chap 31

1.1K 131 39
                                    

Happy Reading
.
.
.
.
.
.
.

⚫⚫⚫
Hari mulai menggelap tapi itu seolah bukan hambatan bagi mereka semua untuk terus berperang melawan musuh. Baik kubu Jungkook maupun kubu keluarga Jung keduanya sama sama bringas dalam bertarung. Jangan tanya sudah berapa banyak nyawa yang melayang. Karena jawabannya sudah pasti banyak sangat banyak malah.

Tentu saja korban yang jatuh didominasi oleh kubu keluarga Jung mereka memang menang jumlah tapi mereka kalah dalam hal strategi. Buktinya saja mereka sudah mendapat dua kali bala bantuan tapi tetap saja terdesak dengan pasukan Jungkook. Apa Jungkook ikut campur dalam menumbangkan musuhnya??

Jawabannya tentu tidak. Setelah membunuh satu satunya pewaris keluarga Jung ia langsung kembali ke gedung timur dan menyerahkan pasukan lawan sepenuhnya kepada anak buahnya. Lalu kenapa sekarang pasukan keluarga Jung yang jumlahnya tidak dapat dikatakan sedikit itu bisa terdesak padahal hanya ada anak anak buah Jungkook saja disana.

Kuncinya ada ditim pebembak jitu. Mereka yang menumbangkan sebagian besar musuh dibawah sana. Meski dari ketinggian dan dengan jarak yang lumayan jauh mereka masih bisa menembak musuh bahkan yang sudah masuk kemedan perang dibawah sana dan bercampur aduk dengan pasukan sendiripun bisa mereka bidik dengan tepat.

"persediaan peluru kita menipis hyung" Jeno berujar sambil tetap fokus pada musuh dibawah sana

"biar aku yang mengambilnya" usul Yuta

"tidak tidak.. kau gila?! Musuh masih terlalu banyak dibawah" Johnny menentang keras tanpa mengalihkan perhatiannya dari musuh

"tapi Jeno benar amunisiku bahkan hanya tinggal beberapa buah saja" ujar Yuta sambil kembali fokus membidik musuh

"Nakamoto jangan bilang kau berniat mengambil amunisi digedung timur sendirian"

Suara Taeyong terdengar melalui alat komunikasi yang menghubungkan mereka. Yuta sedikit tersentak bagaimana bisa ia lupa kalau mereka saling terhubung melalui alat itu?? Kalau sudah begini pemuda bermarga Lee yang sayangnya adalah ketua tim mereka itu pasti akan melarangnya habis habisan.

"maaf ketua tapi keadaannya mendesak sekarang amunisi kami benar benar menipis" Yuta mencoba menyakinkan

"kau bisa meminta yang lain mengantarkan amunisi pada timmu Nakamoto!" nada suara Taeyong terdengar tak suka

"aku bisa menyuruh salah satu anak buahku untuk membawakan amunisi" seseorang tiba tiba mengusul suaranya terdengar seperti Mingyu

"kalian sudah punya misi masing masing lakukan saja misi kalian, aku akan mengambilnya sendiri percayalah padaku" balas Yuta

"Yak! sialan!! Nakamoto Yuta!!!" Johnny mengumpat antara kesal dan khawatir

Bagaimana tidak kesal coba?? Bocah Jepang itu dengan seenak jidat langsung berlari memasuki gedung untuk mengambil amunisi dilantai dasar gedung timur.

"Johnny..?"

"maaf ketua tapi Yuta sudah turun kebawah" balas Johnny

"shit!"

Johnny sedikit meringis mendengar umpatan ketuanya. Kentara sekali seberapa besar kekesalan ketuanya saat ini. Tolong jangan salahkan Johnny salahkan saja Yuta yang memang sifat keras kepalanya sudah mendarah daging.

Sementara itu Yuta kini tengah berjalan mengendap endap menuju gedung timur. Pasalnya senjata seperti laras panjang dan pistol hanya ada digedung timur sedangkan gedung utara dikhususkan untuk menyimpan senjata yang memiliki daya ledak dari mulai ranjau, bom sampai bazooka. Lalu gedung barat difungsikan sebagai tempat latihan sekaligus asrama.

Psycho's Love [Kookga]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang