chap 14

2K 177 11
                                    

Tak membuang waktu lagi Jungkook pun pergi untuk menemui appa nya. Ini pasti soal penyerangan yang terjadi pada nya beberapa saat lalu. Pasti identitas pelakunya sudah diketahui dan lihat saja nanti keluarga Jeon tak akan tinggal diam jika menyangkut keselamatan anggota keluarga.

Happy Reading
.
.
.
.
.
.
.


⚫⚫⚫

Kini Jungkook sudah ada diruang kerja appa nya. Ia hanya duduk diam disofa panjang sedangkan sang appa duduk disofa single sambil memegang dokumen yang berisi identitas dari orang orang yang menyerang nya beberapa saat lalu.

"aku sudah meninjau tempat penyeranganmu bersama beberapa polisi" ujar appa Jeon sambil menyodorkan dokumen ditangannya

"mereka bukan dari kelompok besar meraka hanya kacung saja" sambung appa Jeon sambil menyamankan posisi duduknya

Jungkook membuka dokumen yang baru saja diberikan appa nya. Ternyata tak hanya identitas saja tapi juga keadaan dari orang orang yang sudah tak bernyawa itu. Jungkook memperhatikan foto foto yang ada didalam dokumen

Usus usus yang terburai itu sudah tak lagi berwarna merah pekat tapi sudah menjadi pucat mungkin juga karena terendam air hujan lumayam lama. Tapi ada satu yang menarik perhatian Jungkook, satu buah organ yang masih menempel pada rangka tubuh.

Jungkook tak tau pasti entah itu hati, lambung atau justru jantung karena keadaan si tubuh sudah tak berbentuk lagi. Sementara itu appa Jeon yang melihat gerak gerik aneh putranya hanya tersenyum mengejek. Ia sudah tau ini akan terjadi maka dari itu ia sudah mengantisipasinya dari awal.

"aku sudah membawakanmu beberapa" ujar appa Jeon

Jungkook lantas menoleh dan mengangkat sebelah alisnya seolah bertanya 'apa yang kau bawa?'

"ambillah dibawah meja kerjaku" appa Jeon langsung menjawab pertanyaan putranya yang tak terucap itu

Jungkook lantas bangkit lalu menuju ke meja kerja appanya. Ada sebuah kotak disana, Jungkook pun mengambilnya. Seringai mengerikan terpampang jelas diwajah Jungkook kala mengetahui apa yang ada didalam kotak itu. Dua buah ginjal, hati dan sepasang bola mata. Ah.. akhirnya koleksi Jungkook bisa bertambah.

"pergilah aku yakin kau sudah tak sabar memajang benda benda kesukaanmu itu"

Tepat setelah appa Jeon berujar, Jungkook pun pergi tapi ia masih tau diri untuk menyampaikan rasa terimakasihnya ya meski tak bicara secara langsung dan hanya melalui tatapan mata saja. Tapi Jungkook yakin appanya bisa menangkap maksud yang ia sampaikan.









⚫⚫⚫
Kini Jungkook sudah kembali ke kamarnya setelah beberapa saat lalu memajang koleksi koleksi barunya di ruangan khusus. Kini Yoongi juga sudah terbangun ia duduk diatas pangkuan Jungkook dan menyandar lemas pada dada tegap itu.

"Kookie.. kepalaku pusing.." lirih Yoongi

Sebagai informasi saja. Yoongi sudah mengeluh kan pusing dikepalanya sejak setengah jam yang lalu dan saat Jungkook ingin memanggilkan dokter Yoongi malah menolak dan mengatakan bahwa ia tak butuh dokter atau nanti akan sembuh sendiri.

"Kookie.."

"kalau kau mengeluh lagi aku akan langsung memanggil dokter" mutlak Jungkook

Mungkin ini sudah lama tidak disinggung. Tapi mari diingat sekali lagi bahwa kesabaran seorang Jeon Jungkook itu hanya setipis kertas.

Sementara Yoongi yang mendengar kalimat itu hanya bisa terdiam. Ia tak tau mengapa hatinya terasa sakit saat Jungkook bicara dengan begitu mutlak padanya. Ia merasa Jungkook sedang membentaknya. Ah.. mungkin ini bawaan demam saja. Pikir Yoongi.

Psycho's Love [Kookga]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang