Ch. 7

480 80 20
                                    

"Jian, bangun," seseorang menggoyangkan tubuh jisung pelan.

Pemuda tupai itu kemudian menggeram pelan sambil membawa selimut menutup wajahnya.

"Ji, gue lagi buru-buru ini," hyunjin masih berusaha membangunkan jisung.

"Kenapa sih, la. Gue masih ngantuk," suara serak khas bangun tidur keluar dari mulut jisung.

"Ck, serah lo deh. Gue ada kelas pagi hari ini. Bu Airin yang ngajar, gue gamau diomelin. Ada makanan di meja, tinggal di angetin buat lu sarapan. Gue tinggal ya ji," hyunjin mengusak surai halus jisung dari luar selimut kemudian beranjak pergi.

"Ganggu gue tidur aja," gumam jisung kesal. Pasalnya, sekarang pemuda itu tak lagi bisa tertidur. Rasa kantuknya dibawa pergi oleh hyunjin.

Ia segera menyibak selimut dari atas tubuhnya. Kaki mungil jisung segera menapak pada lantai dingin kamar hyunjin. Pemuda tupai itu kemudian berjalan gontai menuju dapur guna mendapat sedikit makanan untuk mengisi perut.
Sesampainya ia di dapur, tungkainya ia arahkan menuju lemari pendingin. Netranya menangkap sebuah sticky notes tertempel di dinding kulkas.

"Jian, ada pancake di bawah tudung saji, sekalian kemarin gue bawa brownie buatan felix dari coffee shop gue. Dimakan ya ji -sekala"

"Jangan manis-manis elah, baper nih gue," jisung tersenyum sambil berbicara pada dirinya sendiri. Setelah itu, ia meremas sticky notes itu dan membuangnya di tempat sampah.

"Gue bisa baper beneran sama lo, sekala."

"Kak ino jangan pergi," suara rewel jeongin pada pagi hari terdengar begitu mengganggu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kak ino jangan pergi," suara rewel jeongin pada pagi hari terdengar begitu mengganggu.

"Kakak harus kerja, sayang. Kakak janji, nanti malam kakak engga lembur buat kamu, ya?" Minho tatap jeongin dengan lembut.

"Engga mau, kak ino bohong," rajuk jeongin. Kedua lengannya ia lipat didepan dada, dan pipinya menggembung lucu. Hal itu sontak mengundang kedua tangan minho untuk menarik pipi gembil jeongin.

"Ih lucunyaa," minho berujar tertahan yang disahuti pekikan kesakitan oleh sang pemilik pipi.

"Adek, biarin kak ino kerja sayang," seru yoona dari dapur.

"Bunaa, kok ga belain adek?" Si kecil merengut kesal.

"Adek mau apa? Nanti kakak beliin abis pulang kerja," tawar minho. Sungguh, ia habis akal kalau melawan jeongin yang sedang merajuk, tidak akan ada habisnya.

"Strawberry cheese cake tiga, sama kak ino gaboleh pulang lewat dari jam tujuh. Kalau lewat, adek gamau ketemu kakak," si rubah berbicara mengancam. Matanya yang memicing tajam memberikan sensasi mengerikan untuk minho sekejap.

"Iya, kakak janji. Kakak berangkat ya?"

"Huum, hati-hati kak," jeongin mengecup lembut pipi minho.

𝘴𝘦𝘯𝘫𝘢𝘬𝘢𝘭𝘢 ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang