
"Tunggu, Kita-san."
Yang dipanggil buru-buru menoleh. Mereka bersitatap. Perempuan dengan senyum ramah itu tidaklah asing bagi Kita, namun kekerapan mereka bercakap tergolong rendah. Kursi yang diduduki Kita terletak di bagian depan, dekat pintu, sementara milik [Name] berada di tengahan.
[Name] menyapa, "Ada pemberitahuan dari Tachibana-sensei."
Selembar kertas yang dilipat disodorkan. Kendati mudah bagi [Name] untuk mengintip isinya, dia tidak berani bertindak lancang. Guru memberi amanah; hanya Kita yang diperbolehkan mengetahui tulisan di baliknya.
Kita mengerjap berulang. Ia kemudian menerimanya dan mulai membuka lipatan. Selang beberapa detik, laki-laki yang rautnya kalem menganggukkan kepala.
"Tachibana-sensei menyuruhku menyebarkan informasi ini ke teman-teman besok pagi," ujarnya, "akan ada tugas kelompok saat beliau rapat."
[Name] mencerna baik-baik dan melongo. "Oh, begitu. Apa kelompoknya sudah ditentukan oleh Sensei sendiri?"
Dengan tenang Kita memasukkan kertas ke tas. Ia mengiakan singkat.
"Terima kasih. Semestinya Sensei langsung memanggilku saja," ucap Kita sedikit kebingungan di pengujung kalimat.
Bibir [Name] membentuk lengkungan. "Tidak masalah. Kebetulan aku berpapasan dengan beliau di tangga."
Merasa tidak perlu memperpanjang waktu mengobrol, [Name] pun izin undur diri. Kita juga menyampaikan permisi sambil memperhatikan gantungan tas [Name] yang mencolok, berkilau terkena sinar.
Alangkah gelinya. Koinsiden.
"Omong-omong, [Surname]-san, kita sekelompok. Mohon bantuannya, ya."
.
.
.
.
.
[tbc]

KAMU SEDANG MEMBACA
𝟭𝟵𝟵𝟵
Фанфик𖥻𝐒𝐇𝐈𝐍𝐒𝐔𝐊𝐄 ᳝ ֙⋆ ˑ ⠀⠀ ⠀⠀dari dulu, 𓄵 bukankah kamu ⠀⠀orang yang altruistis? ⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀ haikyuu © haruichi furudate