chap 33 bonus (Epilog)

1.9K 112 28
                                    

Happy Reading
.
.
.
.
.
.
.

⚫⚫⚫
Pagi itu media di gegerkan dengan berita ledakan bom di resort Alps Ski yang berada di lereng pegunungan wilayah Goseung, Provinsi Gyeongsang Selatan. Semua orang tau bahwa bangunan itu adalah bangunan terbengkalai tapi mengapa bisa sampai ada ledakan sehebat itu disana. Pemerintah dan pihak keamanan setempat telah menyelidiki mengenai kasus ini dan fakta mencengangkan pun terkuak yaitu terdapat ribuan orang yang menjadi korban dari ledakan yang saat ini masih diasumsikan sebagai bom teroris tersebut.

Setidaknya berita seperti itu yang didengar hampir seluruh masyarakat Korea Selatan. Namun berselang 2 jam kemudian berita tersebut berubah alur, ketika salah satu petinggi negara mengungkap cerita sebenarnya dari penyebab banyaknya korban akibat ledakan itu. Tak salah lagi petinggi negara itu adalah Ayah dari Seokjin yang saat ini tengah melakukan rapat tertutup dengan Presiden dan Mentri Pertahanan dan Kemanan Korea Selatan pasca melakukan konferensi pers terbuka.

Berita terbaru mengenai perang yang terjadi antara dua kubu kelompok mafia besar itu semakin membuat publik tercengang. Berbagai instansi keamanan bekerja sama dibawah komando langsung Mentri Pertahanan dan Keamanan Korea Selatan untuk menyidik kenenaran mengenai kasus ini. Kalangan masyarakat tentu panik dan risau setelah mendengar bahwa bom itu disebabkan karena perang kelompok penjahat. Namun pemerintah bertindak cepat dengan memberi pernyataan publik dan berjanji akan mengusut tuntas kelompok mafia tersebut.





⚫⚫⚫

BRAKK

Pintu ruangan itu dibuka dengan kasarnya disusul dengan masuknya sesosok pria yang mengenakan baju khusus pasien. Pria itu berjalan mendekat kearah pria lain yang nampak duduk diatas ranjang pasien lengkap dengan pandangan kosong kearah televisi didepannya.

"Yuta.." panggil pria yang baru masuk tadi

Si empunya nama tak bergeming. Ia terdiam dengan air mata yang perlahan menetes menatap televisi yang menayangkan proses evakuasi pasca ledakan. Hancur. Semua rata dengan tanah. Dengan keadaan seperti itu mustahil ada yang selamat. Tangis Yuta mulai mengeras meratapi kematian teman teman dan ketuanya bahkan ia sampai tak menyadari ada orang lain diruang rawat nya.

"hiks.. k-kenapa.. hiks.. kenapa kau meninggalkanku ketua.." suara Yuta terdengar lirih

Pemuda Jepang itu melipat kakinya lalu membenamkan wajah basahnya pada lipatan lutut sambil memeluk kedua lututnya. Yuta menangis keras. Ia menyesal kenapa ia tak tinggal saja dimedan perang kala itu. Kenapa ia harus kembali. Kenapa ia malah bersantai disaat teman temannya yang lain berjuang. Kenapa ia masih bernafas disaat teman temannya yang lain bahkan sudah hancur tak berbentuk dimedan perang semalam. Detik selanjutnya Yuta merasakan pelukan hangat yang melingkupi tubuhnya. Yuta tau siapa ia hapal betul dengan aroma tubuhnya.

"Ssttt.. gwaenchanha.." bisiknya

"hyung.." lirih Yuta

Yuta berbalik. Membalas pelukan Johnny dan menenggelamkan tubuhnya dalam pelukan orang yang sudah ia anggap sebagai kakaknya itu. Johnny pun semakin erat memeluk tubuh pemuda Jepang yang terlihat rapuh itu. Tangannya tergerak untuk mengelus rambut Yuta yang sedikit berantakan.

"Yuta, kau tau apa yang harus kita lakukan bukan?" tanya Johnny lembut

Yuta masih terisak namun perlahan ia menjauhkan tubuhnya dan menatap kearah Johnny dengan pandangan sendu.

"a-aku takut hyung.." ucapnya pelan

"Jangan takut, aku akan melakukannya dengan cepat, tidak akan terasa sakit percayalah" ujar Johnny menyakinkan

Psycho's Love [Kookga]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang