29

62 5 0
                                    

—RIIIING

🐋 KIJUN's POV

Sudah jam 4 sore, aku masih belum bisa memberitahu Ching. Dan sekarang Reiki menelponku.

"I-iya?"

Aku lupa memberitahu Reiki untuk tidak datang kerumahnya. Reiki tidak memberiku harapan, ia memaksaku untuk datang.
Aku tidak pernah berpikir mengatakan kejujuran sesulit ini. Aku tetap tidak memberi tahu Ching dan membujuk Ching untuk tidur lebih awal.

"Kau tidur duluan, aku menyusul"

"Hm..."

.
.
.
.

Sudah jam 8 malam. Tumben sekali Ching bisa tidur lebih awal. Dengan tenang dan tanpa suara, aku menelpon dan pergi ke rumah Reiki.
Memang agak jauh, tapi mau bagaimana lagi.

Sampai didepan rumahnya, aku masih terpesona dengan pagar bak kerajaan dilapisi emas 24k di tiap sudutnya. Pagar besar itu terbuka dan seorang pelayan mengantarkanku ke ruangan Reiki.

"Tuan muda Reiki, Tuan Kijun sudah datang"

"Suruh dia masuk!"

Kakiku melangkah dengan gemetar memasuki ruangan Reiki yang megah dan besar. Tidak kusadari, Reiki mengganti pakaiannya didepan mataku. Badannya yang ramping dan sixpack yang bagus membuatku iri dan membuat pikiranku melayang-layang. Pelayan menutup pintu dan meninggalkan kami berdua di ruangan Reiki.

"R-Reiki bisakah kau ganti di tempat ganti saja!"

"Apa itu membuatmu tidak nyaman?"

"Ah..tidak!"

Reiki memintaku untuk segera bekerja jam 10 malam. Dan aku masih punya 2 jam untuk tidak melakukan apapun, hanya duduk di sofa merah delima yang berada didepan perapian. Aku mulai bosan.

"Kau bisa melakukan apapun, tapi hanya diruangan ini!"

"..a-apa?"

"Kau tuli atau apa?"

"Hmhm...baiklah, kalau begitu—"
Aku melangkah mendekati Reiki Yang sedang beristirahat dikasurnya.

"Tidak berlaku untukku, atau aku akan mengusirmu! Jangan coba-coba"

*Menyeringai "well...at least let me touch your hair?"

"Touch my hair, my ass! Itu tidak akan pernah terjadi, bahkan jika kau hanya duduk didekatku, jangan macam-macam!"

Aku tersenyum kecil, dan kembali duduk di sofa. Memainkan hpku dan menunggu untuk bekerja. Memutari ruangannya dan menatapi benda-benda mahal yang dia miliki.

*Knock knock

Seorang pelayan datang ke kamar dan membawakan kue dan susu hangat ke meja didepan sofa, dan langsung pergi meninggalkan ruangan.

"Wah nampaknya enak—"

"Itu bukan untukmu!"

"Eh—"

Aku merasa terpojokkan. Reiki dengan santai memintaku untuk membawakannya padanya. Lama kelamaan aku juga merasa tertindas dengan ucapannya.

"Bawakan itu padaku!"

"Tch, lalu jika aku tidak mau?"

"You get a single pat on my head"

*Blush*

Dengan gercep aku membawanya ke meja kecil dekat kasurnya. Meletakkan dan meluncurkan tanganku ke atas kepalanya.

*Grab*

Tangan Reiki dengan cepat memblokir jalur tanganku ke kepalanya. "Hanya satu usapan! Dan selesai, kau bisa langsung saja bekerja!"
Aku mengangguk dan merasakan kelembutan rambutnya yang beraroma stroberi vanilla. Wangi sekali...

"Eh..Reiki, kau baik saja?"

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

IG | @hyuulyne.exe
See you in the next chap ♡

CRUSH FOR A BOYFRIEND [ BrightWin ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang