35

273 6 0
                                    

"KAAK!"

"Hmm"

"Akhirnya udahan kerjanya ^v^"

"..uh..iya, kamu mau makan apa?"

"Hmm..Aku mau ramyun aja, hehe"

"Bantuin tapi"
.
.
.
.
.
.
.
.
Aku mencoba untuk menelpon Reiki, tapi aku takut. Setiap kali aku ke kamar mandi, aku selalu teringat akan ciumannya dan terus memegang bibirku.
Apa dia benar-benar ingin aku bekerja lagi atau tidak???

23:15 pm

"Mmm... Ching"

"..."

"Ching~"

"Mmmhmm.."

"...kalo aku kerja lagi gimana?"

"..mm"

"Kerja lagi di Reiki"

"!!!!" Ching duduk dan melihat ke arahku dengan pandangan yang aneh.

"!!!!" Ching duduk dan melihat ke arahku dengan pandangan yang aneh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Hah? Kerja lagi???"

"Uh..Umm. Iya"

"Hais.." Ching kembali tidur dan menutup selimut

"Uh..bol-eh ga?"

"..."

"..."

"Aku ga mau kakak cape, kaka udh pernah sakit gara-gara khawatir sama aku..." Ching membalikkan badannya dan menatapku.

"Eh..y-ya..kalo kamu emang ga mau y udh g ush"

"Hm...kakak mau?"

"Ek..katanya ga ush—eh?"

Ching memegang pipiku mulai berjalan ke bibirku.

"...kau menciumnya lagi??"

"..a..aku—"

"..." Ching menatapku dengan tatapannya yang menyeramkan.

"AhhHHH...ini benar-benar sudah dijelaskan..saat itu, dia..mabuk, jadi aku..eh..Ching?"

Ching tertidur dengan sangat cepat. Sebenarnya aku juga masih ingin bekerja di rumah Reiki lebih lama. Tapi aku takut Ching tidak membiarkanku.




5 hari berlalu..
Reiki tidak menelponku, dan aku tidak menelponnya. Aku semakin merasa rindu padanya. Melihatnya tidur, wajahnya yang cantik, bibirnya yang merah.

Aku berusaha untuk menelpon Reiki, tapi hatiku masih tertahan. Aku takut dia mengingat apa yang terjadi hari itu. AGHH..tidak, aku tidak bisa terus begini, aku harus melakukan 1 langkah pertama.

Aku akhirnya memberanikan diri untuk menelpon Reiki.

—beep beeep beeeeep

"Mmm—"

CRUSH FOR A BOYFRIEND [ BrightWin ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang